Pentingnya Menjaga Kesehatan Gigi Anak Sejak Dini

Pentingnya Menjaga Kesehatan Gigi Anak Sejak Dini

Menjaga kesehatan anak secara keseluruhan adalah hal yang penting dilakukan, termasuk kesehatan gigi dan mulut. Menjaga kesehatan mulut dan gigi adalah salah satu kebiasaan baik yang harus diajarkan sejak kecil. Dengan begitu, hal ini bisa menjadi kebiasaan dan membuat anak memiliki kesadaran yang tinggi untuk melakukan hal tersebut seumur hidupnya. Nyatanya, kebiasaan ini membantu mencegah karies dan penyakit periodontal seiring bertambahnya usia.

Rutin menyikat gigi bisa menjadi salah satu cara untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut. Namun perlu diketahui, hal itu saja mungkin tidak cukup, apalagi pada anak-anak. Rutinitas menggosok gigi, membersihkan rongga mulut menggunakan obat kumur, dan menggunakan benang gigi ternyata masih belum efektif untuk menghindari gangguan yang terjadi pada gigi dan mulut.

Ada beragam gangguan kesehatan gigi dan mulut yang bisa muncul jika Si Kecil tidak terbiasa menjaga kebersihan area tersebut. Risiko penyakit meningkat pada anak yang jarang menyikat gigi, mengunyah permen karet atau makanan manis secara berlebihan, serta kurang minum air putih. Nyatanya, kebiasaan-kebiasaan tersebut rentan membuat gigi dan gusi rusak. Gigi yang rusak bisa menimbulkan nyeri, pembengkakan pada gusi, gigi berlubang, bahkan pembusukan gigi pada anak. Ada beragam jenis sakit gigi yang mungkin muncul, di antaranya: 

 

1. Karies Gigi

Jenis sakit ini bersifat umum dan sering terjadi pada anak. Karies gigi muncul karena ada penumpukan plak pada area gigi dan mulut. Plak merupakan bakteri atau kotoran yang menempel dan hidup di rongga mulut. Seringnya, plak muncul karena sisa makanan yang tidak dibersihkan atau tidak menyikat gigi sebelum tidur. 

 

2. Radang Gusi (Gingivitis)

Gingivitis alias radang gusi juga bisa muncul akibat kebersihan gigi dan mulut yang tidak terjaga. Tidak berbeda jauh dengan karies gigi, radang gusi juga disebabkan oleh penumpukan plak pada gigi. Infeksi ini menyebabkan gusi meradang dan membuat gusi mudah berdarah.

 

3. Periodontitis

Gangguan pada gusi bisa semakin parah, terutama jika anak tidak memiliki kebiasaan menyikat gigi dengan benar. Kondisi yang lebih berbahaya bisa terjadi, yaitu periodontitis. Kondisi ini merupakan infeksi gusi serius yang bisa merusak jaringan lunak dan tulang yang menyangga gigi. Gejala yang timbul sebagai tanda penyakit ini adalah bau mulut, perubahan warna gusi menjadi merah terang atau keunguan, pembengkakan dan perdarahan pada gusi.

 

 

 

Lakukan Ini Untuk Jaga Kesehatan Mulut Anak

 

Ada banyak yang hal dapat orangtua lakukan untuk menjaga kesehatan mulut anak, di antaranya:

1. Bantu dan ajari anak saat sedang menyikat gigi. Bila orangtua bersama-sama anak melakukan pembersihan gigi, anak akan lebih termotivasi dan meniru contoh dari orangtuanya. 

2. Selain itu, orangtua dapat memerhatikan apakah cara sikat gigi anak sudah benar. Jangan biarkan anak sendirian atau hanya ditemani pengasuhnya. Anak-anak pada umumnya baru dapat menyikat gigi dengan baik dan benar di usia 7-8 tahun, dimana pada usia ini motorik halus anak sudah terbentuk dengan baik. Jadi, tetap bantu atau dampingi anak saat menyikat gigi.

 

3. Gunakan pasta gigi dengan aneka rasa dan warna menarik yang formulanya sudah dirancang agar aman bila tertelan. Berikan anak pasta gigi yang mengandung fluor segera setelah giginya tumbuh. Anak bayi usia 1 tahun pun sudah boleh memakai pasta gigi berfluoride. Tentu saja sesuaikan dosisnya karena anak belum mampu berkumur. Gunakan pasta gigi sebanyak ukuran sebutir beras (smear size) untuk anak usia di bawah 3 tahun. Setelah anak berusia 3 tahun, biasanya anak sudah mampu berkumur, maka dosis pasta gigi bisa ditingkatkan menjadi sebanyak ukuran sebutir kacang polong (pea sized).

4. Awasi jenis jajanan anak. Permen, cokelat, atau makanan manis lain tetap dapat diberikan, namun tetap tekankan pentingnya menyikat dan membersihkan gigi sebelum tidur.

5. Luangkan waktu untuk melihat dan memeriksa gigi anak. Bila hal ini sering dilakukan, anak tidak akan terlalu merasa asing saat harus dibawa ke dokter gigi. Bila ada kelainan dalam rongga mulut anak, maka dapat ditemukan sedini mungkin.

 

 

Pentingnya Memeriksakan Gigi Anak Sejak Dini

 

Ada banyak manfaat dari merawat gigi anak sejak dini. Semakin cepat anak-anak memulai pemeriksaan gigi, semakin besar pula keuntungan yang akan didapat sepanjang hidup mereka. Beberapa di antaranya, yaitu:

 

1. Anak Lebih Tenang Saat ke Dokter Gigi

Memulai kunjungan gigi lebih awal akan meningkatkan kemungkinan anak melihat praktik dokter gigi sebagai bagian rutin dari kehidupan mereka. Hal ini tentu akan membantu mereka dengan pengalamannya, agar tetap tenang saat memeriksakan gigi ke dokter gigi. Karena jika anak tidak terbiasa ke dokter gigi, mereka bisa saja merasa takut atau cemas berlebih saat harus ke dokter gigi.

 

2. Mengedukasi Orangtua

Selain itu, pemeriksaan gigi sedari dini juga bermanfaat untuk para orangtua. Sahabat Hermina bisa tahu lebih banyak tentang cara menyikat gigi yang benar, rekomendasi perawatan mulut, serta dapat berdiskusi langsung dengan dokter gigi mengenai kebutuhan diet serta fluoride untuk anak.

 

3. Mengatasi Masalah Gigi Sedini Mungkin

Anak kecil umumnya sangat rentan terhadap kerusakan gigi. Dengan kunjungan ke dokter gigi yang dimulai sejak awal kehidupan mereka, tentu akan meningkatkan peluang dalam mendeteksi masalah gigi yang dapat berkembang. Kerusakan gigi seperti gigi berlubang adalah penyakit kronis yang paling umum dialami oleh anak-anak. Dengan melakukan pemeriksaan secara rutin, adanya gigi berlubang atau masalah lainnya dapat diatasi sedini mungkin.

 4. Mencegah Kerusakan Gigi

Selain merawat gigi yang membusuk, anak mungkin juga memerlukan tindakan pencegahan seperti pemberian sealant atau aplikasi fluoride tambahan. Hal ini penting, terutama jika mereka berisiko lebih tinggi terhadap kerusakan gigi.

 

Pemeriksaan yang dilakukan sejak dini akan membantu melindungi gigi dan mencegah kerusakan gigi pada anak. Hal ini harus diperhatikan oleh para orangtua, karena masalah gigi dan mulut bisa sangat mengganggu. Pasalnya, jika anak terkena masalah gigi, nafsu makannya bisa berkurang hingga sulit berkonsentrasi.

Selain itu, perawatan di rumah juga tak kalah penting guna menjaga kesehatan gigi dan mulut anak. Biasakan anak untuk menggosok gigi dua kali sehari, yaitu pagi hari setelah sarapan dan malam hari sebelum tidur. Tak lupa, ganti sikat gigi anak setiap 3-4 bulan sekali. Karena sikat gigi bisa penuh dengan kuman, yang tentunya dapat merusak gigi anak.

Oleh karena itu, agar gigi Si Kecil tetap sehat dan kuat sepanjang hidupnya, orang tua memiliki peranan penting dalam melakukan kunjungan sedini mungkin ke dokter gigi. Jadi, jangan lupa untuk lakukan pemeriksaan rutin ke dokter gigi setiap enam bulan sekali. RS Hermina Serpong memiliki dokter gigi anak, lakukan kontrol rutin dan periksakan segera jika buah hati sahabat hermina memiliki keluhan seputar kesehatan gigi.

Pentingnya Menjaga Kesehatan Gigi Anak Sejak Dini

Menjaga kesehatan anak secara keseluruhan adalah hal yang penting dilakukan, termasuk kesehatan gigi dan mulut. Menjaga kesehatan mulut dan gigi adalah salah satu kebiasaan baik yang harus diajarkan sejak kecil. Dengan begitu, hal ini bisa menjadi kebiasaan dan membuat anak memiliki kesadaran yang tinggi untuk melakukan hal tersebut seumur hidupnya. Nyatanya, kebiasaan ini membantu mencegah karies dan penyakit periodontal seiring bertambahnya usia.

Rutin menyikat gigi bisa menjadi salah satu cara untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut. Namun perlu diketahui, hal itu saja mungkin tidak cukup, apalagi pada anak-anak. Rutinitas menggosok gigi, membersihkan rongga mulut menggunakan obat kumur, dan menggunakan benang gigi ternyata masih belum efektif untuk menghindari gangguan yang terjadi pada gigi dan mulut.

Ada beragam gangguan kesehatan gigi dan mulut yang bisa muncul jika Si Kecil tidak terbiasa menjaga kebersihan area tersebut. Risiko penyakit meningkat pada anak yang jarang menyikat gigi, mengunyah permen karet atau makanan manis secara berlebihan, serta kurang minum air putih. Nyatanya, kebiasaan-kebiasaan tersebut rentan membuat gigi dan gusi rusak. Gigi yang rusak bisa menimbulkan nyeri, pembengkakan pada gusi, gigi berlubang, bahkan pembusukan gigi pada anak. Ada beragam jenis sakit gigi yang mungkin muncul, di antaranya: 

 

1. Karies Gigi

Jenis sakit ini bersifat umum dan sering terjadi pada anak. Karies gigi muncul karena ada penumpukan plak pada area gigi dan mulut. Plak merupakan bakteri atau kotoran yang menempel dan hidup di rongga mulut. Seringnya, plak muncul karena sisa makanan yang tidak dibersihkan atau tidak menyikat gigi sebelum tidur. 

 

2. Radang Gusi (Gingivitis)

Gingivitis alias radang gusi juga bisa muncul akibat kebersihan gigi dan mulut yang tidak terjaga. Tidak berbeda jauh dengan karies gigi, radang gusi juga disebabkan oleh penumpukan plak pada gigi. Infeksi ini menyebabkan gusi meradang dan membuat gusi mudah berdarah.

 

3. Periodontitis

Gangguan pada gusi bisa semakin parah, terutama jika anak tidak memiliki kebiasaan menyikat gigi dengan benar. Kondisi yang lebih berbahaya bisa terjadi, yaitu periodontitis. Kondisi ini merupakan infeksi gusi serius yang bisa merusak jaringan lunak dan tulang yang menyangga gigi. Gejala yang timbul sebagai tanda penyakit ini adalah bau mulut, perubahan warna gusi menjadi merah terang atau keunguan, pembengkakan dan perdarahan pada gusi.

 

 

Lakukan Ini Untuk Jaga Kesehatan Mulut Anak

 

Ada banyak yang hal dapat orangtua lakukan untuk menjaga kesehatan mulut anak, di antaranya:

1. Bantu dan ajari anak saat sedang menyikat gigi. Bila orangtua bersama-sama anak melakukan pembersihan gigi, anak akan lebih termotivasi dan meniru contoh dari orangtuanya. 

2. Selain itu, orangtua dapat memerhatikan apakah cara sikat gigi anak sudah benar. Jangan biarkan anak sendirian atau hanya ditemani pengasuhnya. Anak-anak pada umumnya baru dapat menyikat gigi dengan baik dan benar di usia 7-8 tahun, dimana pada usia ini motorik halus anak sudah terbentuk dengan baik. Jadi, tetap bantu atau dampingi anak saat menyikat gigi.

 

3. Gunakan pasta gigi dengan aneka rasa dan warna menarik yang formulanya sudah dirancang agar aman bila tertelan. Berikan anak pasta gigi yang mengandung fluor segera setelah giginya tumbuh. Anak bayi usia 1 tahun pun sudah boleh memakai pasta gigi berfluoride. Tentu saja sesuaikan dosisnya karena anak belum mampu berkumur. Gunakan pasta gigi sebanyak ukuran sebutir beras (smear size) untuk anak usia di bawah 3 tahun. Setelah anak berusia 3 tahun, biasanya anak sudah mampu berkumur, maka dosis pasta gigi bisa ditingkatkan menjadi sebanyak ukuran sebutir kacang polong (pea sized).

4. Awasi jenis jajanan anak. Permen, cokelat, atau makanan manis lain tetap dapat diberikan, namun tetap tekankan pentingnya menyikat dan membersihkan gigi sebelum tidur.

5. Luangkan waktu untuk melihat dan memeriksa gigi anak. Bila hal ini sering dilakukan, anak tidak akan terlalu merasa asing saat harus dibawa ke dokter gigi. Bila ada kelainan dalam rongga mulut anak, maka dapat ditemukan sedini mungkin.

 

 

Pentingnya Memeriksakan Gigi Anak Sejak Dini

 

Ada banyak manfaat dari merawat gigi anak sejak dini. Semakin cepat anak-anak memulai pemeriksaan gigi, semakin besar pula keuntungan yang akan didapat sepanjang hidup mereka. Beberapa di antaranya, yaitu:

 

1. Anak Lebih Tenang Saat ke Dokter Gigi

Memulai kunjungan gigi lebih awal akan meningkatkan kemungkinan anak melihat praktik dokter gigi sebagai bagian rutin dari kehidupan mereka. Hal ini tentu akan membantu mereka dengan pengalamannya, agar tetap tenang saat memeriksakan gigi ke dokter gigi. Karena jika anak tidak terbiasa ke dokter gigi, mereka bisa saja merasa takut atau cemas berlebih saat harus ke dokter gigi.

 

2. Mengedukasi Orangtua

Selain itu, pemeriksaan gigi sedari dini juga bermanfaat untuk para orangtua. Sahabat Hermina bisa tahu lebih banyak tentang cara menyikat gigi yang benar, rekomendasi perawatan mulut, serta dapat berdiskusi langsung dengan dokter gigi mengenai kebutuhan diet serta fluoride untuk anak.

 

3. Mengatasi Masalah Gigi Sedini Mungkin

Anak kecil umumnya sangat rentan terhadap kerusakan gigi. Dengan kunjungan ke dokter gigi yang dimulai sejak awal kehidupan mereka, tentu akan meningkatkan peluang dalam mendeteksi masalah gigi yang dapat berkembang. Kerusakan gigi seperti gigi berlubang adalah penyakit kronis yang paling umum dialami oleh anak-anak. Dengan melakukan pemeriksaan secara rutin, adanya gigi berlubang atau masalah lainnya dapat diatasi sedini mungkin.

 

4. Mencegah Kerusakan Gigi

Selain merawat gigi yang membusuk, anak mungkin juga memerlukan tindakan pencegahan seperti pemberian sealant atau aplikasi fluoride tambahan. Hal ini penting, terutama jika mereka berisiko lebih tinggi terhadap kerusakan gigi.

 

Pemeriksaan yang dilakukan sejak dini akan membantu melindungi gigi dan mencegah kerusakan gigi pada anak. Hal ini harus diperhatikan oleh para orangtua, karena masalah gigi dan mulut bisa sangat mengganggu. Pasalnya, jika anak terkena masalah gigi, nafsu makannya bisa berkurang hingga sulit berkonsentrasi.

Selain itu, perawatan di rumah juga tak kalah penting guna menjaga kesehatan gigi dan mulut anak. Biasakan anak untuk menggosok gigi dua kali sehari, yaitu pagi hari setelah sarapan dan malam hari sebelum tidur. Tak lupa, ganti sikat gigi anak setiap 3-4 bulan sekali. Karena sikat gigi bisa penuh dengan kuman, yang tentunya dapat merusak gigi anak.

Oleh karena itu, agar gigi Si Kecil tetap sehat dan kuat sepanjang hidupnya, orang tua memiliki peranan penting dalam melakukan kunjungan sedini mungkin ke dokter gigi. Jadi, jangan lupa untuk lakukan pemeriksaan rutin ke dokter gigi setiap enam bulan sekali. RS Hermina Serpong memiliki dokter gigi anak, lakukan kontrol rutin dan periksakan segera jika buah hati sahabat hermina memiliki keluhan seputar kesehatan gigi.

 

Cookie membantu kami memberikan layanan kami. Dengan menggunakan layanan kami, Anda menyetujui penggunaan cookie kami.