Potensi Sindrom Inflamasi Multisistem pada Anak setelah sakit pada Pasien COVID-19 Anak-anak

Potensi Sindrom Inflamasi Multisistem pada Anak setelah sakit pada Pasien COVID-19 Anak-anak

Potensi Sindrom Inflamasi Multisistem pada Anak setelah sakit pada Pasien COVID-19 Anak-anak

 

Virus korona tak kenal usia dalam memilih targetnya. Tua atau muda, anak-anak dan lansia memiliki kemungkinan untuk terpapar virus korona. Meskipun potensi anak-anak terinfeksi COVID-19 tergolong kecil (sekitar 3%) dibandingkan orang dewasa, penyakit akibat virus korona ini diduga berkaitan dengan munculnya sindrom inflamasi multisistem pada anak atau Multisystem Inflammatory Syndrome in Children (MIS-C).

Menurut jurnal yang dimuat dalam The Lancet, selama pandemi COVID-19, terjadi peningkatan penyakit inflamasi pada anak-anak. Penyakit yang punya nama lain Pediatric Inflammatory Multisystem Syndrome (PIMS) ini dilaporkan dalam jangka waktu 4–6 minggu setelah puncak infeksi COVID-19. Sebenarnya, seperti apa sindrom peradangan multisistem ini?

Apa itu MIS-C?

Menurut CDC (2020), sindrom peradangan multisistem pada anak-anak (MIS-C) adalah suatu kondisi di mana semua bagian organ tubuh yang berbeda dapat mengalami pe radangan, termasuk diantaranya organ jantung, paru-paru, ginjal, otak, kulit, mata, atau organ pencernaan.

Dari salah satu penelitian di 26 negara bagian Amerika Serikat, disimpulkan bahwa sindrom inflamasi multisistem pada anak-anak ini yang terkait dengan SARS-CoV-2 menyebabkan penyakit serius dan mengancam jiwa pada anak-anak dan remaja yang sebelumnya sehat. 40% dari pasien yang diawasi dalam penelitian ini juga menunjukkan gejala yang mirip dengan penyakit Kawasaki.

Penyakit Kawasaki sendiri kadang disebut sindrom kelenjar getah bening mukokutan karena mempengaruhi kelenjar yang membengkak selama infeksi (kelenjar getah bening), kulit, dan selaput lendir di dalam mulut, hidung dan tenggorokan. Penyakit yang tergolong sangat langka ini paling sering terjadi pada bayi dan anak kecil di bawah usia 5 tahun. Meskipun begitu, tanda klinis yang menonjol antara penyakit Kawasaki dan MIS-C sangat berbeda. Inilah pentingnya melakukan USG jantung atau ekokardiografi pada semua pasien yang mengalami MIS-C.

 

Seberapa parah penyakit MIS-C?

Berdasarkan penelitian yang dipimpin oleh University of Texas Health Science Center di San Antonio, sebagian besar dari 662 anak yang mengidap sindrom peradangan multisistem mengalami komplikasi jantung. Kerusakan tersebut, misalnya pelebaran pembuluh darah koroner, berkurangnya kemampuan jantung untuk memompa darah beroksigen ke jaringan tubuh, dan hampir 10% anak memiliki aneurisma pembuluh koroner.

Berdasarkan studi kasus, kebanyakan anak hampir setengah dari pasien yang menderita MIS-C memiliki kondisi medis yang mendasari komorbid . Setengah dari anak-anak yang diteliti dalam studi ini mengalami obesitas. Selain itu, anak-anak dengan MIS-C memiliki peradangan berat yang sangat besar dan berpotensi menyebabkan cedera jaringan pada kerusakan jantung.

Gejala sindrom inflamasi multisistem pada anak-anak

Tidak semua anak memiliki gejala sindrom yang sama. Dikutip dari Science Daily, anak-anak bisa saja menunjukkan gejala klasik pernapasan yang dialami pasien COVID-19 untuk mengembangkan MIS-C. Bahkan, anak-anak mungkin tidak memiliki gejala dan tidak ada yang tahu bahwa mereka mengidap penyakit tersebut.

Namun, gejala MISC-C berikut dapat dijadikan acuan untuk segera membawa anak-anak di keluargamu untuk mendapatkan penanganan medis lebih lanjut:

  • Demam yang berlangsung 24 jam atau lebih
  • Muntah
  • Diare
  • Sakit perut
  • Ruam kulit
  • Detak jantung cepat
  • Nafas cepat
  • Mata merah
  • Kemerahan atau bengkak pada bibir, lidah, tangan, atau kaki
  • Merasa sangat lelah
  • Sakit kepala atau pusing
  • Kelenjar getah bening membesar

Selain gejala di atas, berikut ini adalah tanda peringatan darurat MIS-C yang membutuhkan perawatan di unit gawat darurat:

  • Kesulitan bernapas
  • Nyeri atau tekanan di dada yang tidak kunjung hilang
  • Kebingungan baru
  • Ketidakmampuan untuk bangun atau tetap terjaga
  • Bibir atau wajah kebiruan
  • Sakit perut yang parah

 

Tak hanya anak-anak, sindrom peradangan multisistem ternyata juga menyerang orang dewasa

Sejak Juni 2020, ada beberapa laporan sindrom inflamasi multisistem serupa pada orang dewasa. Sindrom ini pun disebut dengan Multisystem Inflammatory Syndrome in Adult (MIS-A). Sindrom peradangan multisystem pada orang dewasa kemungkinan lebih rumit daripada pada anak-anak. Seperti halnya anak-anak, orang dewasa yang telah terinfeksi virus penyebab COVID-19 dapat mengembangkan gejala MIS-A beberapa hari hingga berminggu-minggu setelah sakit.

Hingga artikel ini ditulis, penyebab MIS-C belum diketahui. Namun, anak-anak penderita MIS-C banyak yang terinfeksi virus korona atau pernah berada di sekitar pasien COVID-19. Masih banyak pertanyaan terkait hubungan MIS-C dengan COVID-19, usia, maupun kondisi kesehatan anak-anak sendiri

 

Kapan Harus membawa anak Ke Dokter Anak... ?

Jika Sahabat Hermina memiliki masalah kesehatan Pada anaknya sebaiknya Konsultasikan dengan dokter Spesialis Anak dr. Agnes Praptiwi, Sp.A (K) di RS Hermina Bekasi atau pada kondisi berat bisa membawa anak ke IGD.

Kepustakaan

1.CDC. (2020). Multisystem Inflammatory Syndrome (MIS-C). Diakses melalui https://www.cdc.gov/mis-c/ pada 27 Januari 2021.

2. Acute Heart Failure in Multisystem Inflammatory Syndrome in Children in the Context of Global SARS-CoV-2 Pandemic. Circulation142(5), 429–436. https://doi.org/10.1161/CIRCULATIONAHA.120.048360

3.The Lancet. Infectious diseases20(11), e276–e288.https://doi.org/10.1016/S1473-3099(20)30651-4University of Texas Health Science Center at San Antonio.

 

Cookie membantu kami memberikan layanan kami. Dengan menggunakan layanan kami, Anda menyetujui penggunaan cookie kami.