Mengenal Kejang Pada Anak
Mengenal Kejang Pada Anak
Otak kita terdiri dari milyaran sel saraf yang disebut neurons dan saling berkomunikasi satu sama lain melalui kejutan listrik kecil. Dalam kondisi tertentu, sekelompok sel mengirimkan kejutan listrik secara bersamaan dan menyebabkan gelombang listrik abnormal di otak. Kondisi ini membuat otak kewalahan dan menyebabkan kejang. Hal ini bisa berimplikasi pada kaku otot, pingsan, perilaku abnormal, dan gejala lainnya.
Semua orang, tak terbatas usia atau jender, dapat mengalami kejang. Penyebab kejang dapat berupa demam, kurang oksigen, trauma kepala, penyakit, dan lain sebagainya. Kejang demam atau biasa dikenal sebagai step, pada anak adalah hal yang dikhawatirkan dan ditakutkan oleh para orang tua. Kondisi kejang ini muncul ketika demam sudah terbilang tinggi dengan ditandai kejang-kejang, mata mendelik, dan terkadang lidah tergigit.
Jika dilihat kejang demam adalah kondisi yang menakutkan. Namun, secara umum kejang demam tidak berbahaya dan akan hilang sendiri seiring pertambahan usia si Kecil.
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium atau terjadi di luar sistem saraf pusat atau otak.
Umumnya kejang demam sekitar 2% sampai 4% anak berumur antara 6 bulan sampai 6 tahun. Kejang yang terjadi pada anak saat mengalami demam tinggi ini dapat berlangsung beberapa detik atau hingga 15 menit yang umumnya diikuti dengan kantuk.
Penyebab Kejang Demam
Penyebab terjadinya kejang demam belum diketahui dengan pasti. Kondisi ini biasanya terjadi pada anak ketika mengalami demam dengan suhu 38° C atau lebih tanpa kondisi lain yang dapat menyebabkan kejang, seperti infeksi otak, cedera kepala, gangguan elektrolit, dan epilepsi.
Gejala Kejang Demam
Kejang demam berbeda dengan epilepsi atau ayan. Epilepsi ditandai dengan kejang berulang tanpa perlu disertai demam. Sementara itu, kejang demam ditandai oleh terjadinya kejang saat demam.
Anak yang mengalami kejang demam bisa melakukan gerakan menghentak pada tungkai dan lengan yang berulang, mata mendelik ke atas, bahkan kehilangan kesadaran.
Kejang demam biasanya terjadi kurang dari 2 menit. Namun, pada beberapa kasus, kejang demam dapat terjadi hingga 15 menit.
Kejang demam mungkin dapat membuat orang tua panik, tetapi sebenarnya kondisi ini tidak berbahaya. Namun, tetap disarankan membawa anak ke dokter saat ia pertama kali mengalami kejang demam.
Meskipun umumnya tidak berbahaya, segera ke IGD jika kejang demam pada anak terjadi lebih dari 5 menit, atau bila kejang demam disertai dengan:
- Muntah
- Terlihat sangat mengantuk
- Leher kaku
- Sesak napas
Pencegahan Kejang Demam
Kejang demam umumnya tidak dapat dicegah, termasuk dengan pemberian obat-obatan penurun demam atau obat antikejang, seperti :
- Deteksi demam lebih awal dan segera memberi paracetamol ketika suhu sudah diatas 37,5° C
- Pemberian obat pencegah kejang yang diminum saat 48 jam pertama dengan resep dokter