Mengenal Penyakit Diabetes Melitus

Mengenal Penyakit Diabetes Melitus

Memperingati hari Ginjal sedunia Tanggal 9 Maret 2023

Sahabat Hermina, seperti yang kita ketahui, berdasarkan data International Diabetes Federation (IDF), Indonesia berstatus waspada diabetes melitus (DM) karena menempati urutan ke-7 dari 10 negara dengan jumlah pasien diabetes tertinggi. Prevalensi pasien pengidap DM di Indonesia mencapai 6,2 persen, yang artinya ada lebih dari 19,5 juta orang menderita DM per tahun 2021. Dengan data tahun ini, 1 dari 25 penduduk Indonesia atau 10 persen dari penduduk Indoneia mengalami DM.

 

Pada kesempatan kali ini dokter spesialis penyakit dalam RS Hermina Balikpapan dr. Rentha Monica, SpPD. Memaparkan beberapa mitos dan fakta seputar DM yang sering beredar di masyarakat. Karena berdasarkan riset kesehatan dasar (riskesdas) tahun 2018, angka prevalensi DM di Indonesia mencapai 10,9 persen yang diprediksi juga akan terus meningkat. Berikut 10 mitos dan fakta seputar DM.

 

1. DM Pasti Bergejala

Faktanya, tidak semua penyandang DM akan mengeluhkan gejala. Dari statistik, hampir 50% penyandang DM awalnya tidak memiliki gejala. Yang patut kita ketahui, gejala atau keluhan klasik DM meliputi poliuria (banyak buang air kecil), polidipsi (banyak minum, sering merasa haus), polifagia (banyak makan), dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya. Gejala atau keluhan yang tidak klasik atau tidak biasa, seperti cepat mengantuk, penglihatan kabur, kaki sering kesemutan, atau luka yang sulit disembuhkan. Gejala DM dapat muncul setelah bertahun tahun mengidap diabetes sehingga sangat penting untuk melakukan skrining DM berkala.

 

2. Terdapat Dua Jenis DMDiabetes Basah dan Diabetes Kering

Faktanya, tidak ada istilah diabetes basah dan diabetes kering. Mitos tentang DM ini salah dan tidak mencerminkan keadaan sakit diabetes yang sesungguhnya. Mitos ini mungkin muncul karena kondisi luka pada penyandang DM, yang pada beberapa orang sulit sembuh sempurna, namun pada beberapa orang cepat mengering. Penyembuhan luka pada penyandang DM sangat tergantung dari kendali gula darah. Sehingga tidak ada istilah diabetes basah dan diabetes kering, namun memang terdapat beberapa jenis diabetes, yaitu:

a. Diabetes melitus tipe 1

b. Diabetes melitus tipe 2

c. Diabetes kehamilan (diabetes gestasional)

d. Diabetes tipe lain

 

3. Luka Sulit Sembuh Pasti DM

Pada kasus penyandang DM, luka sulit sembuh karena kadar gula yang tinggi merupakan lingkungan yang disukai oleh bakteri untuk bertumbuh, yang mengakibatkan luka menjadi infeksi dan sulit untuk sembuh. Namun faktanya DM bukan merupakan satu-satunya pemicu kondisi ini. Penyembuhan suatu luka melalui beberapa fase, faitu fase koagulasi dan hemostasis, fase inflamasi, fase proliferasi dan fase maturasi. Pada setiap fase terdapat faktor-faktor yang dapat menghambat penyembuhan luka, misalnya kurangnya faktor koagulasi, kurangnya protein dalam tubuh, kendali gula darah yang buruk, atau adanya infeksi lainnya. Oleh sebab itu, diperlukan pemeriksaan secara menyeluruh bila terdapat luka yang sulit sembuh.  

 

4. Jika Orangtua Mengidap DM, Anaknya Pasti Juga DM.

Walaupun orangtua Anda diabetes, faktanya Anda belum tentu mengalami hal yang sama. Peran genetik memang berperan penting dalam proses terjadinya diabetes melitus, namun beberapa faktor turut berperan seperti pola hidup dan obesitas. Jika memiliki anggota keluarga diabetes, maka risiko akan lebih tinggi dibanding mereka yang tidak memiliki anggota keluarga dengan diabetes. Mereka yang memiliki genetik DM disarankan untuk melakukan upaya pencegahan dengan menjaga pola hidup sehat, mempertahankan berat badan ideal, tidak merokok, dan skrining DM secara berkala.

 

5. Terlalu Banyak Konsumsi Obat DM, Bisa Menderita Sakit Ginjal 

Faktanya bukan obat-obatan yang membuat gagal ginjal, justru gula darah yang tidak terkontrol yang akan menyebabkan komplikasi, seperti kerusakan ginjal, penyakit jantung, kerusakan saraf tepi, atau pun stroke. Mitos mengenai penggunaan obat DM yang dapat menyebabkan kerusakan ginjal, pada nyatanya memang sering membuat penyandang DM takut untuk minum obat bahkan mencoba obat alternatif lain diluar saran dokter. Pada dasarnya dokter akan memberikan obat- obatan yang sesuai dengan fungsi ginjal, sehingga pemberian obat DM bukanlah penyebab dari kerusakan ginjal. Penggunaan obat-obatan DM dan kontrol ke dokter secara teratur justru akan mencegah komplikasi DM, yang salah satunya adalah kerusakan ginjal. Kerusakan ginjal pada penyandang DM dapat berujung pada gagal ginjal yang tidak sedikit membutuhkan bantuan cuci darah.

 

6. Orang yang Kurus Aman dari DM.

Semua orang dapat terkena DM, terlepas dari berat badannya. Obesitas memang berkaitan erat dengan terjadinya DM. Faktanya, meski 85 persen orang dengan DM adalah orang yang obesitas, tetapi 15 persen sisanya adalah orang yang berat badannya tergolong normal. Pada orang yang berat badan normal atau kurus dapat terjadi DM karena beberapa faktor, seperti faktor genetik, terutama ketika terjadi interaksi dengan pola hidup yang tidak sehat. Selain itu perubahan diet yang mendadak, yang berubah menjadi diet tinggi lemak dan protein, dapat menyebabkan pankreas tidak dapat beradaptasi sehingga mempengaruhi sekresi insulin. Faktor lain adalah gaya hidup yang penuh tekanan (stress), dan penggunaan alkoholdan rokok berlebihan. Penggunaan alcohol dan rokok dapat menghambat pengeluaran insulin sehingga kadar gula darah dapat meningkat. Selain itu alkohol dan rokok dapat mengganggu metabolime hati yang mempengaruhi metabolism glukosa dalam tubuh.

 

7. Semua Penyandang DM Perlu Terapi Insulin

Mitos tentang diabetes yang satu ini kurang tepat. Pengunaan insulin memang dibutuhkan oleh penyandang DM tipe 1, karena telah terjadi kerusakan pankreas, sehingga insulin tidak cukup diproduksi untuk menurunkan kadar gula darah. Namun selain DM tipe 1, tidak semua penyandang DM membutuhkan insulin untuk mengontrol gula darah. Pengobatan DM berfokus pada edukasi, perencanaan makan, latihan jasmani dan pemberian obat-obatan. Obat-obatan yang diberikan dapat berupa obat minum atau insulin. Pemberian terapi insulin diberikan dengan indikasi tertentu, seperti kadar gula darah, adanya komplikasi atau penyakit penyerta tertentu, atau gagal mencapai target gula darah dengan kombinasi beberapa obat minum. 

 

8. Tidak Ada yang Bisa Dilakukan untuk Mencegah DM.

Mitos ini tidaklah benar. Faktanya DM dapat dicegah. Beberapa cara mencegah DMadalah mempertahankan berat badan ideal, rutin beraktivitas fisik 30 menit setiap hari, makan makanan sehat, mengelola stress, menghindari penggunaan tembakau (rokok atau pun tembakau kunyah) dan menghindari penggunaan alkohol.

 

9. Semua Penyandang DM Menjalankan Diet yang Sama

Ini hanya mitos diabetes belaka. Pasalnya, tidak ada ukuran diet yang sama bagi penderita. Cara pengaturan makanan ditentukan oleh kebutuhan kalori yang bergantung dari umur, jenis kelamin, berat badan, tinggi badan, dan aktivitas. Untuk itulah penyandang diabetes perlu berkonsultasi kepada dokter dan ahli gizi untuk menyusun menu makan yang paling sesuai dengan kondisinya.

 

10.Penyandang DM Tidak Boleh Makan Gula Sama Sekali

Mitos ini tidaklah benar. Faktanya diabetesi masih boleh makan makanan manis, tetapi dengan pilihan dan takaran yang terukur serta menjalankan latihan jasmani yang rutin dan mengkonsumsi obat-obatan secara teratur. Penting untuk penyandang DM mengetahui mengenai indeks glikemik, yaitu indkcator cepat atau lambatnya unsur karbohidrat dalam meningkatkan kadar gula darah dalam tubuh. Para penyandang DM disarankan untuk memilih makanan dengan indeks glikemik yang rendah, seperti gandum, buah-buahan, sayuran dan biji-bijian.

 

Nah, Sahabat Hermina, itulah info mengenai mitos-mitos seputar diabetes yang sering beredar di masyarakat. Semoga dengan adanya artikel ini dapat menambah wawasan Sahabat Hermina mengenai mitos dan fakta mengenai penyakit DM dan membuat kita lebih bijak dan cerdas dalam mencegah dan mengatasi penyakit DM.

 

Cookie membantu kami memberikan layanan kami. Dengan menggunakan layanan kami, Anda menyetujui penggunaan cookie kami.