Mengenal Lebih Dekat Diabetes Mellitus

Mengenal Lebih Dekat Diabetes Mellitus

Diabetes mellitus atau disebut juga dengan singkatan DM adalah penyakit metabolik yang ditandai dengan kadar gula darah yang tinggi (hiperglikemia) yang disebabkan oleh gangguan pada sekresi insulin atau gangguan kerja insulin atau keduanya. Tubuh pasien dengan DM tidak dapat memproduksi atau merespon hormon insulin yang dihasilkan oleh organ pankreas, sehingga kadar gula darah dalam tubuh meningkat dan dapat menyebabkan terjadinya komplikasi jangka pendek maupun jangka panjang pada penderita diabetes mellitus.

Saat ini DM menjadi salah satu ancaman kesehatan global. Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sekitar 422 juta orang di seluruh dunia menderita  diabetes mellitus. Di Indonesia sendiri berdasarkan data RISKESDAS 2018 pevalensi DM nasional adalah sebesar 8.5% atau sekitar 20,4 juta orang Indonesiaterdiagnosis DM. Pada tahun 2019, DM menjadi penyebab langsung dari 1,5 juta kematian dan 48% dari seluruh kematian akibat DM. Baik jumlah kasus maupunprevalensi diabetes terus meningkat selama beberapa dekade terakhir.

Penyebab diabetes mellitus diklasifikasikan menjadi 4 kelompok, yaitu diabetes mellitus tipe 1, diabetes mellitus tipe 2, DM gestasional, dan DM tipe lain. Yang paling umum adalah Diabetes Mellitus tipe 2. jumlah pasien DM tipe 2 semakin meningkat dikarenakan pola hidup yang semakin tidak sehat, misalnya kurang melakukan aktivitas fisik serta pola makan yang tidak sehat. Faktor risiko untuk diabetes mellitus tipe 2 antara lain: genetik, lingkungan, usia tua, obesitas, kurangnya aktivitas fisik, riwayat DM gestasional, serta ras atau etnis  tertentu.

Pada awalnya, pasien diabetes mellitus sering kali tidak menyadari bahwa dirinya mengidap penyakit diabetes melitus, bahkan sampai hingga bertahun-tahun kemudian. Namun, harus patut dicurigai adanya DM jika seseorang mengalami keluhan klasik DM berupa:

 

  • Sering berkemih (poliuria)
  • Merasa haus secara terus menerus sehingga jadi banyak minum (polidipsia)
  • Merasa lapar secara terus menerus sehingga banyak makan (polifagia)
  • Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya

 

Jika keluhan di atas dialami oleh seseorang, untuk memperkuat diagnosis dapat dilanjutkan periksaan keluhan tambahan DM berupa:

  • Merasa lemas, mudah lelah, kesemutan, gatal
  • Penglihatan menjadi kabur
  • Penyembuhan luka yang buruk
  • Disfungsi ereksi pada pasien pria
  • Gatal di daerah kelamin pada pasien wanita

Menurut American Diabetes Association (ADA), diagnosis DM apabila memenuhi salah satu kriteria berikut ini: Kadar HbA1c  6,5%; Kadar glukosa plasma puasa  126 mg/dL (tidak ada asupan kalori selama minimal 8 jam); Kadar glukosa plasma 200 mg/dL 2 jam setelah Tes Toleransi Glukosa Oral dengan beban glukosa 75gr; Glukosa plasma sewaktu  200 mg/dL pada pasien dengan gejala hiperglikemia (poliuria, polidipsia, polifagia, penurunan berat badan) atau krisis hiperglikemik. ADA merekomendasikan skrining DM pada orang dewasa berusia 45 tahun ke atas terlepas dari risikonya.

Seiring waktu, DM dapat merusak jantung, pembuluh darah, mata, ginjal, dan sistem saraf. Pasien DM memiliki dua sampai tiga kali lipat peningkatan risiko serangan jantung dan stroke. DM juga merupakan salah atu penyebab utama dari gagal ginjal. Gangguan aliran darah dan neuropati (kerusakan saraf) pada pasien DM meningkatkan risiko terjadinya luka terutama pada tungkai yang disertai infeksi hingga risiko amputasi. Retinopati diabetik juga merupakan salah satu penyebab kebutaan akibat komplikasi jangka panjang dari DM.

Modifikasi gaya hidup telah terbukti efektif dalam mencegah atau menunda timbulnya DM. Hal-hal yang dapat dilakukan berupa : mencapai dan mempertahankan berat badan yang ideal; aktif secara fisik melakukan aktivitas reguler dengan intensitas sedang setidaknya 30 menit setiap hari; konsumsi

makanan dan minuman yang sehat, hindari gula dan lemak jenuh; serta hindari penggunaan tembakau karena merokok meningkatkan risiko DM dan penyakit kardiovaskular.

Dengan modifikasi gaya hidup, terapi farmakoterapi untuk hiperglikemia, penurunan kadar kolesterol dan pengelolaan tekanan darah dinilai mampu mencegah komplikasi vaskular, sehingga menurunkan morbiditas dan mortalitas pada pasien DM.

Oleh karena itu, pentingnya kita menjaga pola makan dan pola hidup sehat kita untuk menghindari kita terkenanya penyakit diabetes. Pengobatan Diabetes Mellitus  merupakan suatu hal yang kompleks dan memerlukan banyak intervensi untuk mencapai keberhasilan terapi. Edukasi mengenai penyakit DM dan keterlibatan pasien serta dukungan keluarga dalam tatalaksana penyakitnya juga merupakan hal yang penting untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dengan DM.

Cookie membantu kami memberikan layanan kami. Dengan menggunakan layanan kami, Anda menyetujui penggunaan cookie kami.