Penyakit Usus Buntu, dari Gejala Hingga Penyebabnya, ini faktanya

Penyakit Usus Buntu, dari Gejala Hingga Penyebabnya, ini faktanya

 

Usus buntu adalah peradangan yang terjadi pada Appendix vermicularis, dan merupakan penyebab abdomen akut yang paling sering pada anak-anak maupun dewasa. Usus buntu akut merupakan kasus bedah emergensi yang paling sering ditemukan pada anak-anak dan remaja. Kejadian apendisitis di Indonesia menurut data yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan RI pada tahun 2009 sebesar 596.132 orang dengan persentase 3.36% dan meningkat pada tahun 2010 menjadi 621.435 orang dengan persentase 3.53%. Apendisitis merupakan penyakit tidak menular tertinggi kedua di Indonesia pada rawat inap di rumah sakit pada tahun 2009 dan 2010.

Penyebab Usus Buntu
Usus buntu disebabkan karena adanya sumbatan pada rongga appendix sehingga terjadi penumpukan, kematian jaringan dan akibatnya terjadi infeksi. Usus Buntu umumnya terjadi karena infeksi bakteri. Penyebab sumbatan yang paling sering adalah fecolith (BAB yang mengeras). Fecolith ditemukan pada sekitar 20% anak dengan appendicitis.

Tanda dan Gejala
Diagnosis Usus buntu ditegakkan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang (laboratorium darah, USG, appendicogram, atau CT scan abdomen).
Usus Buntu dapat mengenai semua kelompok usia. Nyeri merupakan gejala yang pertama kali muncul. Seringkali dirasakan sebagai nyeri tumpul, nyeri di periumbilikal yang samar-samar, tapi seiring dengan waktu akan berlokasi di perut kanan bawah. Nafsu makan menurun, mual, dan muntah biasanya terjadi dalam beberapa jam setelah onset terjadinya nyeri. Diare dapat terjadi akibat infeksi sekunder dan iritasi pada usus. Pada usus buntu tanpa komplikasi biasanya demam ringan (37,5 -38,5 0 C). Jika suhu tubuh diatas 38,6 0 C, menandakan terjadi pecah pada usus buntuh.

Pengobatan Usus  Buntu
Pengobatan utama penyakit usus buntu adalah dengan operasi pengangkatan usus buntu, atau apendektomi. Pengangkatan usus buntu di sistem pencernaan tidak akan menyebabkan masalah jangka panjang, karena usus buntu juga tidak berperan penting pada orang dewasa. Ada dua cara dalam melakukan apendektomi, yaitu melalui laparoskopi atau operasi lubang kunci, dan bedah terbuka atau laparotomi. Kedua teknik bedah tersebut diawali dengan melakukan bius total pada pasien. Berikut ini adalah penjelasannya:

  • Laparoskopi

Operasi usus buntu dengan Laparoskopi dilakukan dengan membuat beberapa sayatan sebesar lubang kunci di perut. Melalui sayatan tersebut, dokter akan memasukkan alat bedah khusus untuk mengangkat usus buntu.

  • Laparotomi

Laparotomi dilakukan dengan membedah perut bagian kanan bawah sepanjang 5–10 cm, dan mengangkat usus buntu. Bedah terbuka ini dianjurkan untuk penyakit usus buntu yang infeksinya telah menyebar keluar usus buntu, atau jika usus buntu sudah bernanah (abses).

Sahabat Hermina jika mengalami gejala diatas jangan dianggap enteng, segera berkonsultasi dengan dokter untuk perawatan yang tepat.

Cookie membantu kami memberikan layanan kami. Dengan menggunakan layanan kami, Anda menyetujui penggunaan cookie kami.