Serba-serbi Katarak, dari Gejala Hingga Penanganan.

Serba-serbi Katarak, dari Gejala Hingga Penanganan.

Sahabat Hermina yang berbahagia,

                Katarak adalah kekeruhan pada lensa mata atau kapsulnya (di sekeliling membran transparan) yang dapat menghalangi jalannya cahaya melalui lensa ke retina mata. Jika ukurannya cukup besar atau letaknya di jalur masuknya cahaya, maka dapat mengurangi ketajaman penglihatan. 

                Pada umumnya katarak berhubungan dengan proses penuaan yang dapat dimulai pada usia 40 tahun. Kecepatan berkembangnya katarak dan luasnya katarak sangat bervariasi pada masing-masing orang. Proses penyakit ini berkembang secara bertahap, sehingga pada dekade keempat atau kelima katarak pada akhirnya akan matang dan membuat lensa menjadi keruh sepenuhnya sehingga mengganggu aktivitas rutin. Pilihan tatalaksana termasuk koreksi dengan kacamata dapat dilakukan pada katarak tahap awal. Sedangkan pada katarak tahap matang, operasi menjadi pilihan utama.

                World Report on Vision di tahun 2019 melaporkan 2,2 milyar orang mengalami gangguan penglihatan. Perhimpunan Dokter Mata Indonesia (Perdami) pada 2017 menyebutkan jika 81,2% mengalami katarak, umumnya terjadi pada usia di atas 50 tahun. Katarak merupakan penyebab utama kebutaan di seluruh dunia.

     Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya katarak:

  1. Katarak kongenital: penelitian menyebutkan terdapat hubungan erat antara katarak kongenital dan nutrisi ibu, infeksi (Rubella dan Rubeola), dan kekurangan oksigenasi akibat perdarahan plasenta.
  2. Terkait usia (katarak senilis): jenis katarak yang paling umum.
  3. Cedera traumatik1,2: Penyebab paling umum dari katarak unilateral pada dewasa muda. Trauma dapat berupa: perforasi, tumpul, sengatan listrik, radiasi ultraviolet, radiasi pengion, trauma kimia.
  4. Penyakit Endokrin3: Diabetes mellitus, Hipoparatiroidisme, Kretinisme.
  5. Penyakit Mata Primer: Uveitis anterior kronis, miopia tinggi, distrofi fundus herediter.
  6. Obat-obatan: Kortikosteroid dan inhibitor antikolinesterase.
  7. Gizi buruk4: ​​pola makan yang kekurangan antioksidan dan vitamin.
  8. Alkohol dan merokok.

               Pasien katarak dapat mengeluhkan salah satu dari gejala berikut. Penurunan penglihatan yang bertahap, buram dirasakan seperti ada asap yang menghalangi, Pasien juga mengeluhkan penglihatan berbayang seperti ada air mata. Selain itu, keluhan sensitif atau silau terhadap cahaya, terutama saat terkena lampu mobil atau terkena sinar matahari saat siang hari. Dapat juga ditemukan gangguan penglihatan warna, seperti objek tampak memudar atau menguning.

     Katarak dapat dievaluasi dan didiagnosis dengan beberapa langkah sebagai berikut:

  1. Anamnesis: keluhan utama pasien yaitu penurunan/gangguan penglihatan, riwayat kondisi mata di masa lalu, riwayat penyakit sistemik yang menyebabkan atau memperparah gejala.
  2. Pemeriksaan mata secara komprehensif: ketajaman penglihatan dan refraksi, pemeriksaan slit-lamp, respon pupil, dan pemeriksaan fundus/saraf mata dengan cara melebarkan pupil. Jika terdapat kelainan pada pemeriksaan segmen posterior mata, misalnya degenerasi makula terkait usia atau retinopati pada penderita diabetes, dapat menjadi faktor penting untuk menentukan hasil penglihatan setelah operasi.

               
                Pilihan pengobatan tergantung pada tingkat kekeruhan yang mempengaruhi aktivitas penting sehari-hari. Jika ketajaman penglihatan 6/24 atau lebih baik, pengobatan dengan medikamentosa atau kacamata dapat dipertimbangkan. Baru-baru ini ada penelitian mengenai obat tetes yang dapat melarutkan katarak, namun masih dalam tahap uji coba. Tindakan operasi katarak dapat dipilih jika ketajaman penglihatan lebih buruk dari 6/24 atau terdapat indikasi medis (glaukoma fakolitik, glaukoma fakomorfik, ablasio retina) di mana katarak berdampak buruk pada kondisi penglihatan. Sebelum dilakukan tindakan operasi, ada beberapa kondisi umum yang harus dievaluasi agar mendapatkan hasil operasi yang lebih baik, di antaranya diabetes, hipertensi, penyakit jantung, penyakit saraf, serta penyakit saluran pernafasan.

                Prognosis hasil visual pada operasi katarak bergantung pada beberapa faktor seperti tingkat gangguan penglihatan, jenis katarak, waktu dan cara intervensi, keterlibatan mata unilateral atau bilateral, serta adanya penyakit sistemik lain. Pada mayoritas kasus, operasi mengembalikan penglihatan dengan sangat efektif. Penelitian terbaru mengungkapkan bahwa pada sebagian besar kasus, prognosis setelah operasi sangat baik yaitu mencapai 70-95%, jika pasien secara ketat mengikuti instruksi pasca operasi dan rejimen pengobatan yang disarankan oleh dokter mata.5 Dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan mata secara rutin, yang akan mendeteksi perkembangan katarak pada mata lainnya.

                Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya atau memburuknya katarak, di antaranya:

  • Berhenti merokok dan mengonsumsi alkohol, yang mengganggu kondisi kesehatan secara umum, termasuk risiko katarak.
  • Menjaga pola makan sehat dan aktivitas fisik yang baik, guna mengoptimalkan kadar antioksidan dalam tubuh untuk menjaga kesehatan mata.
  • Rutin melakukan medical check up, katarak sangat berkaitan dengan penyakit diabetes dan hipertensi.
  • Menggunakan kacamata yang melindungi mata dari sinar UVB saat di luar ruangan.
  • Konsultasi dengan dokter spesialis mata untuk melakukan uji kesehatan mata minimal satu tahun sekali.

Jadi Sahabat Hermina, bila mengalami keluhan seperti tanda dan gejala yang di jelaskan diatas, segera konsultasikan ke Dokter Spesialis Mata agar dapat di deteksi lebih lanjut dan dapat segera melakukan perencanaan tindakan operasi katarak.

Salam Sehat.

Cookie membantu kami memberikan layanan kami. Dengan menggunakan layanan kami, Anda menyetujui penggunaan cookie kami.