Mengenal Penyakit Kawasaki, Si Penyerang Balita
Sahabat Hermina, seperti yang dikutip pediatrics.ucsd.edu, Kawasaki adalah penyakit yang disebabkan peradangan pembuluh darah di seluruh tubuh. Penyakit ini ditemukan di Jepang pada 1967 oleh seorang dokter anak bernama Kawasaki. Untuk menghargai jasanya, penyakit ini pun dinamai Kawasaki. Penyakit Kawasaki selalu menyerang anak-anak terutama anak usia di bawah lima tahun yang awalnya menyerang mulut, kulit, dan kelenjar getah bening.
Penyakit Kawasaki bukan penyakit infeksi dan tidak menular. Penyakit ini menimbulkan gejala berupa demam dan ruam kulit kemerahan yang muncul hampir di seluruh bagian tubuh. Untuk mencegah peradangan pada dinding pembuluh darah jantung, penyakit Kawasaki perlu segera ditangani begitu gejalanya muncul. Jika mendapat penanganan dini, anak yang menderita penyakit Kawasaki dapat sembuh total dalam 6–8 minggu.
Penyebab Penyakit Kawasaki
Hingga saat ini, apa yang menyebabkan seorang anak terserang penyakit kawasaki masih belum dapat diketahui. Akan tetapi, teori dari para pakar menyatakan bahwa masalah kesehatan ini muncul karena adanya infeksi virus maupun bakteri yang sudah lebih dulu terjadi. Setidaknya dua minggu sampai satu bulan sebelumnya. Tak hanya itu, penyakit yang tidak menular ini juga diduga berhubungan dengan kelainan genetik yang diwariskan dari orangtua.
Gejala Penyakit Kawasaki
Melansir dari Mayo Clinic, Penyakit Kawasaki muncul dalam tiga fase, yaitu:
Fase Pertama, tanda dan gejala fase pertama dapat meliputi:
- Demam tinggi, yang bisa mencapai lebih dari 102,2 F (39 derajat C) dan berlangsung lebih dari 3 hari.
- Mata yang sangat merah.
- Ruam pada bagian utama tubuh dan di area genital.
- Bibir merah, kering, pecah-pecah dan lidah yang sangat merah, serta bengkak.
- Kulit merah membengkak di telapak tangan dan telapak kaki.
- Pembengkakan kelenjar getah bening di leher dan mungkin di tempat lain.
- Sifat anak yang rewel.
Fase kedua, pada fase kedua penyakit ini, anak Anda mungkin mengalami:
- Kulit di tangan dan kaki yang mengelupas, terutama ujung jari tangan dan kaki, dan agak besar.
- Nyeri sendi.
- Diare.
- Muntah.
- Sakit perut.
Fase ketiga, pada fase ketiga Penyakit Kawasaki:
- Tanda-tanda dan gejala perlahan hilang, namum komplikasi mulai berkembang.
- Biasanya terjadi selama 8 minggu, sebelum akhirnya energi anak normal kembali. Hubungi dokter jika Si Kecil menunjukkan gejala-gejala ini.
- Anak-anak yang lebih muda dari 1 atau lebih tua dari 5 tahun, lebih mungkin untuk menunjukkan gejala yang tidak lengkap. Anak-anak ini merupakan 25% dari kasus penyakit Kawasaki yang berisiko tinggi mengalami komplikasi penyakit jantung.
Perawatan dan Pencegahan Penyakit Kawasaki
Perawatan untuk penyakit kawasaki pada anak, tergantung pada gejala, usia, dan kesehatan umum anak kita. Ini juga akan tergantung pada seberapa parah kondisi yang diderita. Perawatan biasanya dimulai setelah muncul tanda awal pada anak. Anak mungkin perlu tinggal di rumah sakit selama beberapa hari atau lebih.
Penyedia layanan kesehatan anak mungkin meresepkan gamma globulin (IVIG) aspirin atau IV (intravena). Kortikosteroid dan obat-obatan lain juga dapat diresepkan jika aspirin dan IVIG tidak bekerja dengan baik. Begitu anak Anda tiba di rumah, ia mungkin perlu mengonsumsi aspirin dosis rendah selama 6-8 minggu. Jangan berikan aspirin pada anak tanpa terlebih dahulu berkonsultasi dengan dokter kesehatan anak.
Karena, penyebab pasti penyakit kawasaki belum diketahui hingga saat ini, maka tidak ada cara untuk mencegah penyakit tersebut. Akan tetapi, pemeriksaan rutin pada penderita penyakit kawasaki penting dilakukan untuk mencegah komplikasi yang dapat timbul.
Pemeriksaan rutin dilakukan hingga 6-8 minggu setelah timbulnya gejala pada anak yang menderita penyakit kawasaki. Selanjutnya, disarankan untuk kembali menjalani pemeriksaan 6 bulan setelah kontrol terakhir.
Nah Sahabat Hermina, beberapa kasus penyakit kawasaki yang parah memerlukan tindakan pembedahan dan sebagian kecil anak-anak bahkan bisa mengalami kematian. Risiko komplikasi ini akan menjadi lebih besar jika terjadi pada bayi. Anda mungkin perlu menindaklanjuti dengan dokter spesialis jantung anak untuk memastikan jantungnya berfungsi dengan baik. Anak mungkin memerlukan obat, tindak lanjut sinar-X, ekokardiogram, EKG (elektrokardiogram), atau tes lainnya. Salam sehat.