Mengenal Dislipidemia dan Cara Pencegahannya

Mengenal Dislipidemia dan Cara Pencegahannya

Dislipidemia merupakan kondisi medis yang mempengaruhi kadar lemak dalam tubuh, yaitu kondisi di mana kadar lemak dalam darah meningkat atau turun. Hal ini beresiko menyebabkan penyakit jantung dan stroke. Dislipidemia tidak menimbulkan gejala dan biasanya baru terdeteksi saat pemeriksaan darah atau medical check-up.

Definisi Dislipidemia

Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan maupun penurunan kadar komponen lipid / fraksi lipid dalam plasma. Dislipidemia ditandai dengan peningkatan kadar kolesterol dan atau trigliserida atau penurunan kadar high-density lipoprotein (HDL). Kelainan fraksi lipid yang paling utama adalah kenaikan kadar kolesterol total (>240mg/dl), kolesterol LDL(>160 mg/dl), kenaikan kadar trigliserida (>200 mg/dl) serta penurunan kadar HDL.

 

Penyebab dan Bahaya Dislipidemia

Berdasarkan penyebabnya, dislipidemia dibedakan menjadi 2 tipe, yakni dislipidemia primer dan sekunder. Dislipidemia primer diturunkan dari orang tua ke anak, sedangkan dislipidemia sekunder disebabkan oleh gaya hidup yang kurang sehat atau penyakit tertentu misalnya sindroma nefrotik atau hipotiroid. Beberapa kebiasaan yang dapat meningkatkan risiko dislipidemia adalah:

  • Jarang berolahraga
  • Sering mengonsumsi alkohol
  • Merokok
  • Sering mengongsumsi makanan tinggi gula atau lemak jenuh, seperti daging berlemak, keju, gorengan, dan mentega

Sementara itu, kondisi yang bisa meningkatkan risiko dislipidemia adalah:

  • Penyakit hati, sindrom metabolik, penyakit jantung, diabetes yang tidak terkontrol, dan hipotiroid
  • Berat badan berlebih atau obesitas
  • Penyakit ginjal, seperti batu ginjal dan gagal ginjal
  • Konsumsi obat penurun tekanan darah golongan beta blocker, kortikosteroid, diuretik, pengobatan HIV, atau pil KB

Kolesterol yang terlalu banyak jumlahnya dapat menumpuk di dinding pembuluh darah arteri dan membentuk plak (aterosklerosis). Akibatnya, aliran darah di dalam tubuh termasuk ke jantung dan otak, jadi terganggu. Hal tersebut dapat menimbulkan sejumlah penyakit, seperti stroke, tekanan darah tinggi, serangan jantung dan penyakit jantung koroner.

 

Gejala Dislipidemia

Beberapa orang yang menderita Dislipidemia tidak menunjukkan gejala atau tanda tertentu. Biasanya seseorang baru diketahui memiliki kadar kolesterol jahat yang tinggi setelah menjalani pemeriksaan atau evaluasi karena penyakit kardiovaskular. Karena itu, gejala yang terdeteksi kerap berkaitan dengan masalah kardiovaskular, seperti:

  • Nyeri dada

  • Berkeringat dingin

  • Sesak napas

  • Gejala pembuluh darah tersumbat seperti gejala stroke

 

Penanganan Dislipidemia

Kondisi dislipidemia perlu dideteksi melalui pemeriksaan ke dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan tes darah untuk menilai kadar lemak darah. Jika Sahabat Hermina terdiagnosis menderita dislipidemia, beberapa cara berikut ini dapat dilakukan untuk mengurangi kadar lemak darah:

1. Mengonsumsi obat

Obat-obatan diberikan jika kadar satu atau lebih kolesterol sudah mencapai tingkat yang parah, yaitu:

  • Kadar kolesterol LDL lebih dari 190 mg/dL

  • Kadar kolesterol HDL kurang dari 40 mg/dL pada pria atau 50 mg/dL pada wanita

  • Kadar trigliserida lebih dari 200 mg/dL

Dokter juga bisa saja memberikan obat meski kadar kolesterol darah pasien belum di tingkat yang parah. Biasanya ini dilakukan karena pasien menderita kondisi tertentu, seperti diabetes atau penyakit jantung. Namun secara umum, kadar kolesterol darah yang belum terlalu tinggi dapat ditangani dengan menjalani gaya hidup sehat.

2. Diet

Diet untuk menurunkan berat badan kerap dipilih sebagai langkah untuk menurunkan kadar kolesterol LDL. Ketika menjalani diet, pasien harus membatasi asupan makanan yang mengandung banyak lemak jenuh, seperti keju, mentega, gorengan, dan daging berlemak. Membatasi asupan kolesterol bukan berarti pantang lemak sama sekali karena kolesterol atau lemak juga sangat diperlukan tubuh sebagai sumber hormon, vitamin D, pembawa vitamin -vitamin yang larut lemak, dsb.

Beberapa jenis makanan, seperti alpukat, gandum utuh, bawang, buah dan sayur yang kaya serat, serta makanan yang mengandung omega-3, dapat menjadi asupan yang baik untuk membantu mengurangi kadar kolesterol LDL.

3. Rutin berolahraga

Rutin berolahraga dapat mengembalikan kadar kolesterol darah ke tingkat normal. Olahraga rutin selama 20–30 menit, yang dilakukan 5 kali dalam seminggu, dapat menurunkan kadar trigliserida dan kolesterol jahat, serta meningkatkan kolesterol baik. Olahraga yang bisa dipilih antara lain adalah jogging, renang, atau bersepeda.

4. Tidak merokok

Berhenti merokok dapat meningkatkan kadar kolesterol baik atau HDL hingga 5–10%. Selain berhenti merokok, membatasi asupan alkohol juga dapat membantu mengurangi kadar kolesterol dalam darah.

 

Pencegahan Dislipidemia

Cara mencegah dislipidemia mirip dengan penanganannya. Jika ada faktor genetik, paling tidak cara ini bisa meminimalkan risiko komplikasi akibat tingginya kadar kolesterol jahat.

  • Menerapkan pola makan gizi seimbang
  • Menjaga berat badan yang ideal sesuai dengan batas indeks massa tubuh
  • Menjalani gaya hidup sehat dan aktif
  • Berhenti merokok atau menjauhi asap rokok
  • Mengendalikan stres

Sebaiknya Sahabat Hermina rutin untuk melakukan pemeriksaan kesehatan di RSU Hermina Pandanaran. Dokter akan memberitahukan pola diet, jenis olahraga, serta obat yang tepat untuk menurunkan kadar kolesterol, sesuai dengan kondisi kesehatan Sahabat Hermina.

Cookie membantu kami memberikan layanan kami. Dengan menggunakan layanan kami, Anda menyetujui penggunaan cookie kami.