Lebih mengenal Craniotomy?
Craniotomy adalah prosedur bedah neurologis yang melibatkan pengangkatan sebagian atau seluruh tulang tengkorak untuk mengakses otak. Prosedur ini dilakukan untuk berbagai alasan medis, termasuk pengangkatan tumor otak, mengatasi cedera otak traumatis, mengobati pendarahan otak, menghilangkan jaringan otak yang rusak, serta untuk prosedur bedah lain yang melibatkan otak.
Berdasarkan peralatan medis yang digunakan, kraniotomi dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu:
- Stereotactic craniotomy: Kraniotomi yang melibatkan CT scan atau MRI untuk memeriksa kondisi otak dalam bentuk gambar tiga dimensi. Jenis kraniotomi ini memungkinkan dokter bedah untuk membedakan jaringan otak yang sehat dengan yang tidak. Selain itu, kegunaan lainnya dari stereotactic craniotomy adalah untuk keperluan biopsi jaringan otak yang bermasalah, aspirasi cairan (abses, hematoma, atau kista), dan gamma knife radiosurgery.
- Endoscopic craniotomy: Melalui prosedur ini, setelah membuat lubang kecil pada tulang tengkorak, dokter dapat memasukkan endoskop (alat tabung tipis yang dilengkapi kamera) untuk mendiagnosis ataupun menangani gangguan pada otak, seperti aneurisma otak.
Adapun sejumlah kondisi medis yang dapat ditindaklanjuti dengan prosedur kraniotomi adalah sebagai berikut:
- Trauma atau cedera pada otak.
- Kanker atau tumor otak.
- Aneurisma otak.
- Hidrosefalus.
- Abses otak.
- Epilepsi.
- Pemasangan alat khusus (deep brain stimulation) untuk menangani penyakit Parkinson.
- Stroke.
- Hematoma atau bekuan darah di otak.
Setelah operasi, dokter akan memantau kondisi pasien dan memberikan obat-obatan guna mengurangi risiko terjadinya komplikasi. Dokter juga akan melakukan pemeriksaan pada sistem saraf dan otak pasien guna memastikan bahwa organ tersebut dapat berfungsi dengan baik pascaoperasi.
Setelah kondisi tubuh stabil, pasien juga akan menjalani fisioterapi guna mendukung proses pemulihan tubuh dan memudahkan aktivitas pasien sehari-hari.
Selama masa pemulihan di rumah, pasien disarankan untuk banyak istirahat, konsumsi makanan tinggi serat, minum air putih yang cukup, dan rutin periksakan diri ke dokter.
Pasien juga perlu memerhatikan aktivitas yang dilakukan. Hindari mengemudikan mobil, mengangkat beban berat, berhubungan seksual, serta mengonsumsi alkohol dan merokok, jika belum dianjurkan oleh dokter.
Craniotomy adalah prosedur bedah yang kompleks dan berisiko tinggi, dan sering memerlukan perawatan pascaoperasi yang intensif. Pasien yang menjalani craniotomy akan dirawat oleh tim medis yang terlatih secara khusus dalam perawatan pasien neurologis. Tujuan utama dari prosedur ini adalah untuk mengatasi masalah medis yang berkaitan dengan otak dan meminimalkan risiko kerusakan tambahan pada jaringan otak.