Mikropenis Anak, Keresahan Orang Tua
Panjang penis adalah jarak dari tulang kemaluan sampai ujung kepala penis dan tidak dalam keadaan ereksi. Hasil pengukuran tersebut akan dibandingkan dengan ukuran panjang penis secara statistik menurut usia anak. Bila hasil pengukuran penis anak di bawah -2,5 standar deviasi maka panjang penis anak tersebut termasuk dalam mikropenis. Bila panjang penis berada di antara -2,5 standar deviasi dan ukuran normal sesuai usianya, maka termasuk dalam penis kecil (small penis).
Tabel 1: Rerata ukuran panjang penis
Penyebab Mikropenis
Dikutip dari artikel IDAI tentang mikropenis, ternyata sebagian besar mikropenis sederhana (tanpa kelainan bentuk kelamin lain) tidak diketahui penyebabnya atau disebut juga mikropenis idiopatik. Penyebab lainnya yang lebih jarang, seperti penurunan produksi hormon androgen (testosteron) pranatal, testis (buah pelir) yang tidak berkembang dengan baik, gangguan produksi hormon testosteron atau gangguan pada reseptor testosteron.
Beberapa keadaan yang disalah-artikan sebagai mikropenis:
a. Penis yang terkubur
Penis yang terkubur adalah penis dengan ukuran normal, tetapi tersembunyi atau terkubur di bawah lipatan kulit perut, paha, atau skrotum. Penis yang terkubur biasanya didiagnosis pada masa bayi, tetapi bisa berkembang di kemudian hari.
Kondisi ini dapat disebabkan oleh kelainan pada anak laki-laki sejak lahir atau mungkin karena penumpukan lemak di perut dan di sekitar alat kelamin pada seseorang dengan obesitas yang tidak sehat.
b. Penis berselaput (webbed penis)
Penis berselaput (webbed penis) adalah kondisi bawaan lahir yaitu ketika kulit penis menyambung dengan kulit testis hingga terlihat seperti selaput. Pada sebagian kecil kasus, ada pula penis yang langsung menempel pada testis.
Pengobatan
Pengobatan mikropenis tergantung pada penyebabnya, Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya tidak semua penis yang berukuran kecil terindikasi terapi hormonal. Untuk itu diperlukan konsultasi dengan dokter spesialis endokrinologi anak, terutama pada kasus mikropenis yang kompleks. Pada masa anak pengobatan mikropenis sederhana dengan memberikan hormon testosteron. Pemberian hormon ini menyebabkan pertumbuhan penis sehingga dapat mencapai pertumbuhan normal pada masa remaja.
Pemberian hormon testosteron secara berlebihan dapat menyebabkan penutupan tulang atau terpicunya pubertas, sehingga pemberian testosteron ini dilakukan dalam jangka waktu singkat, yaitu sebanyak 4 kali berupa testosteron siprionat atau enantat secara suntik intramuskuler setiap 3-4 minggu. Pemberian regimen terapi hormonal ini tidak perlu diulang, walaupun respons ukuran penis dianggap tidak memadai. Bila hal ini terjadi diperlukan evaluasi lebih lanjut untuk mencari penyebab mikropenis yang lebih kompleks.
Sahabat Hermina, mulailah rutin untuk melakukan pemeriksaan dan konsultasi kesehatan terhadap Si Kecil, agar tumbuh kembangnya dapat dipantau dengan baik dan Si Kecil tumbuh dengan optimal.