Mengenal Lebih Jauh Tentang Ketuban Pecah Dini

Mengenal Lebih Jauh Tentang Ketuban Pecah Dini

Ketuban pecah dini atau premature rupture of membranes (PROM) adalah kondisi ketika kantung ketuban pecah sebelum waktu persalinan dimulai. Kondisi ini dapat terjadi baik sebelum janin matang dalam kandungan (sebelum minggu ke-37 masa kehamilan), maupun setelah janin matang.

 

Ketuban pecah dini terjadi sekitar 3% sampai 8% dalam kehamilan, dan sepertiganya menyebabkan terjadinya persalinan prematur.

 

Semakin awal terjadinya pecah ketuban pada masa kehamilan, maka semakin serius kondisi tersebut. Ketuban pecah dini yang berlangsung lama (lebih dari 18 jam) berhubungan dengan meningkatnya risiko infeksi bayi baru lahir. Tanda bahaya kehamilan ini perlu ditangani sesegera mungkin untuk menghindari terjadinya komplikasi pada ibu dan calon bayi.

 

 

Penyebab Ketuban Pecah Dini

 

Sebenarnya pecah ketuban merupakan hal alami yang terjadi ketika ibu hamil akan melahirkan. Tetapi, pecahnya ketuban yang tidak diikuti tanda-tanda akan melahirkan, terlebih bila terjadi sebelum janin matang, bukanlah hal yang normal.

 

Belum diketahui penyebab dari ketuban pecah dini. Namun, ada beberapa kondisi yang berisiko menimbulkan ketuban pecah dini, yaitu:

  • Infeksi pada rahim, mulut rahim, atau vagina. Ini adalah pemicu umum ketuban pecah dini
  • Infeksi saluran kemih
  • Cedera fisik, misalnya akibat kecelakaan kendaraan bermotor atau terjatuh
  • Kantung ketuban meregang secara berlebihan, karena air ketuban terlalu banyak (polihidramnion). Pada kasus tertentu, ketuban pecah dini juga bisa terjadi pada ibu hamil yang mengalami kekurangan air ketuban (oligohidramnios)
  • Mengalami perdarahan melalui vagina pada trimester kedua dan ketiga kehamilan
  • Ibu hamil dengan berat badan yang kurang, atau mengalami kekurangan gizi
  • Sedang hamil anak kembar
  • Menjalani operasi atau biopsi serviks
  • Jarak antar kehamilan kurang dari enam bulan
  • Merokok atau menggunakan NAPZA pada saat hamil
  • Pernah menjalani operasi atau biopsi pada mulut rahim
  • Pernah melahirkan bayi prematur
  • Pernah mengalami ketuban pecah dini pada kehamilan sebelumnya
  • Penggunaan obat-obat steroid jangka panjang.

 

 

Ciri-Ciri Ketuban Pecah Dini

 

Ibu hamil akan merasakan air ketuban yang keluar dari vagina ketika ketuban pecah. Air yang keluar ini dapat mengalir secara perlahan atau keluar dengan deras. Berbeda dengan urin, bocornya air ketuban tidak dapat ditahan sehingga akan tetap mengalir keluar walaupun sudah berusaha menahannya.

 

Untuk lebih memastikan apakah cairan tersebut urin atau air ketuban, Anda dapat menggunakan pembalut untuk menyerap cairan yang keluar. Selanjutnya lihat dan cium bau pembalut tersebut. Air ketuban memiliki ciri-ciri tidak berwarna dan tidak berbau pesing seperti urine, tetapi cenderung berbau manis.

 

Selain bocornya air ketuban, ketuban pecah dini dapat disertai dengan beberapa gejala berikut:

  • Panggul terasa tertekan
  • Keputihan atau vagina terasa lebih basah daripada biasanya
  • Perdarahan melalui vagina
  • Demam bila sudah mulai ada tanda infeksi

 

 

Diagnosis Ketuban Pecah Dini

 

Dokter dapat mendiagnosis ketuban pecah dini dari keluhan yang dirasakan pasien dan melalui pemeriksaan fisik. Dalam pemeriksaan fisik, dokter terutama akan memeriksa bagian dalam mulut rahim untuk memastikan pecahnya ketuban. Bila diperlukan, dokter juga akan melakukan pemeriksaan tambahan berupa:

- Tes pH, untuk memeriksa tingkat keasaman cairan vagina. Apabila ketuban sudah pecah, maka tingkat keasaman cairan vagina akan lebih tinggi (harusnya kondisinya lebih basa).

- USG, pencitraan dengan USG kehamilan dapat dilakukan untuk memeriksa kondisi janin dan rahim, serta melihat jumlah air ketuban yang masih tersisa.

 

 

Pengobatan Ketuban Pecah Dini

 

Setelah ketuban pecah, dokter akan memeriksa apakah janin Anda sudah siap dilahirkan, karena menunda kelahiran setelah ketuban pecah berisiko menimbulkan infeksi. Apabila belum ada tanda-tanda akan melahirkan, maka dokter kandungan akan menyarankan induksi untuk mempercepat persalinan.

 

Namun apabila ketuban pecah dini terjadi sebelum usia kehamilan mencapai 34 minggu, paru-paru janin belum terbentuk sempurna sehingga belum siap untuk dilahirkan. Dalam kondisi ini, dokter akan memberikan obat kortikosteroid untuk mempercepat pematangan paru-paru janin, agar dapat secepatnya dilahirkan. Untuk mencegah infeksi, dokter juga akan memberikan antibiotik. Setelah janin dirasa sudah siap untuk dilahirkan, baru dokter akan melakukan prosedur induksi.

 

 

Komplikasi Ketuban Pecah Dini

 

Ketuban pecah dini dapat menyebabkan sejumlah komplikasi, sekitar 18-20% dikatakan dapat menyebabkan kematian bayi baru lahir. Berikut adalah komplikasi yang dapat terjadi:

- Infeksi pada selaput yang menyelimuti janin atau chorioamnionitis

- Chorioamnionitis berisiko menimbulkan infeksi serius pada ibu dan janin

Komplikasi pada ibu antara lain seperti endometritis (infeksi pada rahim), Asherman syndrome, peradarahan pasca salin, pneumonia, meningitis, hingga sepsis

Komplikasi pada janin dapat menyebabkan infeksi perinatal, sepsis, hingga kematian

- Tali pusat tertekan atau kompresi tali pusat

Kurangnya cairan ketuban akibat ketuban pecah dini dapat membuat tali pusat tertekan atau terjepit diantara janin dan rahim. Pada beberapa kasus, tali pusat bahkan keluar dari rahim dan turun menuju vagina. Kompresi tali pusat dapat menyebabkan cedera otak serius dan bahkan kematian pada janin dikarenakan berkurangnya lairan darah yang membawa oksigen dan nutrisi dan janin.

- Bayi lahir prematur

Bayi yang terlahir prematur berisiko mengalami kelainan pada saraf, gangguan pernapasan, dan kesulitan dalam belajar di kemudian hari. Walaupun jarang, ketuban pecah dini dapat terjadi sebelum kehamilan berusia 24 minggu paru-paru janin kemungkinan tidak akan berkembang dengan baik dan menyebabkan janin tidak bisa bertahan hidup. Bayi yang terlahir sebelum minggu ke-24 dan berhasil bertahan hidup, berisiko mengalami gangguan perkembangan, penyakit paru kronis, hidrosefalus, dan lumpuh otak (cerebral palsy).

 

 

Pencegahan Ketuban Pecah Dini

 

Tidak ada hal khusus yang dapat dilakukan untuk mencegah ketuban pecah dini. Akan tetapi, karena adanya kaitan antara merokok saat hamil dan ketuban pecah dini, ibu hamil dianjurkan untuk tidak merokok. Jangan lupa periksakan kehamilan secara berkala untuk memantau tumbuh kembang dan kesehatan janin.

 

Menjaga kesehatan organ intim, serta menjalani gaya hidup sehat dengan menjaga asupan gizi seimbang, olahraga teratur dan menghindari stress bisa membantu mengurangi risiko ketuban pecah dini. Beberapa penelitian mengatakan bahwa pemberian vitamin C dosis 100mg setiap hari selama masa kehamilan dapat membantu mengurangi risiko ketuban pecah dini.

 

Air ketuban biasanya pecah ketika ibu hamil mulai mengalami kontraksi rahim untuk melahirkan sang bayi. Namun, ada kalanya ketuban pecah dini, yang dapat mengakibatkan komplikasi serius.

 

Selama kehamilan, janin dalam kandungan dilindungi dan dikelilingi oleh selaput yang berisi cairan yang disebut kantung ketuban. Beberapa saat sebelum janin atau bayi lahir, kantung ketuban akan pecah dan cairan yang disebut air ketuban akan keluar melalui vagina. Umumnya dalam waktu 24 jam setelah kantung ketuban pecah, bayi akan lahir. Namun apabila selepas waktu itu bayi belum lahir, atau ketuban pecah sebelum usia kandungan berumur 37 minggu, maka kondisi tersebut dikatakan sebagai ketuban pecah dini.

 

 

Dikarenakan kejadian ketuban pecah sering terjadi dan menyebabkan kejadian yang serius terhadap angka morbiditas dan mortalitas pada ibu dan janin maka sangat penting untuk mengenali faktor-faktor risikonya sedari awal, sehingga bisa mendapatkan penanganan lebih awal guna mencegah komplikasi yang bisa terjadi. Jika Anda curiga ataupun merasakan air ketuban pecah dini, segera pergi ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan dari dokter spesialis kandungan.

 

Cookie membantu kami memberikan layanan kami. Dengan menggunakan layanan kami, Anda menyetujui penggunaan cookie kami.