Peradangan Usus Buntu
Apakah yang dimaksud dengan appendix?
Appendix vermicularis, atau yang dikenal sebagai usus buntu, adalah bagian dari sistem pencernaan yang terletak di persimpangan antara usus halus (ileum) dan usus besar (caecum), yang terletak di kanan bawah area perut kita. Appendix memiliki banyak folikel limfoid yang menghasilkan imunoglobulin A (Ig A) yang berfungsi sebagai sistem kekebalan tubuh. Selain itu, appendix juga berfungsi sebagai reservoir rekolonisasi bakteri baik yang ada di usus besar (colon) kita.
Mengapa bisa terjadi peradangan usus buntu (appendicitis)?
Peradangan usus buntu atau appendicitis adalah salah satu kasus emergensi bedah yang paling sering dijumpai pada praktek sehari-hari dan banyak dijumpai pada anak-anak dan dewasa muda. Kasus terbanyak terjadi pada dekade kedua, yaitu kasus pada laki-laki lebih banyak dibandingkan perempuan (8,6% vs 6,7%).
Etiologi appendicitis adalah adanya obstruksi (sumbatan) pada lumen appendix. Obstruksi ini bisa disebabkan karena fecalith (feses yang mengeras), calculi (batu/biji-bijian), pembesaran kelenjar getah bening, maupun parasit (cacing). Ketika terjadi sumbatan, maka terjadi peningkatan tekanan di dalam dinding appendix yang semakin tinggi ketika dinding mukosa appendix memproduksi cairan mukus sehingga akan menyebabkan pembengkakan pada usus buntu yang semakin lama semakin besar, kemudian akan terjadi gangguan sirkulasi pembuluh darah pada dinding appendix yang memperparah pembengkakan yang telah terjadi, dan pada akhirnya dapat menyebabkan pecahnya appendix (appendicitis perforasi).
Bagaimanakah tanda dan gejala appendicitis?
Diagnosis appendicitis ditegakkan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang (laboratorium darah, USG, appendicogram, atau CT scan abdomen).
Meski semua kelompok usia berisiko terkena apendisitis akut, penderitanya lebih banyak berada pada kelompok usia 10 hingga 30 tahun dengan gejala sebagai berikut:
- Sakit yang mendadak muncul pada perut kanan bawah
- Sakit yang mendadak muncul di sekitar pusar dan menjalar ke perut bagian kanan bawah
- Rasa sakit semakin parah bergerak atau batuk
- Demam
- Konstipasi atau diare
- Mual dan muntah-muntah
- Tidak nafsu makan
- Perut kembung
Lokasi munculnya rasa sakit bisa berbeda-beda, tergantung dari letak usus buntunya. Pada kasus ibu hamil dengan appendicitis, nyeri dapat terasa di perut tengah atau atas karena letak usus buntu yang lebih tinggi karena terdorong rahim yang membesar.
Pasien yang kesakitan biasanya menunjukkan sikap berbaring dengan memfleksikan pinggul dan menekukkan lutut ke arah perut, untuk mengurangi rasa sakitnya. Pada area McBurney (kanan bawah) akan ditemukan nyeri tekan. Psoas sign dan obturator sign dapat ditemukan positif. Selain itu, dikenal juga “Alvarado Score” sebagai kriteria diagnostik appendicitis.
Bagaimanakah terapi appendicitis?
Apendisitis akut termasuk salah satu kondisi gawat darurat bedah yang paling sering. Penanganan kondisi ini adalah operasi untuk mengangkat usus buntu yang mengalami peradangan. Prosedur ini disebut appendectomy.
Apendektomi bisa dilakukan dengan operasi terbuka maupun prosedur laparoskopi. Bedah terbuka membutuhkan sayatan besar pada dinding perut, sementara laparoskopi hanya memerlukan beberapa sayatan kecil. Prosedur laparoskopi membutuhkan waktu perawatan RS yang lebih singkat, luka operasi yang lebih kecil, dan pemulihan yang relatif singkat ke aktivitas normal dibandingkan prosedur operasi terbuka.
Pasien biasanya bisa mulai bangkit dan berjalan atau bergerak dalam waktu 12 jam setelah operasi, baik bedah terbuka maupun laparoskopi.
Apendisitis akut termasuk penyakit yang tidak bisa dicegah. Tetapi masalah kesehatan ini cenderung lebih jarang terjadi pada orang yang banyak mengonsumsi serat dari sayuran dan buah-buahan. Oleh karena itu, mari biasakan konsumsi makanan berserat agar kesehatan usus tetap terjaga dengan baik.
Sumber:
The Appendix. Dalam: Brunicardi FC, Andersen DK, Billiar TR, et al editor. Schwartz’s Principles of Surgery, 10th ed. Mc Graw Hill. 2015: 1241- 1257.
Appendix. Dalam: Pennington EC, Burke PA, et all. Current Surgery 14th ed. Mc Graw Hill. 2015: 651-655.