anak, dewasa, ibuhamil, lansia, kesehatan paru, penyakit paru

Penyebab, Gejala dan Cara Pengobatan pada TBC

Banyak yang keliru karena mengatakan batuk dan TBC adalah penyakit yang sama. Meski sama-sama penyakit batuk, keduanya memiliki perbedaan jauh. TBC (tuberkulosis) adalah penyakit menular dan mematikan dengan tingkat pasien tinggi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis, TBC adalah salah satu penyakit infeksi pada paru yang penularannya disebabkan oleh droplet atau percikan ludah. Walau paling sering menyerang paru-paru, penyakit ini juga dapat menyerang kelenjar getah bening, talang belakang, rahim, jantung, sistem saraf pusat dan otak. 

Sebagai jenis penyakit menular dan mematikan, TBC ternyata menduduki peringkat kedua di dunia dan Indonesia menduduki peringkat tiga besar di Asia tenggara sebagai negara dengan pasien TBC terbanyak. 

 

Penyebab, Gejala dan Cara Pengobatan

Indonesia menjadi salah satu negara di Asia yang memiliki jumlah pasien TBC terbanyak. Penularannya yang cepat melalui udara harus membuat Sahabat Hermina dan yang lain waspada karena penyakit ini termasuk mematikan apabila tidak ada pengobatan yang tepat dan cepat. Masa pengobatannya pun lumayan lama dan harus konsisten. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang TBC, berikut adalah fakta yang harus Sahabat Hermina ketahui;

1. Penyebab

Penyebab terjadinya TBC adalah karena bakteri Mycobacterium tuberculosis yang menyerang paru-paru. Penularan penyakit ini terjadi ketika seseorang menghirup udara yang terkontaminasi bakteri tersebut. Bakteri tersebut dikeluarkan oleh penderita TBC saat batuk dan bersin dalam bentuk percikan lendir.

Perlu Sahabat Hermina ketahui bahwa orang yang terinfeksi bakteri tersebut bisa saja tidak langsung menularkannya pada orang lain dengan cepat. Peluang besar yang menyebarkan bakteri tersebut pada orang lain adalah orang dengan TBC paru aktif.

2. Gejala

Pada umumnya gejala yang nampak dari penyakit ini adalah batuk berkepanjangan yang diderita oleh pasien TBC. Batuknya berbeda dengan batuk biasa karena durasinya yang lama. Selain itu terdapat gejala lain yang harus Sahabat Hermina waspadai diantaranya adalah;

  • Batuk berdarah

  • Nyeri di dada

  • Sesak nafas

  • Batuk yang berlangsung lama sekitar 3 minggu atau lebih

  • Mudah lelah

  • Berat badan turun drastis

  • Kehilangan nafsu makan

  • Demam

  • Menggigil

  • Berkeringat di malam hari

 

3. Faktor Risiko

Setiap orang berpeluang terkena penyakit menular dan mematikan ini. Bahkan penderita penyakit TBC bisa berasal dari anak-anak. Melihat keadaan yang demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang untuk menderita penyakit ini.

Oleh sebab itu, penting bagi Sahabat Hermina untuk mengetahui apa saja faktor risikonya, karena meski memiliki satu saja bukan berarti Sahabat Hermina langsung terkena TBC. Faktor risiko tersebut hanya kondisi yang dapat memperbesar peluang Sahabat Hermina terkena TBC.

Berikut adalah faktor risiko yang harus Sahabat Hermina ketahui;

  • Orang yang memiliki imun rendah, memiliki riwayat penyakit diabetes dan pengidap HIV.

  • Orang yang berdekatan atau yang merawat penderita TBC.

  • Orang yang melakukan kontak langsung dengan penderita.

  • Orang yang tinggal di lingkungan yang kurang bersih dan sistem ventilasi yang buruk.

  • Perokok aktif

  • Orang yang mengkonsumsi alkohol berlebihan

  • Orang yang menjalani pengobatan kanker

  • Dokter atau orang yang perawat yang merawat pasien TBC.

  • Orang yang mengonsumsi narkoba.

  • Orang yang datang ke tempat yang memiliki tingkat wabah TBC tinggi.

  • Orang yang mengonsumsi obat yang digunakan untuk mengobati penyakit autoimun.

 

4. Cara Pengobatan

Walau tergolong mematikan, TBC dapat disembuhkan dengan menjalani pengobatan yang tepat dan sesuai aturan yang diberikan dokter. Masa pengobatan penyakit ini berlangsung selama 6-12 bulan dan harus rutin mengkonsumsi obat TBC serta tidak boleh berhenti walau seharipun.

5. Komplikasi

Apabila penderita TBC tidak mendapatkan penanganan yang tepat dan cepat bisa menyebabkan hal yang buruk. Bakteri yang menyerang paru-paru dapat menyebar ke bagian tubuh yang lain. Berikut adalah komplikasi yang mungkin timbul akibat penyakit TBC ini jika tidak ada penanganan yang cepat;

  • Sakit punggung

  • Pembengkakan selaput otak (meningitis)

  • Masalah pada hati dan ginjal

  • Kelainan pada jantung (tamponade jantung)

  • Kerusakan pada sendi

 

6. Risiko Resistensi Anti Tuberkulosis

Umumnya setelah menjalani pengobatan beberapa minggu pasien akan merasa lebih baik. Namun, kondisi seperti ini sebenarnya harus diwaspadai karena bukan berarti menandakan bakteri TBC telah hilang. Oleh karena itu, setelah menjalani pengobatan intensif, pasien harus tetap menjalani pengobatan hingga penyakit ini benar-benar tuntas.

Apabila pengobatan berhenti di tengah jalan atau tidak tuntas, maka bakteri TBC dapat aktif kembali bahkan lebih ganas dan dapat menyerang bagian tubuh yang lainnya. Pemakaian obat yang tidak tuntas ini juga dapat menyebabkan bakteri kebal terhadap antibiotik. Kondisi tersebut sering disebut TB MDR dan biasanya akan lebih mempersulit masa pengobatan karena semakin sedikit anti tuberkulosis yang dapat melenyapkan bakteri ini.

Sedemikian mengerikan TBC ini membuat Sahabat Hermina dan yang lain harus lebih waspada, utamanya jika telah terkena dan menghentikan masa pengobatan di tengah jalan. Oleh karena itu, lebih baik menyelesaikan pengobatan TBC secara tuntas, menjaga lingkungan dengan baik dan menjalani pola hidup sehat agar tidak mudah terkena dan tertular bakteri tuberkulosis. Jika salah satu keluarga ada yang terkena TBC Sahabat Hermina disarankan untuk melakukan screening untuk mencegah penularan lebih meluas.

Sahabat hermina dapat berkonsultasi seputar penyakit TBC kepada dokter spesialis Paru di RS. Hermina terdekat, atau sahabat hermina juga bisa berkonsultasi secara online dengan dokter spesialis RS. Hermina melalui aplikasi halo hermina.

 

 

Categories