Meningkatnya Kasus HIV dan AIDS Dikalangan Remaja

Meningkatnya Kasus HIV dan AIDS Dikalangan Remaja

Peningkatan kasus Human Immunodeficiency Virus (HIV) di Indonesia terus mengalami pengingkatan setiap bulannya. Infeksi virus ini mampu menurunkan kemampuan imunitas manusia dalam melawan benda–benda asing di dalam tubuh yang pada tahap terminal infeksinya dapat menyebabkan Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS). Pada usia remaja lebih rentan terhadap infeksi HIV karena berbagai faktor sosial yaitu keterbatasan akses dan pengetahuan seputar edukasi seksual terutama organ reproduksi, minimnya penjalasan dari orang tua tentang seksualitas, dan adanya trauma yang di dapatkan pada masa lalu, serta rasa ingin tahu yang tinggi. Akibatnya, anak-anak usia remaja ini akan membuat keputusan yang cenderung tidak aman, dan memiliki risiko tinggi terhadap kesehatan tubuh mereka. 

Pada kelompok usia 15-25 tahun yang dikategorikan sebagai remaja menjadi kelompok paling banyak terinfeksi HIV. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan per 2022, baru 76 persen orang dengan HIV mengetahui statusnya, 41 persen orang dengan HIV mendapatkan pengobatan, serta baru 16 persen orang dengan HIV yang mendapatkan pengobatan, virusnya tersupresi.. Sangat disayangkan Penularan HIV  pada remaja bisa disebabkan oleh:

  1. Penggunaan narkoba suntik
  2. Seks bebas terutama dengan sesama jenis.
  3. Melalui transfusi darah
  4. Dari ibu ke bayi
  5. Seks oral

 

Pentingnya pengetahuan terkait  HIV juga perlu disampaikan secara berkelanjutan. Kerja sama berbagai pihak sangat penting untuk memperluas edukasi dan informasi yang disampaikan. Itu sebabnya, edukasi mengenai HIV/AIDS dilakukan perlu dilakukan di sekolah-sekolah dan diluar sekolah agar remaja dapat mengetahui bahaya dari HIV.

 

Pentingnya pencegahan penularany HIV dapat dilakukan  dengan cara ABCDE yaitu:

A: Abstinience, artinya Absen seks atau tidak melakukan hubungan seks bagi yang belum menikah., dan pada saat akan menikah pentingnya mengecek status HIV bersama pasangan agar pencegahan openuluaran HIV dari ibu dan anak dapat diminimalisir.

B: Be Faithfull, bersikap setia kepada pasangan dan tidak bergonta-ganti pasangan.

C: Condom, mencegah penularan seksusal dengan menggunakan pengaman.

D: Drug No, tidak menggunakan obat-obatan terlarang, serta menghindari pemakaian jarum suntik secara bergantian dan tidak steril.

E: Education pemberian edukasi dan informasi terkait HIV.

 

Inilah mengapa, sangat penting untuk memberikan edukasi seksual dan kesehatan organ reproduksi sejak dini pada anak-anak. Bukan soal tabu, lebih pada bagaimana selanjutnya generasi muda mendapatkan informasi dan akses yang tepat sehingga tidak berisiko tertular HIV.

 

Jika membutuhkan informasi lebih lengkap tentang HIV dan AIDS, kamu bisa tanyakan pada dokter penyakit dalam RS Hermina Depok

Cookie membantu kami memberikan layanan kami. Dengan menggunakan layanan kami, Anda menyetujui penggunaan cookie kami.