Langkah Cegah Skoliosis, Menjaga Punggung Tetap Sehat
Skoliosis merupakan kelainan pada tulang belakang yang dapat mengubah postur tubuh penderitanya. Jika dilihat dari belakang, tulang belakang pada skoliosis akan berbentuk seperti huruf “C” atau “S”. Skoliosis dapat mempengaruhi dari segala usia, mulai dari bayi hingga orang dewasa. Lantas, bagaimana cara mencegah skoliosis? Mari, simak penjelasan lengkap pada artikel berikut.
Pengertian Skoliosis
Berdasarkan definisi, Kata Skoliosis berasal dari bahasa Yunani skoliosis yang berarti bengkok. Skoliosis adalah kelainan tulang belakang yang berupa lengkungan ke samping/ lateral. Jika dilihat dari belakang, tulang belakang pada skoliosis akan berbentuk seperti huruf “C” atau “S”.
Pengidap skoliosis dewasa jika tulang belakang melengkung semakin parah akan merasakan sulitnya bernapas, timbulnya rasa nyeri, serta kelainan bentuk pada tulang belakang. Jika terus dibiarkan, mungkin saja kelumpuhan dapat terjadi. Maka dari itu, penanganan perlu dilakukan segera saat masalahnya masih dalam tahap ringan untuk mencegah berbagai komplikasi yang dapat membahayakan.
Faktor Risiko Skoliosis
Pada kebanyakan kasus, penyebab pasti dari skoliosis tidak dapat diketahui. Namun, ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risikonya, yaitu:
- Usia. Meski bisa terjadi pada usia berapa pun, kelainan tulang belakang ini lebih umum terjadi pada anak-anak, remaja, dan lansia.
- Jenis kelamin. Dibanding anak laki-laki, risiko pengembangan penyakit skoliosis lebih buruk pada anak perempuan.
- Riwayat kesehatan keluarga. Meski jarang, memiliki anggota keluarga dengan riwayat skoliosis dapat meningkatkan risiko.
Penyebab Skoliosis
Kebanyakan kasus skoliosis tidak diketahui penyebabnya, yang disebut juga dengan skoliosis idiopatik. Masalah ini tidak dapat dicegah dan dianggap tidak berhubungan dengan beberapa hal lainnya, seperti postur tubuh yang buruk, dampak dari olahraga serta diet. Namun, faktor keturunan atau gen dapat membuat seseorang lebih rentan untuk mengalaminya. Selain skoliosis idiopatik, berikut ini beberapa penyebab dari masalah tulang ini:
- Skoliosis degeneratif. Penyebab ini terjadi karena adanya kerusakan bagian tulang belakang dan sering terjadi pada orang dewasa seiring bertambahnya usia.
- Skoliosis idiopatik. Pada kasus idiopatik kali ini, terjadi karena faktor genetika.
- Skoliosis kongenital. Penyebab kongenital terjadi karena tulang belakang yang tidak tumbuh dengan normal pada saat bayi didalam kandungan.
Gejala Skoliosis
Jika lengkungan dari skoliosis semakin parah, tulang belakang juga dapat mengalami berputar atau melintir, selain melengkung ke satu sisi ke sisi lainnya. Hal ini dapat menyebabkan tulang rusuk di satu sisi tubuh lebih menonjol dibanding sisi lainnya.
Gejala skoliosis lainnya yang dapat dilihat dari adanya perubahan penampilan pada bagian dada, pinggul dan bahu, seperti:
- Condong ke satu sisi.
- Salah satu bagian bahu akan terlihat lebih tinggi.
- Salah satu tulang belikat tampak lebih menonjol.
- Adanya tonjolan pada salah satu bagian pinggul.
- Nyeri punggung bawah.
- Kekakuan punggung.
- Nyeri dan mati rasa di kaki Anda (karena saraf terjepit).
- Kelelahan karena ketegangan otot.
Untuk memastikan diagnosis skoliosis, dokter akan menanyakan gejala yang dialami dan riwayat penyakit yang dimiliki. Kemudian, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, dengan meminta pengidap untuk berdiri atau membungkuk, serta memeriksa kondisi saraf. Dokter juga dapat melakukan pemeriksaan rontgen dan CT-SCAN untuk mengetahui adanya skoliosis dan tingkat keparahan lengkungan tulang belakang yang dialami.
Bagi sahabat hermina yang mengalami gejala skoliosis dapat melakukan konsultasi pada dokter spesialis ortopedi di RSU Hermina Pandanaran. Dapatkan kemudahan pendaftaran dokter dapat melalui mobile aplikasi HALO HERMINA, Call Center 1500488 dan Website www.herminahospitals.com.
Sehat Bersama Hermina