Perlukah Pendidikan Seksual Sedini Mungkin untuk Anak?
Tahukah Sahabat Hermina bahwa pendidikan seksual perlu diberikan sedini mungkin pada anak?
Pemberian pendidikan seksual yang dilakukan oleh orangtua dalam keterbukaan dan kebersamaan akan membantu anak mengenal perubahan pada dirinya secara bertahap dan mengurangi resiko munculnya perilaku seksual menyimpang serta mencegah terjadinya pelecehan seksual.
Topik mengenai seksualitas seringkali dianggap sebagai topik yang tabu untuk dibahas dan ditunda menunggu kematangan usia anak. Meskipun demikian pendidikan seksualitas tetap perlu diberikan sedini mungkin menyesuaikan dengan pertumbuhan hormonal anak yang memiliki dampak pada perubahan fisik dan psikologis dan berkaitan dengan perilaku seksual di setiap rentang usia.
Perkembangan seksual setiap anak dimulai sejak proses kelahiran terjadi dan dipengaruhi oleh faktor fisiologis dan psikologis. Faktor fisiologis adalah perkembangan dan pertumbuhan organ genital anak sesuai dengan usianya. Faktor psikologis dipengaruhi oleh usia anak, apa yang anak lihat dan amati (dari keluarga dan teman) serta apa yang diajarkan pada anak (nilai keagamaan, etika moral, dan penjelasan ilmiah).
3 hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan pendidikan seksualitas pada anak antara lain:
- Apa
Pemberian materi mengenai pemahaman fungsi genital dan perkembangannya
- Kapan
Waktu pemberian materi diberikan sejak balita dan disesuaikan dengan usia perkembangan anak
- Siapa
Sosok yang akan memberikan materi mengenai pendidikan seksualitas antara lain orangtua, guru, pendamping dalam keluarga
Orangtua perlu memiliki pengetahuan yang cukup mengenai perilaku seksual anak yang muncul secara wajar pada setiap rentang usia. Menurut pakar psikoanalisa, Sigmund Freud, menyatakan bahwa anak-anak sudah dilahirkan dengan libido yang merupakan kekuatan pendorong perilaku. Terdapat beberapa tahapan pada masa anak-anak ketika mereka mendapatkan kesenangan dan energi melalui berbagai objek.
Fase Oral (0-1 tahun)
Pusat libido atau rangsangan berada di sekitar area mulut sehingga tugas perkembangan yang diharapkan adalah anak mampu menyusu atau berpisah dari ibu sejenak.
Fase Anal (1-3 tahun)
Pusat libido berada di sekitar anus dimana anak memperoleh kesenangan dengan menahan buang air besar. Tugas perkembangan yang diharapkan adalah pemahaman anak mengenai toilet training.
Fase Phallic (3-5 tahun)
Pusat libido berada di sekitar area genital dimana anak mulai memperoleh kesenangan dengan memegang alat kelamin. Materi yang dapat diajarkan adalah identifikasi jenis kelamin diri sendiri dan identifikasi terhadap individu dewasa yang memiliki jenis kelamin yang sama.
Fase Latency (5-12 tahun)
Pada usia ini dorongan seksual tetap ada tapi tidak tampak secara jelas dan tugas perkembangan yang diharapkan adalah anak memiliki inisiatif untuk membangun interaksi sosial dengan teman sebaya dan pencapaian prestasi akademik
Fase Genital (lebih dari 12 tahun)
Pusat libido berada di area genital ketika anak mulai tertarik secara seksual pada individu lain. Tugas perkembangan yang diharapkan adalah membangun kepedulian dan hubungan yang lebih dekat secara emosional dengan individu lain serta berkontribusi pada masyarakat melalui prestasi dan kerja.
Sebagai orangtua, penting untuk mengajari pendidikan seksual pada anak. Jika anak mengalami penyimpangan perilaku ataupun kecemasan berlebih, tidak perlu panik, segeralah konsultasikan dengan psikolog anak.