penyakitdalam

Pentingnya Gaya Hidup Sehat untuk Pencengahan Hipertensi

Hipertensi, atau tekanan darah tinggi, adalah kondisi medis yang ditandai oleh meningkatnya tekanan darah dalam arteri. Hipertensi sering disebut sebagai "silent killer" karena sering kali tidak menunjukkan gejala yang jelas tetapi dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius seperti penyakit jantung, stroke, dan kerusakan ginjal.

Hipertensi dapat dibagi menjadi dua jenis utama: hipertensi primer (esensial) dan hipertensi sekunder.

  • Hipertensi Primer

Sebagian besar kasus hipertensi adalah hipertensi primer, yang tidak memiliki penyebab medis yang jelas. Beberapa faktor yang berkontribusi terhadap hipertensi primer meliputi:

  1. Genetika: Riwayat keluarga dengan hipertensi meningkatkan risiko seseorang untuk mengembangkan kondisi ini.
  2. Gaya Hidup: Konsumsi garam yang tinggi, obesitas, kurangnya aktivitas fisik, konsumsi alkohol berlebihan, dan kebiasaan merokok dapat meningkatkan risiko hipertensi.
  3. Usia: Tekanan darah cenderung meningkat seiring bertambahnya usia.
  4. Stres: Stres kronis dapat berkontribusi terhadap peningkatan tekanan darah.
  • Hipertensi Sekunder

Hipertensi sekunder disebabkan oleh kondisi medis yang mendasarinya, seperti:

  1. Penyakit Ginjal: Gangguan fungsi ginjal dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah.
  2. Gangguan Hormonal: Kondisi seperti sindrom Cushing, aldosteronisme primer, dan hipertiroidisme dapat menyebabkan hipertensi.
  3. Penggunaan Obat-obatan: Beberapa obat seperti pil kontrasepsi, obat flu, dan dekongestan dapat meningkatkan tekanan darah.
  4. Penyempitan Arteri (Koarktasio Aorta): Kondisi ini menyebabkan peningkatan tekanan darah di bagian tubuh tertentu.

Hipertensi sering kali tidak menunjukkan gejala yang jelas, terutama pada tahap awal. Namun, beberapa individu mungkin mengalami:

  1. Sakit Kepala: Biasanya terjadi di bagian belakang kepala dan lebih parah di pagi hari.
  2. Pusing: Sensasi pusing atau merasa tidak stabil.
  3. Mimisan: Pendarahan hidung yang tiba-tiba dan tanpa sebab yang jelas.
  4. Kelelahan: Perasaan lelah yang berlebihan dan tanpa sebab yang jelas.
  5. Sesak Napas: Kesulitan bernapas atau napas pendek-pendek.

Diagnosa hipertensi dilakukan melalui pengukuran tekanan darah secara berkala. Pengukuran tekanan darah melibatkan dua angka: tekanan sistolik (angka atas) dan tekanan diastolik (angka bawah). Tekanan darah normal adalah sekitar 120/80 mmHg. Tekanan darah dianggap tinggi jika:

  • Tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg
  • Tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg

Dokter mungkin juga akan melakukan tes tambahan seperti tes darah, tes urine, dan elektrokardiogram (EKG) untuk menilai kerusakan organ dan mencari penyebab yang mendasari.

Penanganan hipertensi bertujuan untuk menurunkan tekanan darah dan mencegah komplikasi. Strategi penanganan meliputi perubahan gaya hidup dan penggunaan obat-obatan.

Perubahan Gaya Hidup

  1. Diet Sehat: Mengonsumsi makanan rendah garam, tinggi serat, dan kaya akan buah serta sayuran. Diet DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension) sangat dianjurkan.
  2. Aktivitas Fisik: Olahraga teratur seperti berjalan kaki, berlari, atau berenang selama 30 menit sehari dapat membantu menurunkan tekanan darah.
  3. Berhenti Merokok: Merokok meningkatkan tekanan darah dan risiko penyakit jantung.
  4. Pengelolaan Stres: Teknik relaksasi seperti yoga, meditasi, dan latihan pernapasan dapat membantu mengurangi stres.
  5. Pembatasan Konsumsi Alkohol: Minum alkohol dalam jumlah moderat atau menghindarinya sama sekali dapat membantu menjaga tekanan darah tetap normal.

Mencegah hipertensi memerlukan pendekatan proaktif dalam mengelola faktor risiko. Beberapa langkah pencegahan meliputi:

  1. Menjaga Berat Badan Ideal: Menurunkan berat badan jika kelebihan berat badan dapat mengurangi risiko hipertensi.
  2. Mengadopsi Pola Makan Sehat: Diet rendah garam, kaya serat, dan seimbang nutrisi dapat membantu menjaga tekanan darah tetap normal.
  3. Olahraga Teratur: Aktivitas fisik yang teratur dapat membantu mengontrol berat badan dan tekanan darah.
  4. Menghindari Stres Berlebihan: Mengelola stres dengan teknik relaksasi dan waktu istirahat yang cukup sangat penting.
  5. Pemantauan Tekanan Darah: Mengukur tekanan darah secara berkala dapat membantu mendeteksi hipertensi sejak dini.

 Hipertensi adalah kondisi medis yang serius dan dapat menyebabkan berbagai komplikasi kesehatan jika tidak ditangani dengan baik. Dengan memahami penyebab, gejala, dan metode penanganan hipertensi, kita dapat mengambil langkah-langkah preventif untuk menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah. Perubahan gaya hidup yang sehat dan kepatuhan terhadap pengobatan yang diresepkan oleh dokter adalah kunci utama dalam mengelola hipertensi dan mencegah komplikasi yang lebih parah. Untuk konsultasi mengenai Hipertensi RS Hermina Purwokerto terdapat spesialis Penyakit Dalam.

Akses pendaftaran bisa melalui 4 cara berikut ini:
1. Download mobile aplikasi di Playstore (Ketik Halo Hermina)
2. Hubungi Call Center 1500488
3. Melalui website -> www.herminahospitals.com
4. Melalui aplikasi Halodoc

Referensi :

  1. American Heart Association. (2023). Understanding Blood Pressure Readings. Retrieved from heart.org

  2. Mayo Clinic. (2023). High Blood Pressure (Hypertension). Retrieved from mayoclinic.org

  3. National Heart, Lung, and Blood Institute (NHLBI). (2023). High Blood Pressure. Retrieved from nhlbi.nih.gov

  4. World Health Organization (WHO). (2023). Hypertension. Retrieved from who.int

  5. Centers for Disease Control and Prevention (CDC). (2023). High Blood Pressure Symptoms and Causes. Retrieved from cdc.gov

  6. WebMD. (2023). High Blood Pressure (Hypertension) Health Center. Retrieved from webmd.com

  7. British Heart Foundation. (2023). What is High Blood Pressure? Retrieved from bhf.org.uk

  8. Johns Hopkins Medicine. (2023). Hypertension (High Blood Pressure). Retrieved from hopkinsmedicine.org

Categories