Kondisi yang Bisa Sebabkan Benjolan di Leher
Benjolan di leher bisa besar dan terlihat, tetapi benjolan juga bisa berbentuk sangat kecil. Sebagian besar benjolan leher sebenarnya tidak berbahaya. Sebagian besar juga jinak, atau non-kanker. Namun, benjolan leher juga bisa menjadi tanda kondisi serius, seperti infeksi atau pertumbuhan kanker.
Benjolan bisa mengkhawatirkan, terutama jika tidak terlihat. Namun, banyak kondisi berbeda yang dapat menyebabkan benjolan bengkak di bagian belakang leher, termasuk penyebab jinak, seperti jerawat dan iritasi. Satu penyebab terkadang mengarah ke penyebab lainnya. Misalnya, bisul di bagian belakang leher bisa menyebabkan kelenjar getah bening membengkak.
Penyebab Benjolan di Leher
Kelenjar getah bening adalah sistem drainase tubuh yang membantu sistem kekebalan menyingkirkan bakteri, virus, dan sel-sel mati. Kelenjar getah bening terkadang membengkak, terutama jika tubuh sedang melawan infeksi.
Beberapa kelenjar getah bening berada di sepanjang bagian belakang leher di kedua sisi tulang belakang. Ada juga kelenjar getah bening di belakang setiap telinga. Benjolan lunak seukuran kelereng dan bergerak sedikit saat seseorang menyentuhnya mungkin merupakan pembengkakan kelenjar getah bening.
Terkadang, kelenjar getah bening membengkak saat ada infeksi di dekatnya. Oleh karena itu, pembengkakan kelenjar getah bening di leher mungkin merupakan tanda infeksi telinga atau kista yang terinfeksi.
Kelenjar getah bening juga bisa membengkak tanpa alasan yang jelas. Selama pembengkakan hilang, tidak ada alasan untuk khawatir. Meski jarang terjadi, pembengkakan kelenjar getah bening terkadang bisa menandakan masalah yang lebih serius, seperti kanker.
Orang harus memeriksakan diri ke dokter jika pembengkakan tidak hilang setelah beberapa minggu. Berikut ini adalah penyebab benjolan di leher:
1. Infeksi Mononucleosis
Mononukleosis menular biasanya disebabkan oleh virus Epstein-Barr (EBV). Gejala berupa demam, pembengkakan kelenjar getah bening, sakit tenggorokan, sakit kepala, kelelahan, keringat malam, dan nyeri tubuh. Gejala bisa berlangsung hingga 2 bulan.
2. Nodul Tiroid
Nodul tiroid adalah benjolan padat atau berisi cairan yang berkembang di kelenjar tiroid. Nodul tiroid biasanya tidak berbahaya, tetapi bisa jadi merupakan tanda penyakit seperti kanker atau disfungsi autoimun
Kelenjar tiroid yang bengkak diiringi batuk, suara serak, nyeri di tenggorokan atau leher, kesulitan menelan atau bernapas adalah gejala yang mungkin terjadi. Gejala tersebut dapat mengindikasikan tiroid yang terlalu aktif (hipertiroid) atau tiroid yang kurang aktif (hipotiroid).
3. Kista Celah Brankial
Kista celah brankial adalah jenis cacat lahir di mana benjolan berkembang di salah satu atau kedua sisi leher anak atau di bawah tulang selangka. Ini terjadi selama perkembangan embrio ketika jaringan di leher dan tulang selangka, atau celah cabang, tidak berkembang secara normal.
Dalam kebanyakan kasus, kista ini tidak berbahaya, tetapi dapat menyebabkan iritasi atau infeksi kulit, dan dalam kasus yang jarang terjadi bisa menyebabkan kanker. Tanda-tandanya termasuk lesung pipit, benjolan, atau tanda kulit di leher anak, bahu bagian atas, atau sedikit di bawah tulang selangkanya. Tanda-tanda lain termasuk cairan mengalir dari leher anak, dan pembengkakan atau nyeri tekan yang biasanya terjadi dengan infeksi saluran pernapasan atas.
Ini adalah sebagian dari kondisi yang bisa disebabkan benjolan di leher. Informasi selengkapnya mengenai isu kesehatan apapun bisa ditanyakan langsung ke dokter di Halo Hermina. Dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik. Caranya mudah, cukup download aplikasi Halo Hermina lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.