Kenali Lebih Jauh Tuberkulosis

Kenali Lebih Jauh Tuberkulosis

Tuberkulosis (TB) telah menginfeksi 10 juta orang pada tahun 2019 dan menyebabkan 1,4 juta kematian. Indonesia merupakan negara dengan jumlah penderita TB nomor 2 terbanyak di dunia. Di tahun yang sama, 845.000 orang terinfeksi TB di Indonesia dan 96.000 diantaranya meninggal dunia (11,36 %). Pandemi Covid-19 menyebabkan penurunan diagnosis dan perawatan pasien TB sebanyak 1 juta orang di 23 negara.

 

Gejala TB terdiri dari gejala pernapasan seperti batuk berdahak lebih dari 2 minggu yang tidak hilang dengan pemberian antibiotik, sesak napas, nyeri dada dan kadang terdapat batuk dahak bercampur darah. Selain gejala pernapasan juga terdapat demam, penurunan nafsu makan, penurunan berat badan, keringat malam serta lesu, letih dan lemah.

 

Penularan TB terjadi melalui droplet yang dikeluarkan ketika seseorang itu batuk, bersin maupun berbicara. Pasien TB yang belum diobati dapat menularkan sampai 15 orang di sekitarnya jika tidak diobati. Kuman TB dapat bertahan di ruangan tertutup dengan ventilasi buruk hingga berminggu-minggu, dan apabila dihirup oleh orang lain, maka orang tersebut apabila kekebalan tubuhnya rendah dapat tertular TB.

 

Penyebab TB adalah kuman Mycobacterium tuberculosis. Kuman tersebut mempunyai karakteristik tergantung pada oksigen, pertumbuhannya lambat, mutan resisten tumbuh cepat. Pada kavitas, kuman TB tumbuh cepat karena kavitas mengandung banyak oksigen. Pada perkijuan kuman TB akan tumbuh lebih lambat. Jumlah kuman, kecepatan metabolisme akan berbeda dari satu lesi ke lesi yang lain sehingga respons pengobatan berbeda.

 

Obat Anti Tuberkulosis (OAT) mempunyai efek bakterisidal sehingga dapat membunuh basil dengan metabolis aktif dalam jumlah banyak. Efek sterilisasi dapat membunuh basil dorman atau basil yang membelah intermiten/jarang. Itulah mengapa OAT terdiri dari kombinasi 4 macam obat serta untuk mencegah terjadinya resistensi.

 

Pengobatan juga diberikan selama minimal 6 bulan serta diminum dalam dosis tunggal. Obat yang disediakan pemerintah sudah merupakan gabungan dari keemat obat tersebut sehingga diminum berdasarkan berat badan pasien.  Penggunaan obat yang tidak benar akan menyebabkan timbulnya kebal obat, sehingga obat sudah tidak mempan lagi untuk digunakan.

 

Kerja sama seluruh pihak dibutuhkan untuk mengeliminasi TB. Semakin cepat TB ditemukan dan diobati, semakin sedikit penularan yang terjadi. Apabila dalam suatu keluarga terdapat satu orang yang menderita TB maka perlu ditelusuri apakah kontak erat serumahnya sudah terinfeksi TB atau belum, tertama anak di bawah 5 tahun harus dibawa ke dokter anak untuk dilihat apakah sudah tertular TB atau belum, dan apakah bisa diberikan obat pencegahan TB. Mari bahu membahu membasmi TB, TOSS TB, Temukan Obati Sampai Sembuh.

 

Jika Anda Mengalami gejala seperti diatas, segera konsultasikan kesehatan anda dengan dokter spesialis paru.

 

Cookie membantu kami memberikan layanan kami. Dengan menggunakan layanan kami, Anda menyetujui penggunaan cookie kami.