Keluhan Nyeri Kepala

Keluhan Nyeri Kepala

“Aduh, migrain-ku kumat, nyeri sekali kepala di sebelah kiri”

 

“Kepala saya seperti terikat dan tertekan, terus menerus sampai tidak bisa tidur”

 

“Sebulan terakhir saya merasakan nyeri kepala, setelah minum obat pereda nyeri, nyeri kepala terasa membaik tapi tidak hilang. Sekarang nyeri kepala saya kok terasa lebih berat, ya?”

 

Sahabat Hermina, ilustrasi keluhan nyeri kepala di atas sering ditemui pada kehidupan sehari-hari. Intensitas keluhan yang ringan sedang, tetapi mengganggu aktivitas membuat pasien sering membeli obat sendiri untuk menghilangkan gejala. Pada kenyataannya tidak semua keluhan nyeri kepala dapat teratasi sempurna karena bentuk nyeri yang beragam dan gejala lain yang menyertai membuat manajemen yang individualistik pada tiap penderita.

Berdasarkan data, 90% nyeri kepala tidak berbahaya dan dapat teratasi dengan pemberian obat pereda nyeri, minum air putih serta istirahat yang cukup. Jenis nyeri kepala tersebut dikenal sebagai nyeri kepala primer seperti migrain atau tension type headache, tetapi terdapat kondisi saat keluhan nyeri kepala merupakan gejala dari penyakit tertentu seperti stroke, infeksi atau dikenal dengan nyeri kepala sekunder. Pasien dengan nyeri kepala sekunder memerlukan penanganan lebih lanjut karena dapat disebabkan oleh kondisi yang membahayakan nyawa.

 

Kondisi nyeri kepala yang perlu dicurigai berhubungan dengan nyeri kepala sekunder antara lain:

  • Usia diatas 50 tahun
  • Mendadak dan memberat dengan cepat (dalam hitungan menit)
  • Pola nyeri kepala yang berbeda dari sebelumnya
  • Pemberatan keluhan dengan batuk, bersin atau mengejan
  • Gangguan penglihatan atau keluhan mata kabur
  • Penurunan kesadaran, kejang atau gejala neurologis lain seperti kelemahan anggota gerak dan kesemutan
  • Terdapat infeksi, seperti sinusitis, infeksi telinga maupun gigi serta riwayat trauma, kanker, maupun manipulasi daerah leher
  • Kondisi HIV atau penurunan sistem imun

 

Pasien dengan keluhan nyeri kepala sekunder memerlukan penegakan diagnosis yang cermat untuk menunjang manajemen yang tepat. Pemeriksaan lanjutan, seperti pemeriksaan fisik oleh tenaga ahli dan pencitraan, dibutuhkan untuk manajemen nyeri kepala sekunder yang menyeluruh.

Salah satu teknik pencitraan yang dapat digunakan adalah dengan computed tomography atau lebih dikenal dengan CT scan. Pemeriksaan CT Scan kepala dapat membantu mendeteksi kelainan tulang dan struktur otak dalam kondisi darurat seperti perdarahan otak atau tumor yang dapat menjadi penyebab nyeri kepala dan gejala yang menyertai. Waktu yang relatif singkat dan ketersediaan dibanyak fasilitas kesehatan menjadikan CT scan pilihan dalam penunjang penegakan diagnosis nyeri kepala sekunder.

 

Sahabat Hermina, saat ini RS Hermina Yogyakarta memiliki beberapa ahli saraf dalam mengevaluasi nyeri kepala disertai fasilitas pemeriksaan CT Scan untuk menunjang diagnosis penyebab nyeri kepala sekunder. Jika mendapati keluhan bukan nyeri kepala biasa, jangan ragu untuk periksakan segera.

Cookie membantu kami memberikan layanan kami. Dengan menggunakan layanan kami, Anda menyetujui penggunaan cookie kami.