Mual dan Muntah pada Ibu Hamil
Kehamilan adalah sebuah moment yang paling ditunggu oleh semua pasangan. Namun, awal kehamilan adalah masa yang tidak mudah dilewati para calon ibu. Pada fase ini, ibu hamil akan mengalami banyak keluhan sebagai reaksi alami dari perubahan yang terjadi pada tubuh.
Keluhan yang pasti dirasakan hampir semua ibu hamil adalah perjuangan melawan rasa mual dan muntah saat hamil muda. Mual atau muntah saat hamil biasanya disebabkan oleh perubahan hormon selama hamil dan dimulai sejak awal masa kehamilan sebelum usia kehamilan 9 minggu. Ini merupakan hal yang normal. Rasa mual akan berangsur-angsur mereda setelah melewati usia kehamilan 14 minggu. Namun untuk beberapa wanita dapat berlangsung selama kehamilan.
Kondisi mual muntah yang berlebihan (lebih dari 3x sehari) pada kehamilan dapat mengakibatkan penurunan berat badan sampai 5%. Kondisi ini dapat memicu terjadi dehidrasi atau kondisi kekurangan cairan dan disebut sebagai hiperemesis gravidarum.
Faktor-faktor risiko apa saja yang dapat membuat ibu hamil mengalami hiperemesis gravidarum?
- Pada kehamilan kembar
- Riwayat mual dan muntah berlebih pada kehamilan sebelumnya
- Riwayat hiperemesis gravidarum pada keluarga
- Riwayat migrain sebelum hamil
- Pada hamil anggur (mola hidatidosa)
Benarkah janin jadi kekurangan nutrisi ketika ibu hamil mual dan muntah? Ibu hamil perlu waspada jika kondisi mual dan muntah semakin memberat dan berlebihan, atau terjadi hiperemesis gravidarum sampai kehilangan cairan berlebih (dehidrasi) dan tidak ada asupan makanan sampai terjadi penurunan berat badan berlebih. Hal ini dapat berdampak pada kesehatan dan berat badan janin saat lahir.
Berikut tanda-tanda dehidrasi yang perlu dikenali ibu hamil:
- Berkurangnya frekuensi berkemih
- Jumlah urin yang sedikit
- Warna urin yang pekat
- Lemas, lemah, pusing bahkan sampai tidak mampu berdiri
- Terasa dada berdebar-debar
- Bibir dan kulit terasa kering
Tantangan terberat ketika ibu hamil mengalami kekurangan gizi adalah mual dan muntah berlebihan hingga membuat sulit makan dan memperburuk status gizi. Salah satu cara mengatasi hal ini adalah dengan memaksakan diri untuk mengkonsumsi makanan bergizi tinggi dan seimbang dalam porsi kecil tetapi sering. Ibu hamil juga perlu mendapat tambahan asupan vitamin dan mineral untuk memastikan kesehatannya.
Tips atasi mual dan muntah pada masa kehamilan
Ibu hamil dapat mengikuti langkah berikut untuk atasi mual dan muntah saat hamil:
Cukupi kebutuhan cairan
Minum air putih sebanyak 8-12 gelas per harinya. Jika kebutuhan cairan terpenuhi, suhu tubuh juga akan terjaga dengan baik. Saat terhidrasi dengan baik, rasa mual dan ingin muntah bisa berkurang.
Makan sedikit demi sedikit
Makan dengan porsi kecil, bagi 5 sampai 6 porsi kecil dalam sehari, dapat membantu mengurangi mual dan menjaga kebutuhan gizi tetap terpenuhi. Hindari jenis makanan yang terlalu berbumbu, bersantan, dan terlalu berminyak. Berdasarkan beberapa literatur penelitian, jahe dapat membantu mengurangi rasa mual. Ibu hamil dapat mencoba menghisap permen jahe atau minuman yang mengandung jahe untuk mengatasi mual dan muntah.
Sibukan diri pada hal yang disukai
Mengalihkan pikiran pada hal lain yang disukai bisa membantumu melupakan rasa mual sementara waktu. Berjalan-jalan menghirup udara luar juga dapat mengurangi rasa mual.
Istirahat yang cukup dan hindari stres
Berbagi setiap moment dengan pasangan. Bangun suasana yang nyaman agar mampu melewati tahap ini dengan baik
Jika cara menghilangkan mual saat hamil di atas tidak membuat gejala berkurang atau merasa keadaan semakin parah, konsultasikan segera keluhan dengan dokter spesialis kandungan agar bisa segera diatasi dengan pengobatan yang tepat.
Referensi :
Morning Sickness: Nausea and Vomitting of pregnancy. Frequently asked questions. The American College of Obstetric and Gynecology. www.acog.org. September 2020
The Management of Nausea and Vomiting of pregnancy and Hyperemsis Gravidarum. Green-top Guideline No.69. Royal College off Obstetricians and Gynaecologysts. www.rcog.org.uk June 2016