Mitos dan Fakta Mengenai Penyakit Jantung
Sahabat Hermina, banyak sekali di antara kita yang salah kaprah mengenai penyakit jantung. Banyak gejala-gejala yang timbul yang kita duga sebagai gejala penyakit jantung, tetapi apakah itu selalu benar? Jawabannya tidak, karena banyak di antara kita yang hanya menduga-duga mengenai kondisi tubuh yang kita alami. Namun, setelah di periksa oleh dokter hasilnya tidak selalu sesuai dengan dugaan kita.
Terdapat banyak mitos tentang penyakit jantung yang salah satunya berbunyi “saya masih muda, tidak mungkin bisa terkena penyakit jantung”. Apakah hal tersebut benar? Asumsi yang salah dapat membahayakan jantung. Penyakit jantung dapat membunuh lebih banyak orang di segala usia. Berikut mitos dan fakta tentang penyakit jantung yang banyak beredar di masyarakat yang mungkin sering Sahabat Hermina temukan:
Mitos: “Saya masih muda, tidak mungkin terkena penyakit jantung.”
Fakta: Gaya hidup yang sedang dijalani dapat mempengaruhi risiko untuk terjadinya penyakit jantung atau kardiovaskular di kemudian hari. Plak pada pembuluh darah dapat mulai terakumulasi sejak masa kanak-kanak dan remaja. Plak yang terakumulasi dapat menyebabkan penyumbatan arteri sehingga meningkatkan resiko terjadinya penyakit jantung. Orang-orang muda atau dewasa dapat memiliki resiko tinggi mengalami masalah pada jantung, terutama yang sedang menderita diabetes dan obesitas.
Mitos: “Kok bisa tekanan darah saya tinggi? Saya tidak pernah merasakan pusing.”
Fakta: Peningkatan tekanan darah hingga melebihi normal atau hipertensi merupakan penyakit “silent killer” karena pada umumnya tidak menimbulkan gejala. Perlu dilakukan pemeriksaan tekanan darah secara rutin untuk mengetahui kondisi tubuh. Terapi pengobatan sedini mungkin dapat mencegah terjadinya serangan jantung, stroke, kerusakan ginjal, dan masalah kesehatan lainnya.
Mitos: Serangan jantung akan ditandai dengan terjadinya nyeri pada dada.
Fakta: Serangan jantung memang identik dengan nyeri pada dada, tetapi belum tentu hal tersebut dapat terjadi. Serangan jantung memiliki beberapa tanda dan gejala seperti sesak nafas, mual, merasa pusing, dan rasa sakit atau ketidaknyamanan pada satu atau kedua lengan, rahang, leher, atau punggung.
Mitos: Seseorang yang memiliki keturunan penyakit jantung tidak dapat melakukan tindakan pencegahan.
Fakta: Seseorang yang memiliki keturunan penyakit jantung memiliki risiko lebih tinggi untuk menderita penyakit jantung daripada orang yang tidak memiliki keturunan menderita penyakit tersebut. Namun, terdapat bermacam-macam cara untuk dapat mencegah terjadinya penyakit jantung seperti mengontrol kolesterol, perubahan gaya hidup, mengontrol tekanan darah, mempertahankan berat badan agar tetap ideal, mengontrol kadar gula dalam darah, dan berhenti merokok.
Mitos: Gagal jantung adalah sama dengan jantung berhenti berdetak.
Fakta: Jantung akan berhenti berdetak ketika terjadi serangan jantung. Gagal jantung adalah kondisi dimana jantung terus bekerja tetapi tidak memompa darah sesuai fungsinya. Hal ini dapat menyebabkan sesak nafas, pembengkakan pada kaki dan pergelangan kaki atau batuk secara persisten atau terus menerus dan nafas berbunyi “ngik”. Selama serangan jantung, seseorang akan kehilangan kesadaran dan berhentu bernafas normal.
Mitos: Nyeri pada kaki merupakan tanda-tanda penuaan dan bukan merupakan tanda terjadinya masalah pada jantung.
Fakta: Nyeri atau sakit pada kaki dapat merupakan tanda terjadinya penumpukan plak pada pembuluh darah arteri. Penyumbatan pada pembuluh darah arteri dapat meningkatkan terjadi serangan jantung atau stroke.
Mitos: “Jantung saya berdetak sangat kencang. Apakah ini tanda-tanda saya mengalami serangan jantung?”
Fakta: Kecepatan denyut jantung bergantung pada aktivitas, ketika sedang merasa senang, dan dapat juga karena pengaruh hormon. Detak jantung yang tidak normal dan tidak teratur memiliki kemungkinan kecil untuk mempengaruhi kerja jantung.
Mitos: “Olahraga dapat memperburuk kondisi jantung setelah mengalami serangan jantung.”
Fakta: Olahraga tidak memperburuk kondisi jantung setelah serangan jantung. Olahraga disarankan bagi penderita penyakit kronis. Berkonsultasi dengan dokter diperlukan untuk mengetahui batasan-batasan olahraga yang diperbolehkan.
Nah, Sahabat Hermina, itulah mitos-mitos mengenai penyakit jantung yang sering kita temui. Tetap jaga kesehatan gaya hidup sehat sejak dini untuk mencegah terjadinya penyakit jantung di kemudian hari. Salam sehat.