Osteoporosis sebagai Silent Epidemic Disease, Jangan Anggap Sepele!

Osteoporosis sebagai Silent Epidemic Disease, Jangan Anggap Sepele!

Pengertian Osteoporosis

Osteoporosis secara harfiah berarti tulang keropos, adalah penyakit yang biasanya terjadi karena rusaknya jaringan tulang. Akibatnya, tulang menipis dan kehilangan massa. Secara umum, tulang manusia yang sehat terlihat seperti sarang lebah jika dilihat di bawah mikroskop. Namun tulang penderita osteoporosis terlihat berongga dan minim bagian padat.

Seiring tulang menjadi lebih keropos dan rapuh. Hal ini berpengaruh pada hubungan antar tulang. Risiko patah tulang juga meningkat. Kerusakan tulang terjadi diam-diam dan seringkali tidak ada gejala sampai fraktur pertama terjadi. Kemenkes RI mencatat prevalensi osteoporosis di Indonesia sebesar 23% pada wanita berusia 50-80 tahun, dan 53% pada wanita berusia 80 tahun keatas.

Fakta Osteoporosis

Menurut International Osteoporosis Foundation (IOF), sebuah badan amal non-pemerintah yang berbasis di Nylon, Swiss, deteksi untuk osteoporosis masih jarang karena penyakit ini masih dianggap sepele. Menurut IOF, osteoporosis saat ini kurang terdiagnosis dan kurang diobati karena masih banyak orang yang meremehkan penyakit ini.

Osteoporosis terjadi secara bertahap dalam beberapa tahun tanpa gejala yang jelas. Biasanya baru terdeteksi setelah mengalami kerusakan tulang. Tidak terasa sakit kecuali terjadi keretakan.

Faktanya, sekitar 20% orang dengan patah tulang osteoporosis meninggal dalam waktu satu tahun. “Jutaan orang di seluruh dunia berisiko tinggi mengalami patah tulang (fraktur), tetapi (mereka) tidak menyadarinya,” tulis IOF di situs resminya. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menyebutkan, setidaknya 1 dari 3 wanita serta 1 dari 5 pria berusia lebih dari 50 tahun di seluruh dunia akan mengalami fraktur (patah tulang) karena osteoporosis.

Penyebab dan Faktor Risiko Osteoporosis

Faktor risiko osteoporosis meliputi banyak kondisi, di antaranya bisa dimodifikasi dan sebagian lainnya tidak dapat dimodifikasi.

Faktor risiko yang dapat dimodifikasi:

  • Hormon seks. Kadar estrogen yang rendah berkaitan dengan siklus menstruasi yang bolong-bolong maupun menopause dapat menyebabkan osteoporosis pada perempuan. Sedangkan pada laki-laki, kadar testosteron yang rendah dapat menyebabkan osteoporosis. Hal ini dapat dimodifikasi dengan perubahan pola makan dan juga terapi hormonal.
  • Anoreksia nervosa. Pada anoreksia nervosa, tubuh tidak mendapatkan nutrisi yang seharusnya, sehingga kekurangan komponen yang dibutuhkan untuk menjaga kepadatan tulang
  • Konsumsi kalsium dan vitamin D yang kurang dapat menyebabkan tulang menjadi rapuh.
  • Penggunaan obat-obatan tertentu
  • Kurangnya aktivitas fisik
  • Merokok
  • Alkohol

 

Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi:

  • Jenis kelamin. Perempuan lebih rentan mengalami osteoporosis daripada pria
  • Usia. Sebagai penyakit degeneratif, osteoporosis menyerang individu dengan usia lanjut sekitar 40 tahun ke atas
  • Ukuran tubuh yang kecil dan kurus pada perempuan
  • Perempuan dengan etnis Kaukasia dan Asia memiliki risiko paling tinggi dibanding perempuan Hispanik dan kulit hitam
  • Riwayat keluarga dengan osteoporosis

Gejala Osteoporosis

Adapun gejala osteoporosis dikutip dari laman Kementrian Kesehatan :

  1. Postur Bungkuk

Postur punggung bungkuk seperti sering terlihat pada orang lanjut usia

  1. Menurun tinggi badannya
  2. Sering mengalami cidera atau keretakan tulang

Biasanya terjadi pada tulang belakang pergelangan tangan, lengan atau tulang pangkal paha.

  1. Sakit Punggung

Merasakan sakit punggung yang berkelanjutan dalam jangka panjang.

Tetapi Osteoporosis juga dijuluki sebagai Silent Epidemic Disease, karena menyerang secara diam-diam, tanpa adanya tanda-tanda khusus, sampai terjadi patah tulang. osteoporosis juga dapat terjadi pada anak-anak yang disebut Juvenile Idiopathic osteoporosis namun belum diketahui. Sembilan juta patah tulang setiap tahunnya jadi dapat disimpulkan bahwa satu patah tulang setiap 3 detik.

Cara Mencegah Osteoporosis

Dikutip dari laman Kementrian Kesehatan adapun beberapa  cara pencegahan Osteoporosis :

  • Lakukan diet seimbangKaya akan kandungan kalsium karena kalsium adalah salah satu zat pembentuk tulang. Makanan yang kaya kalsium antara lain: teri, brokoli, tempe dan tahu.
  • Beraktivitas dan latihan fisik secara rutin dan teratur
  • Haid teratur
  • Cukup paparan sinar matahari (vitamin D). Pagi : Sebelum Jam 09.00 WIB & Sore : Sesudah Jam 16.00 WIB
  • Hindari rokok dan minuman beralkohol, serta kafein berlebihan.
  • Konsumsilah susu dan kacang-kacangan.

Sahabat Hermina itulah informasi seputar osteoporosis, semoga dapat menambah pengetahuan sahabat Hermina seputar penyakit osteoporosis dan sahabat Hermina bisa melakukan pencegahan sedini mungkin. Salam sehat sahabat Hermina.

Cookie membantu kami memberikan layanan kami. Dengan menggunakan layanan kami, Anda menyetujui penggunaan cookie kami.