Periode Antenatal
Periode antenatal adalah waktu yang penting selama kehamilan. Perawatan antenatal yang baik akan menghasilkan persalinan yang aman, lancar bagi Ibu dan bayi. Sebagian besar wanita akan melalui kehamilan degan lancar dan melahirkan bayi yang sehat dengan sedikit intervensi medis, tetapi sebagian kasus akan menghadapi komplikasi selama kehamilannya.
Perawatan antenatal terdiri dari 15x kunjungan kepada dokter atau bidan, yaitu interval 4 minggu sampai usia kehamilan 28 minggu (7x), kemudian setiap 2 minggu sampai usia kehamilan 36 minggu (4x) dan selanjutnya setiap minggu (4x). Tetapi, Ibu hamil dengan komplikasi kehamilan memerlukan kunjungan ulang lebih sering, misalnya interval 1-2 minggu.
Tujuan perawatan kehamilan awal, yaitu untuk menentukan keadaan kesehatan ibu dan janin, menentukan usia kehamilan serta mulai merencanakan pemeriksaan kebidanan selanjutnya. Seperti kita ketahui, kehamilan dibagi menjadi 3 trimester yaitu trimester I : 0-14 minggu, trimester II : 15-28 minggu, trimester III : 29-42 minggu.
Setiap kali kunjungan, akan dilakukan penilaian kesejahteraan Ibu dan Janinnya. Yaitu degan memeriksa bunyi jantung janin, pertumbuhannya, volume cairan ketuban dan aktivitas janin . Salah satunya yaitu degan pemeriksaan ultrasonografi, karena bisa menyajikan informasi penting mengenai anatomi fetus, pertumbuhan dan kesejahteraan janin.
Ibu Hamil dianjurkan untuk melakukan pemerikasaan USG minimal 4x , yaitu pada umur kehamilan 12-13 minggu, umur kehamilan 18-20 minggu, umur kehamilan 30-32 minggu dan umur kehamilan >= 40 minggu. Selain itu dokter akan menanyakan apakah ada gejala-gejala seperti sakit kepala, gangguan penglihatan, sakit perut, mual dan muntah, perdarahan, keputihan, sakit kencing dan sebagainya yang tentu saja gejala tersebut harus ditangani degan seksama.
Test Laboratorium, dilakukan di awal kehamilan meliputi : Skrining anemia : penyebab utama anemi dalam kehamilan adalah defisiensi zat besi. Zat besi Bunda dibutuhkan lebih tinggi dalam kehamilan karena disertai kebutuhan janin, plasenta dan peningkatan jumlah sel darah merah. Pada kehamilan normal, volume plasma Bunda meningkat hingga 50% dan masa sel darah merah meningkat secara bertahap sekitar 20%. Hal ini mengakibatkan kadar Hb menurun. Respon fisiologis normal ini dapat mengakibatkan anemi defisiensi zat besi. Kadar Hb normal pada wanita hamil usia kehamilan 12 mingga adalah diatas 11 gr% dan pada 28-30 minggu adalah sebesar 10,5 gr%. Kadar Hb antara 8,5 -10,5 gr% terkait degan risiko bayi degan BBLR dan persalinan prematur. Skrining golongan darah : tes golongan darah dilakukan untuk mengetahui golongan darah ( A, B, AB atau O ) dan rhesus darah Ibu hamil ( rhesus negatif atau positif ). Skrining antibodi Rubela : Sindroma Rubela kongenital terjadi ketika virus Rubela menginfeksi janin di trimester I. Sekitar 85% janin yg terinfeksi Rubela pd trimester I , lahir degan kecacatan seperti tuli, kerusakan mata, gangguan jantung dan keterbelakangan mental. Risiko cacat lahir menurun ketika infeksi terjadi pada usia kehamilan lebih dari 20 minggu. Sifilis : Penularan sifilis dari Ibu ke janin dalam kehamilan berhubungan dengan hidrops, pertumbuhan janin terhambat, persalinan prematur, kecacatan & kematian janin. Hepatitis B : Penularan virus hepatitis B dari Ibu ke janin dapat dicegah degan pemberian vaksin hepatitis B dan Immunoglobulin pada bayi ketika lahir ( HBIG ). HIV : Deteksi dini HIV menyokong pertimbangan memilih metoda persalinan degan seksio dan menghindari pemberian ASI sehingga dapat menekan angka penularan HIV. Urinalisis : deteksi dini ASB (Asymptomatic Bacteriuri) sangat penting dilakukan karena bakteriuria merupakan faktor risiko yang dapat mengakibatkan komplikasi serius spt pyelonefritis akut, persalinan prematur dan BBRL.
Skrining antenatal rutin di trimester kedua dan tiga :
- Pemeriksaan darah rutin ulangan
- Skrining Diabetes gestasional
Skrining laboratorium tambahan pada kehamilan, yaitu untuk mendeteksi kelainan kromosom seperti : Down Syndrome, Trisomi 18, Trisomi 13, Syndroma Turner, Kerusakan bumbung neural.
Skrining infeksi lainnya dalam kehamilan adalah GBS (Group B Streptococcus). Infeksi GBS masih menjadi penyebab utama kematian bayi. Skrining dilakukan pada seluruh wanita hamil pada usia kehamilan 35-37 minggu. Metoda tes yang paling sensitif adalah kultur dari sampel yang dikoleksi dari vagina dan rectum.
Rekomendasi penambahan berat badan selama hamil berdasarkan Indeks Masa Tubuh yaitu IMT normal ( 19,8-26 ) kenaikan BB selama hamil sebanyak 11,5-16 kg, IMT rendah ( < 19,8 ) kenaikan BB sebanyak 12,5-18 kg, IMT tinggi ( 26-29 ) kenaikan BB sebanyak 7-11 kg, IMT gemuk ( > 29 ) kenaikan BB selama hamil sebanyak > 7 kg.
Penambahan berat badan yang kurang akan mendapatkan janin PJT (Pertumbuhan janin terhambat) dan bayi BBLR beserta komplikasinya, akan tetapi penambahan berat badan yang berlebih akan meningkatkan kejadian hypertensi, preeklamsi, gestasional diabetes, bayi besar dan seksio sesarea.