Rehabilitasi pada Cedera Olahraga

Rehabilitasi pada Cedera Olahraga

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), olahraga adalah gerak badan untuk menguatkan dan menyehatkan tubuh. Olahraga dibagi 2 yaitu, olahraga tradisional dan olahraga modern.

1. Olahraga tradisional

  • Olahraga tradisional dikenal sebagai jenis-jenis olahraga yang berawal dari nenek moyang bangsa Indonesia.
  • Misalnya, sepak takraw, benteng, gasing, gobak sodor, egrang, dan sebagainya.

2. Olahraga modern

  • Olahraga modern merupakan olahraga yang sudah terdapat aturan baku dan diperlombakan secara profesional.
  • Olahraga-olahraga modern bisa kita temukan di berbagai gelaran olahraga nasional maupun internasional, seperti di SEA Games, Olimpiade, dan sebagainya.
  • Contoh olahraga modern adalah sepak bola, tenis meja, bulu tangkis, atletik, memanah, dan lainnya.

Waktu olahraga sebaiknya  setiap hari pada waktu pagi dan sore hari. Olahraga hendaknya dilakukan pada udara terbuka dan bebas polusi, atau di ruang tertutup yang temperatur ruangannya dapat diatur dan lakukanlah minimal selama 30 menit.

Persiapan olahraga sebaiknya dilakukan pemeriksaan pendahuluan untuk menentukan dosis yang aman dan jenis olahraga yang cocok untuk menghindari cedera. Lakukan pemanasan sebelum berolahraga dan pendinginan setelah berolahraga minimal 10 menit. Pada individu dengan keluhan seperti sering pusing, sesak nafas, nyeri dada dan memiliki penyakit seperti jantung koroner, asma, kencing manis, hipertensi, dan lain-lain. Jenis dan dosis olahraga harus dikonsultasikan dengan dokter terlebih dahulu.

Cedera olahraga adalah cedera yang timbul selama atau setelah melakukan olahraga. Jenis olahraga yang berbeda dapat menghasilkan cedera yang berbeda dengan gejala dan penanganan yang berbeda juga.

Cedera olahraga yang paling sering  terjadi, yaitu:

  1. Sprain (terkilir/keseleo)
    Sprain adalah cedera yang terjadi ketika persendian bergerak melampaui jangkauan gerak normalnya. Lokasi yang paling sering terkena adalah pergelangan kaki, pergelangan tangan, dan lutut.
  2. Strain
    Strain adalah cedera yang terjadi akibat tarikan atau regangan yang berlebihan pada otot dan tendon (jaringan yang menghubungkan otot dengan tulang). Lokasi yang paling sering terkena adalah pergelangan kaki, lutut, dan punggung.
  3. Patah tulang
    Patah tulang adalah rusaknya kesinambungan tulang akibat tekanan atau benturan dengan kekuatan lebih besar dari kekuatan tulang, dapat berupa retak (patah sebagian), patah sepenuhnya, atau retak.
  4. Dislokasi dan subluksasi
    Dislokasi dan subluksasi adalah kondisi ketika tulang di sendi bergeser atau keluar dari posisi normalnya.
  5. Cedera bahu
    Cedera pada bahu paling sering dialami pada olahraga yang dominan menggunakan bahu seperti tenis, golf, renang, dan bisbol. Penyebab terjadinya cedera bahu adalah karena adanya beban dan gerakan yang cukup sering pada bahu.
  6. Cedera siku
    Cedera pada siku dapat terjadi pada cabang olahraga yang membutuhkan pergerakan siku secara intens dan berulang. 
  7. Cedera pinggang
    Pinggang merupakan salah satu bagian tubuh yang tidak luput dari cedera, terutama pada olahraga yang banyak melibatkan kerja pinggang seperti sepeda, golf, maupun angkat beban. 
  8. Cedera paha
    Cedera pada paha paling sering melibatkan otot hamstring, yakni otot yang posisinya berada di bagian belakang paha. Jenis cedera ini lazim terjadi pada olahraga yang banyak melibatkan aktivitas lari seperti sprint, basket, dan sepakbola.
  9. Cedera lutut
    Lutut merupakan salah satu bagian tubuh yang cukup sering cedera. Tidak hanya karena menjadi tumpuan berat badan, cedera lutut juga bisa timbul karena benturan maupun karena kurang berhati-hati ketika berolahraga.
  10. Cedera betis
    Sama seperti cedera paha, cedera pada betis lebih sering melibatkan otot dan tendon. Penyebabnya adalah adanya peregangan dan kontraksi yang berlebihan dari otot sehingga dapat menyebabkan robekan.
  11. Cedera pergelangan kaki
    Cedera pada pergelangan kaki bisa bervariasi mulai dari sprain, dislokasi, robekan tendon, hingga patah tulang.

Pertolongan pertama pada cedera olahraga bisa dilakukan dengan prinsip RICE dengan 72 jam pertama, yaitu: 

  1. Rest berarti istirahatkan bagian yang cedera.
  2. Ice berarti berikan kompres es batu (dibalut dengan kain agar tidak terlalu dingin) selama 5-10 menit tiap jam. Penggunaan suhu dingin bertujuan untuk memberhentikan kemungkinan perdarahan dengan mengecilkan pembuluh darah.
  3. Compression berarti berikan tekanan (biasanya dibalut—lihat gambar) pada bagian yang cedera untuk mengurangi bengkak.
  4. Elevate berarti tinggikan bagian yang cedera ke posisi lebih tinggi saat beristirahat untuk mengurangi bengkak dan nyeri.

Segera konsultasikan kepada dokter apabila didapatkan tanda-tanda berikut:

  1. Bengkak dan nyeri bertambah parah.
  2. Terlihat adanya benjolan atau perubahan bentuk.
  3. Terdengar bunyi saat sendi digerakkan.
  4. Kelemahan dan ketidakmampuan melakukan aktivitas dan menopang badan.
  5. Kehilangan keseimbangan.
  6. Kesulitan bernapas.
  7. Demam.

Cedera olahraga yang berat dapat memerlukan penanganan lanjut mulai dari terapi fisik hingga operasi.

Download aplikasi Hermina Mobile Apps untuk memudahkan akses kesehatan dan pendaftaran ke RS Hermina Arcamanik.

Cookie membantu kami memberikan layanan kami. Dengan menggunakan layanan kami, Anda menyetujui penggunaan cookie kami.