Mencegah Kehilangan Pendengaran akibat Kebisingan

Mencegah Kehilangan Pendengaran akibat Kebisingan

Sahabat Hemina, pendengaran adalah indra penting untuk komunikasi. Penurunan pendengaran (ketulian) akan berdampak pada psikologis dan sosial.

 

Prevalensi Gangguan Dengar Menurut Survey Kesehatan Nasional 2001 gangguan dengar yang diakibatkan ketulian adalah 2,7%. Sedangkan Menurut Multi Centre Study di Asia Tenggara, gangguan dengar yang diakibatkan ketulian sebesar 4,6%. Sebanyak 75-140 juta penduduk Asia Tenggara mengalami gangguan dengar (WHO 2020).

 

Jika Sahabat hermina mendengar suara atau bunyi-bunyian yang kencang atau keras, apalagi bila dalam waktu yang lama, berisiko mengalami penurunan fungsi dengar, karena suara bising tersebut bisa menyebabkan gangguan pendengaran yang disebut noise-induced hearing loss (NIHL).

 

NIHL adalah gangguan pendengaran yang terjadi ketika struktur sensitif di telinga bagian dalam rusak karena kebisingan atau suara-suara yang terlalu keras. NIHL bisa terjadi secara langsung atau secara bertahap dalam beberapa waktu lamanya.

 

NIHL dapat memengaruhi satu telinga atau kedua telinga, serta bisa bersifat sementara atau permanen. Ketika pengidap tidak menyadari bahwa pendengarannya sudah terganggu, pengidap dapat mengalami masalah pendengaran di kemudian hari, seperti tidak bisa mendengar orang lain dengan jelas saat mereka berbicara, apalagi saat melakukan panggilan telepon atau di ruangan yang bising. Gangguan ini bisa terjadi pada siapa saja dari segala usia.

 

Suara diukur dalam satuan yang disebut desibel. Suara yang berada pada 70 desibel A-weighted (dBA) atau lebih rendah dinilai aman dan tidak dapat menyebabkan gangguan pendengaran bahkan setelah terpapar cukup lama. Namun, paparan yang lama atau berulang pada suara yang berada pada 85 dBA atau lebih, dapat menyebabkan gangguan pendengaran.

 

Berikut peringkat desibel rata-rata dari beberapa suara yang sering didengar sehari-hari:

- Percakapan normal: 60-70 dBA

- Menonton bioskop: 74-104 dBA

- Suara motor: 80-110 dBA

- Mendengarkan musik melalui earphone pada volume suara maksimum, dan menonton konser: 94-110 dBA

- Bunyi sirene: 110-129 dBA

- Pertunjukkan kembang api: 140-160 dBA.

 

Penting untuk memahami jarak saat berada dari sumber suara dan lamanya waktu mendengar suara tersebut karena hal ini berpengaruh terhadap kesehatan pendengaran.

 

 

Mencegah Noise-induced Hearing Loss

 

NIHL adalah jenis gangguan pendengaran yang dapat dicegah, yaitu dengan cara:

  • Ketahui sumber suara keras yang dapat sebabkan gangguan pendengaran (85 dBA ke atas) dan hindarilah suara tersebut.
  • Kenakan penyumbat telinga atau alat pelindung telinga lain (ear plugs, earmuffs dan helmet) saat melakukan aktivitas yang melibatkan suara yang keras.
  • Bila tidak dapat mengurangi volume suara bising atau melindungi diri dari kebisingan tersebut, sebaiknya menjauhlah dari sumber suara tersebut.
  • Segera lakukan tes pendengaran bila kamu merasa mengalami gangguan pendengaran.

 

 

Dampak dari Kebisingan

 

Jika telinga terlalu lama terpapar suara bising, maka dampak yang dapat terjadi adalah:

- Masalah pendengaran

- Gangguan Dengar Akibat Bising (GDAB)

- Gelisah (Annoyance)

- Gangguan tidur

- Serangan Jantung

- Pengaruh pada performa pekerjaan atau sekolah

 

 

Jadi, jangan sepelekan suara-suara bising yang ada di sekitar kita. Tidak hanya mengganggu, suara bising juga bisa berbahaya bagi kesehatan pendengaran. Bila Sahabat Hermina merasa mengalami gejala gangguan pendengaran, segera periksakan diri ke dokter THT.

Cookie membantu kami memberikan layanan kami. Dengan menggunakan layanan kami, Anda menyetujui penggunaan cookie kami.