Kerusakan Saraf Optik Pada Mata (Glaukoma)

Kerusakan Saraf Optik Pada Mata (Glaukoma)

Sahabat Hermina, perlu kita sadari bahwa kesehatan mata sangatlah penting karena mata bagian dari panca indera yang perlu kita jaga. Salah satu masalah kesehatan mata yang sering timbul adalah Glaukoma.

Glaukoma adalah penyakit yang menyerang saraf optik. Adapun fungsi saraf optik adalah mengirimkan informasi visual dari mata ke otak untuk memaksimalkan penglihatan. Kerusakan saraf optik terjadi karena tekanan bola mata yang tinggi, namun kondisi ini dapat terjadi bahkan dengan tekanan mata normal. Kondisi mata ini dapat terjadi pada usia berapa pun, tetapi lebih sering terjadi pada orang dewasa yang lebih tua. Glaukoma sendiri adalah salah satu penyebab utama kebutaan bagi orang berusia lebih dari 60 tahun. Seringkali glaukoma tidak menunjukkan adanya gejala. Penyakit ini bersifat progresif dimana pengidapnya mungkin tidak menyadari adanya perubahan penglihatan hingga mengalami kebutaan. Oleh karena itu, penting untuk melakukan pemeriksaan mata secara teratur yang mencakup pengukuran tekanan bola mata. Secara spesifik, penyebab glaukoma adalah peningkatan  tekanan intraokular karena produksi cairan akuos humor pada bilik mata depan (cairan bening di dalam bola mata yang diproduksi oleh badan siliari secara terus-menerus).

Glaukoma dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan penyebabnya, yaitu:

  • Glaukoma sudut terbuka: merupakan jenis glaukoma yang terjadi karena saluran trabecular meshwork (saluran pengalir aqueous humour) tersumbat sebagian.
  • Glaukoma sudut tertutup: jenis glaukoma yang terjadi karena saluran trabecular meshwork tertutup atau tersumbat sepenuhnya. Jenis glaukoma ini sering ditemukan pada orang Asia.
  • Glaukoma kongenital: disebabkan oleh kelainan yang terjadi pada bayi baru lahir atau kondisi bawaan.
  • Glaukoma tekanan normal: merupakan bagian dari glaukoma sudut terbuka dimana kerusakan saraf mata yang terjadi walaupun tekanan bola matanya dalam batas normal. Biasanya, jenis glaukoma ini dipengaruhi oleh abnormalitas hematologi atau aliran darah yang tidak baik.
  • Glaukoma sekunder: disebabkan oleh komplikasi dari penyakit lain, seperti diabetes atau hipertensi. Atau, glaukoma sekunder juga bisa diakibatkan penggunaan obat-obatan tertentu seperti steroid.

Gejala Glaukoma

Gejala pada glaukoma dibedakan menjadi yang akut dan kronik. Gejala glaukoma akut yaitu mata merah, pandangan buram, nyeri pada mata dan kepala yang dapat disertai mual dan muntah. Pada glaukoma yang kronik didapatkan tekanan bola mata yang tinggi dengan lapang pandang menyempit seperti mengintip pada lubang atau mengerucut membentuk terowongan.

 

Pengobatan glaukoma biasanya dilakukan berdasarkan 3 metode, antara lain:

1. Penggunaan obat-obatan

Pasien biasanya akan diresepkan obat tertentu oleh dokter. Ada dua jenis obat yang dapat diberikan, yaitu obat tetes mata dan obat minum. 

2. Laser mata

 Laser mata ini dilakukan untuk membantu meningkatkan pengeluaran cairan akuos humor pada bola mata. Dua jenis tindakan laser yang digunakan untuk mengobati glaukoma adalah trabekuloplasti dan iridotomi.

3. Operasi Pembedahan

Operasi pembedahan akan dilakukan sebagai langkah terakhir jika penggunaan obat-obatan dan tindakan laser tidak dapat mengurangi tingkat keparahan glaukoma. Operasi ini bertujuan untuk membuat jalur lain agar cairan akuos lebih mudah keluar dari bilik mata depan.

 

Pencegahan Glaukoma

Perlu diketahui bahwa kita dapat melakukan beberapa pencegahan glaukoma diantaranya dengan menjaga kesehatan mata sedari awal dengan konsumsi makanan yang mengandung vitamin A.

Rutin memeriksaan kesehatan mata agar masalah mata seperti glaukoma dapat terdiagnosis dan tertangani secepat mungkin. Adapun jangka waktu yang para ahli rekomendasikan untuk melakukan tes mata adalah setidaknya setiap 2 tahun.

Gunakan obat tetes mata yang dokter resepkan secara teratur. Obat tetes mata glaukoma dapat secara signifikan mengurangi risiko tekanan mata tinggi berkembang menjadi glukoma.

Cedera mata yang serius dapat menyebabkan glaukoma. Jadi, gunakanlah pelindung mata saat berolahraga atau saat bekerja dengan alat-alat berat.

Segera konsultasikan kesehatan mata secara rutin kepada Dokter Spesialis Mata agar dapat terdeteksi sejak dini apabila ada masalah pada mata Anda.

Salam Sehat

 

Sumber :AAO, Buku Ajar FKUI

 

Cookie membantu kami memberikan layanan kami. Dengan menggunakan layanan kami, Anda menyetujui penggunaan cookie kami.