Kenali Seputar Infeksi Saluran Kemih

Kenali Seputar Infeksi Saluran Kemih

 

Infeksi saluran kemih (ISK) adalah kondisi di mana terjadinya infeksi pada organ yang termasuk di dalam sistem kemih, yaitu, ginjal, Ureter, kandung kemih, dan juga uretra.

Mekanisme Terbentuknya urine, Berawal dari ginjal, zat sisa di dalam darah disaring dan dikeluarkan dalam bentuk urine. Selanjutnya, urine dialirkan dari ginjal melalui ureter menuju kandung kemih. Setelah ditampung di kandung kemih, urine akan dibuang ke luar tubuh melalui saluran yang disebut uretra

Jenis Infeksi Saluran Kemih

Berdasarkan bagian yang terinfeksi, infeksi saluran kemih (ISK) terbagi menjadi dua jenis, yaitu:

  • ISK atas, yaitu infeksi yang terjadi pada organ yang terletak sebelum kandung kemih, yaitu ginjal dan ureter
  • ISK bawah, yaitu infeksi di kandung kemih bagian bawah, yaitu kandung kemih dan uretra

ISK atas lebih berbahaya dan harus segera ditangani. Jika dibiarkan, infeksi di ginjal dapat menyebar luas ke seluruh tubuh.

 

Penyebab Infeksi Saluran Kemih

Infeksi saluran kemih biasanya terjadi saat bakteri masuk ke saluran kemih melalui uretra dan berkembang di kandung kemih. Jika tidak ditangani, bakteri dapat menyebabkan infeksi sampai ke ginjal..

Faktor Risiko Infeksi Saluran Kemih

Infeksi dapat terjadi pada semua umur, baik anak-anak, dewasa ataupun lansia.

Perempuan menjadi lebih rentan karena saluran urethra hanya memiliki panjang sekitar 4 cm (pria mencapai 16-20cm), sehingga bakteri lebih mudah mencapai kandung kemih dan ginjal Infeksi saluran kemih lebih umum terjadi pada wanita, Untuk menghindarinya, kamu perlu tahu beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya gangguan ini. Berikut faktor risiko dari gangguan ini:

  • Aktif secara seksual.
  • Anatomi tubuh wanita yang memiliki uretra lebih pendek dibandingkan pria.
  • Menggunakan jenis alat kontrasepsi tertentu.
  • Sudah menopause. Setelah menopause, berkurangnya hormon estrogen membuat saluran kemih lebih mudah terinfeksi. Karena hilangnya flora vagina yang melindungi
  • Mengalami penyumbatan di saluran kemih: Pembesaran prostat, Penyempitan saluran kencing
  • Menggunakan kateter. Penggunaan kateter karena tidak bisa berkemih bisa mengundang bakteri masuk ke saluran kemih.
  • Mendapatkan operasi atau pemeriksaan saluran kemih.
  • Saluran abnormal: Anatomi saluran kemih yang abnormal sehingga tak bisa berkemih secara wajar juga menjadi faktor infeksi.
  • Masalah imun: Ketika kekebalan tubuh berkurang, misalnya karena mengidap diabetes, bakteri lebih mudah masuk.
  • Batu Saluran Kemih: Batu dapat menjadi sumber infeksi karena merupakan benda asing yang menjadi tempat berkembangnya bakteri di dalam saluran kemih.
  •  

Wanita yang memiliki kebiasaan menyeka area kemaluan setelah buang air kecil dari arah belakang ke depan, juga risiko terserang penyakit ini. Sebab, uretra terletak berdekatan dengan anus yang cenderung memiliki banyak bakteri.

Berhubungan intim juga bisa menyebabkan bakteri masuk ke saluran kemih, selain dari kebiasaan jorok setelah buang air kecil. Berdasarkan hal tersebut, membersihkan area kemaluan setelah melakukan hubungan intim merupakan hal yang sangat penting.

Gejala Infeksi Saluran Kemih

Gangguan ini menyebabkan lapisan saluran kemih menjadi merah dan mengalami peradangan (iritasi). Akibat hal tersebut, ada beberapa gejala yang dapat ditimbulkan, seperti:

  • Kemaluan terasa terbakar ketika buang air kecil;
  • Sering ingin buang air kecil, meskipun urine yang keluar sedikit; (Anyang2an)
  • Nyeri atau tekanan di punggung, Pinggang atau perut bagian bawah;
  • Kencing berdarah atau berwarna lebih gelap;
  • Urine berbau menyengat;
  • Lebih sering buang air kecil di malam hari;
  • Nyeri saat berhubungan seksual;
  • Terasa sakit pada penis;
  • Merasa lelah atau gemetar; dan
  • Demam atau kedinginan (mengindikasikan infeksi mungkin sudah mencapai ginjal).

Diagnosis Infeksi Saluran Kemih

Beberapa tes dan prosedur yang bisa digunakan untuk mendiagnosis infeksi saluran kemih, yaitu:

  • Melakukan urinalisis, yaitu menganalisis sampel urine, untuk mencari sel darah putih, sel darah merah, atau bakteri.
  • Melakukan kultur urine yang berguna menentukan jenis bakteri yang ada untuk menentukan perawatan yang tepat.
  • Tes Pencitraan. Dokter bisa merekomendasikan USG, CT scan, atau MRI untuk melihat gambar saluran kemih
  • Melakukan sistoskopi, pemeriksaan menggunakan alat khusus yang dimasukkan dari uretra untuk melihat ke dalam kandung kemih.

Pengobatan Infeksi Saluran Kemih

Pengobatan ISK yang paling umum dilakukan adalah dengan pemberian antibiotic yang sesuai dengan kuman. Obat ini mampu membunuh bakteri, sehingga menuntaskan infeksi yang terjadi. Selain itu, pastikan juga untuk menghabiskan antibiotik sesuai dengan resep dari dokter agar ISK tuntas dan tubuh tidak resistensi obat nantinya. Kita juga harus menghilangkan sumber infeksinya.

Perlu juga untuk mengonsumsi lebih banyak air putih agar bakteri bisa hilang dari sistem saluran kemih. Tentunya hal ini harus didampingi dengan mengonsumsi obat secara rutin. Selain itu, dokter juga dapat meresepkan obat untuk meredakan rasa sakit, serta penurun demam jika memang ada keluhan nyeri dan demam.

Dalam kasus yang kompleks, Tirah baring dan antibiotik dalam jangka waktu lebih panjang atau intravena mungkin diperlukan,.

Komplikasi Infeksi Saluran Kemih

Infeksi yang tidak segera diatasi dapat memicu terjadinya urosepsis, yaitu kondisi ketika bakteri di ginjal yang terinfeksi menyebar ke darah. Hal ini dapat menyebabkan banyak dampak buruk, seperti syok hingga kematian. Selain itu, dalam beberapa kasus infeksi saluran kemih juga bisa menyebabkan:

Bila tak segera diobati, ISK dapat menimbulkan komplikasi, seperti:

  • Kerusakan ginjal atau gagal ginjal permanen
  • Penyempitan uretra pada pria atau striktur
  • Beberapa bakteri dapat menyebabkan terjadinya pembentukan batu saluran kemih
  • Bayi lahir prematur atau bobotnya rendah pada ibu hamil: Infeksi saluran kemih lebih merupakan kekhawatiran pada kehamilan karena meningkatnya risiko infeksi ginjal. Selama kehamilan, tingkat progesteron yang tinggi meningkatkan risiko berkurangnya tonus otot ureter dan kandung kemih, yang mengakibatkan lebih besarnya kemungkinan refluks, yakni urin mengalir kembali ke ureter di bagian atas dan menuju ginjal . Meskipun risiko bakteriuria asimtomatik tidak meningkat pada perempuan yang hamil, bila terdapat bakteriuria maka mereka memiliki risiko infeksi ginjal sebesar 25-40%.[10] Oleh karena itu bila pemeriksaan urin menunjukkan tanda-tanda infeksi—meskipun tanpa gejala—sebaiknya diberikan terapi

 

Pencegahan Infeksi Saluran Kemih

Berikut ini cara mencegah infeksi saluran kemih, meliputi:

  • Tidak menahan kencing;
  • Selalu membersihkan area kemaluan dari depan ke belakang setelah berkemih;
  • Minum banyak air Putih min 2L/hari
  • Semprotan kebersihan area wanita, pewangi area kewanitaan, dan produk-produk lain untuk area kewanitaan harus dihindari karena hanya akan mengiritasi mukosa;
  • Bersihkan area genital sebelum melakukan hubungan intim;
  • Setelah berhubungan intim, buang air kecil. Hal ini bertujuan untuk menyingkirkan bakteri yang mungkin telah masuk ke uretra;
  • Jangan menggunakan celana dalam selama berhari-hari; dan
  • Jangan menggunakan pakaian bawahan yang ketat karena akan meningkatkan kelembapan.
  • Pada anak-anak, mengganti popok tanpa menunggu penuh akan menghambat pertumbuhan bakteri yang bisa memicu infeksi.
  •  

Kapan Harus ke Dokter?

Jika kamu mengalami salah satu atau lebih gejala infeksi saluran kemih, ada baiknya segera melakukan pemeriksaan medis. Apabila penyakit ini mendapat diagnosis dini, maka kemungkinan terjadinya komplikasi bisa dicegah. Semakin cepat pemeriksaan dilakukan, semakin baik.

 

Cookie membantu kami memberikan layanan kami. Dengan menggunakan layanan kami, Anda menyetujui penggunaan cookie kami.