Menyusui di Masa Pandemi COVID-19
Sahabat Hermina, menyusui adalah proses pemberian air susu ibu (ASI) kepada bayi sejak lahir sampai berusia 2 tahun. ASI mengandung immunoglobulin, antiviral factors, sitokin, dan lekosit yang membantu bayi mempertahankan diri dari serangan virus atau bakteri patogen dan meningkatkan sistem imun bayi. Kandungan ini semakin bertambah seiring pertambahan usia balita.
Hormon oksitosin yang distimulir oleh kegiatan menyusui dapat mengurangi stress pada ibu dan membantu menjaga kesehatan mental. ASI dapat mencegah 823.000 kematian bayi dan 20.000 kematian ibu. ASI merupakan sumber makanan bayi yang aman dan terjamin kualitas dan ketersediaannya bahkan pada krisis global dan merupakan cara yang hemat tanpa membebani anggaran rumah tangga.
ASI mengandung nutrisi dan faktor bioaktif yang dapat mencegah infeksi dan peradangan serta mendukung imunitas tubuh dan kematangan organ. Ini menegaskan bahwa pemberian ASI eksklusif sangat penting dalam mendukung pertumbuhan anak yang optimal. Kandungan nutrisi dari menyusui, seperti asam lemak rantai panjang seperti asam docosahexaenoic (DHA) dan asam arakidonat (AA) dan pengaruhnya terhadap perkembangan otak.
Kekebalan pasif didapat dari kolustrum dan ASI yang melindungi bayi dari infeksi virus dan bakteri. ASI juga dilaporkan dapat meningkatkan jumlah immunoglobin (antibodi) pada saluran napas dan kelenjar ludah bayi usia 4 hari. Hal ini dibuktikan dengan lebih rendahnya kejadian penyakit radang telinga tengah, pneumonia, penyebaran bakteri ke bagian tubuh lainnya, meningitis (radang selaput otak), dan infeksi saluran kemih pada bayi yang mendapat ASI dibanding bayi yang mendapat susu formula. Fakta ini lebih nyata pada 6 bulan pertama dan dapat terlihat sampai tahun kedua. Demikian pula angka kematian bayi yang mendapat ASI lebih rendah dibanding bayi yang mendapat susu formula.
Situasi pandemi COVID-19 yang terjadi di Indonesia, tentunya diharapkan tidak membuat para ibu berhenti atau takut memberikan ASI-nya. Saat ini, pemerintah telah mengambil berbagai tindakan untuk menghentikan penyebaran virus corona dengan menghimbau masyarakat untuk menjaga jarak fisik minimal satu meter dari orang lain, memakai masker, dan rajin ,mencuci tangan.
Hingga saat ini belum ditemukan bukti adanya virus COVID-19 dalam ASI, sehingga aman bagi seorang ibu terduga atau terkonfirmasi COVID-19 untuk menyusui secara langsung atau memberikan ASI perah. Menyusui melindungi bayi baru lahir dari sakit dan juga melindungi mereka selama masa bayi dan masa kanak. Menyusui secara efektif melawan penyakit menular karena akan memperkuat sistem kekebalan dengan cara langsung mentransfer antibodi dari ibu.
Bayi sehat yang lahir dari ibu terkonfirmasi COVID-19 termasuk kontak erat risiko tinggi, tidak dilakukan IMD (Inisiasi Menyusui Dini), dirawat terpisah (atas persetujuan ibu) dan diberikan ASI perah. Bayi sehat yang lahir dari ibu PDP (Pasien Dalam Pemantauan) termasuk kontak erat risiko rendah, tidak dilakukan IMD, rawat terpisah (atas persetujuan ibu), dan diberikan ASI perah sampai ibu negatif. ASI perah diberikan dengan memperhatikan kebersihan dan ibu menggunakan masker. Bayi sehat yang lahir dari ibu ODP (Orang Dalam pemantauan) dilakukan IMD dengan ibu menggunakan masker, rawat gabung, bayi dapat menyusu langsung atau minum ASI perah. Bayi sehat yang lahir dari ibu OTG (Orang Tanpa Gejala) dapat dilakukan IMD, rawat gabung, dan menyusu langsung dengan ibu menggunakan masker.
Bagi ibu yang dinyatakan terjangkit COVID-19 dan ingin menyusui harus selalu menjaga kesehatan pernapasan dan menggunakan masker saat menyusui, mencuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh bayi, serta rutin membersihkan permukaan untuk membasmi kuman dan permukaan puting sebelum dan sesudah menyusui.
Permukaan puting dapat dibersihkan dengan mandi lebih sering atau melalui pengolesan ASI di area puting sebelum dan sesudah menyusui. Jika seorang ibu merasa terlalu sakit dan lemah sehingga tidak dapat menyusui langsung, maka sebisa mungkin ia dapat memerah ASI-nya. ASI diberikan kepada bayi, baik oleh si ibu sendiri atau dengan bantuan orang lain menggunakan cangkir dan sendok bersih.
Bila ibu terduga atau terkonfirmasi COVID-19, pemberian susu formula tidak lebih aman untuk bayi karena selalu ada risiko terkait pemberian susu formula pada bayi baru lahir di semua kondisi. Risiko terkait pemberian susu formula meningkat saat akses air bersih tidak tersedia, akses terhadap pasokan susu formula sulit atau tidak terjamin, tidak terjangkau dan tidak berkelanjutan.
Ibu menyusui sangat perlu untuk terus mendapat dukungan. Keberhasilan menyusui akan meningkat jika ibu mendapatkan dukungan dari keluarga, misalnya dorongan semangat dan bantuan dalam mengerjakan tugas rumah tangga. Selain itu, jangan lupa untuk menjaga asupan gizi—tanpa adanya pandemi ini pun, ibu menyusui perlu gizi yang baik.