Kendala Pada Awal Masa Menyusui dan Bagaimana Solusinya?

Kendala Pada Awal Masa Menyusui dan Bagaimana Solusinya?

Sahabat Hermina, menyusui merupakan salah satu fase terpenting bagi ibu dan bayi. Saat menyusui, anak bisa mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan untuk tumbuh dan perkembangannya. Namun, untuk ibu yang baru pertama kali menyusui, terdapat beberapa masalah yang sering timbul, di antaranya yaitu :

  1. Bingung puting

Adalah suatu keadaan dimana bayi rewel/menangis “seolah-olah” menolak menyusu karena sebelumnya telah diberikan dot. Hal ini terjadi karena mekanisme menyusu (netek) dan ngedot berbeda, dan bayi (neonatus) belum bisa membedakannya karena perkembangan saraf pusat yang belum sempurna. Karena itu pada saat lahir, dilakukan IMD dan bayi dirawat gabung dengan ibunya supaya bayi ‘belajar’ menyusu (netek). Jika bayi sudah berusia > 3 bulan, bayi sudah bisa menyesuaikan dirinya dan sudah pandai menetek maupun mengedot (minum susu/ASI perah dari dot).

Cara mengatasi bingung puting adalah dengan melakukan skin to skin contack,  dan bayi maupun ibu belajar menyusui kembali. Mengapa perlu dilakukan skin to skin contact ? Untuk menimbulkan kembali “bonding” atau ikatan batin antara bayi dengan ibunya sehingga  bayi kembali mau menyusu dan ibu juga kembali termotivasi untuk menyusui bayinya. Cara melakukan skin to skin contact : ibu melepas seluruh pakaian bagian atas, pakaian bayi juga dilepas (hanya memakai celana/popok saja), kemudian bayi diletakkan/ditidurkan  di dada ibunya. Jika bayi haus, bayi langsung disusui ibunya/tidak diberi dot. Agar proses ini berhasil, perlu dukungan supporting team. Aktivitas ini dilakukan selama beberapa jam (4-8 jam) perhari, sampai akhirnya bayi kembali mau menyusu

  1. Payudara/puting lecet

Terjadi karena perlekatan yang tidak tepat/tidak benar antara bayi dengan payudara ibunya. Selain menyebabkan lecet, perlekatan yang tidak benar juga menyebabkan keluarnya ASI tidak lancar, sehingga bayi tidak cepat kenyang. Kondisi ini membuat waktu menyusui jadi lama dan memperparah lecet/luka yang terjadi. Lecet/luka terjadi pada pangkal puting akibat tekanan dari gusi bayi, dan pada ujung puting karena bergesekan dengan lidah bayi yang kasar. Lecet/luka pada puting meniimbulkan rasa nyeri yang sangat pada ibu saat bayi menyusu. Apa yang dilakukan ibu jika putingnya lecet ?

  1. Jika sampai luka/berdarah/bernanah, ibu boleh tidak menyusui bayinya. Payudara yang putingnya lecet, diistirahatkan (tidak disusukan ke bayinya). ASI diperah secara rutin (payudara dikosongkan) agar produksi ASI tetap terjaga. ASI perah diberikan ke bayi dengan sendok/pipet/gelas khusus untuk ASI. Sebisa mungkin tidak diberikan lewat dot untuk menghindari bingung puting
  2. Jika lecetnya ringan atau ibu masih bisa menahan nyeri, bayi boleh tetap menyusu
  1. Payudara penuh

Suatu kondisi dimana ibu merasa payudara terasa berat, penuh, dan kencang. Hal ini terjadi karena produksi ASI sudah banyak, sementara bayi belum pandai menyusu atau bayi tidur lama dan sulit dibangunkan untuk menyusu. Jika ibu mengalami hal seperti ini, ASI nya diperah supaya payudara terasa lebih ringan/tidak kencang lagi. Untuk mencegah payudara penuh, pengosongan ASI harus teratur, dengan cara disusukan langsung ke bayinya atau diperah.

  1. Payudara bengkak

Jika payudara yang penuh tersebut tidak dikeluarkan (diperah) ASI nya, maka payudara akan bengkak. Ibu merasakan nyeri dan suhu tubuh meningkat (ibu mengalami demam). Istilah lain dalam bahasa Jawa untuk kondisi ini adalah NGERANGKAI. Kondisi ini juga diperparah oleh tidak lancarnya aliran ASI. Untuk mencegah payudara bengkak adalah dengan melakukan pengosongan payudara secara teratur, baik dengan disusui langsung maupun diperah. Jika payudara bengkak telah terjadi, untuk mengatasinya, dilakukan kompres hangat pada payudara, kemudian dimassage, dan setelah itu ASI dikeluarkan/diperah/disusui langsung ke bayinya. Pijat oksitosin juga dilakukan untuk mengaktifkan produksi dan kerja dari hormon oksitosin untuk melancarkan keluarnya ASI.

 

  1. Mastitis

Jika payudara yang bengkak ini tidak ditatalaksana dengan baik, maka dapat terjadi mastitis. Selain payudara terasa berat, penuh, kencang, nyeri, dan ibu merasakan demam, kulit payudara berwarna kemerahan. Bagaimana solusinya? selain melakukan tatalaksana payudara bengkak, ibu mendapat terapi antibiotik dan antipiretik/antinyeri.

  1. Abses payudara

Jika mastitis tidak ditatalaksana dengan benar, terjadi abses payudara. Payudara yang semula teraba keras pada mastitis, pada bagian tertentu berubah menjadi lunak dan berfluktuatif. Ibu sudah tidak demam dan nyeri lagi. Yang harus dilakukan adalah insisi, dan terapi antibiotik dan antipiretik. Ibu sementara tidak menyusui bayinya di payudara yang mengalami abses. Payudara tetap dikosongkan dengan pemerahan secara teratur untuk menjaga produksi ASI. ASI yang diperah boleh diberikan ke bayi jika tidak terkontaminasi oleh nanah dan atau darah. Jika terkontaminasi, ASI perah dibuang.

Untuk menunjang keberhasilan laktasi diperlukan juga kebijakan-kebijakan pemerintah dalam bentuk perundang-undangan  sebagai berikut.

  1. Penyediaan bilik menyusui di tempat-tempat umum
  2. Peraturan tentang iklan susu formula
  3. Peraturan cuti melahirkan bagi para wanita pekerja
  4. Peraturan yang mewajibkan tempat kerja menyediakan tempat untuk memerah ASI dan waktu untuk melakukannya
  5. Peraturan yang melarang rumah sakit/rumah bersalin menyediakan susu formula
  6. Dll

Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat berbagai permasalahan yang bisa saja terjadi pada permulaan masa menyusui. Namun, penting untuk mencari solusi pada masalah tersebut agar manfaat yang terkandung dalam ASI ibu dapat terus dirasakan oleh sang buah hati untuk tumbuh kembangnya.

dr. Shinta Riana Setiawati, Sp.A

Dokter Spesialis Anak RS Hermina Solo

Hermina Hospitals :
Mobile Apps : Hermina Mobile Aplikasi

Call Center : 1500488

www.herminahospitals.com

Cookie membantu kami memberikan layanan kami. Dengan menggunakan layanan kami, Anda menyetujui penggunaan cookie kami.