Sering Terabaikan, Waspada Difteri !
Difteri merupakan suatu penyakit akut yang menular, disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphteria. Kelompok risiko yang terserang difteri adalah anak - anak dan orang lanjut usia, tetapi saat ini karena perkembangan zaman orang dewasa bisa terinfeksi. Faktor risiko yang mendasari terjadinya infeksi Difteri adalah imunitas yang tidak adekuat disebabkan imunisasi pada waktu bayi tidak lengkap, pembeian imunisasi sebelum waktunya, dan penurunan potensi vaksin. Gejala klinis dari difteri bervariasi mulai dari tak bergejala hingga menjadi fatal. Gejala yang umunya terjadi adalah
1.Demam kurang lebih 380 C
2.Sakit waktu menelan
3.Leher membengkak seperi leher sapi (bullneck)
4.Sesak nafas disertai stridor
5.Perasaan tidak enak, mual dan muntah
6.Sakit kepala
Masa inkubasi Difteri umumnya berlangsung selama 2-5 hari. Pada difteri kutis, inkubasi terjadi 7 hari sesudah infeksi primer pada kulit. Pasien kemudian akan memperlihatkan keluhan - keluhan yang tidak spesifik seperti demam dan terkadang menggigil. Difteri pada umumnya menyerang saluran nafas atas (laring, faring, tonsil) berupa kerongkongan sakit dan suara parau, rinorea berlendir dan kadang bercampur darah, serta teraba adanya benjolan dan sembab pada daerah leher. Dapat juga menyerang organ lain seperti kulit dan mukosa serta mata. Penularan Difteri terjadi akibat kontak langsung dan kontak tidak langsung. Kontak langsung dapat terjadi melalui batuk, bersin, berbicara serta adekuat dari kulit yang terinfeksi. Sedangkan kotak tidak langsung terjadi melalui debu, baju, buku ataupun mainan yang terkontaminasi. Penularan melalui droplet saluran napas pada penderita dapat tidak bergejala dan merupakan faktor penting dalam penyebaran penyakit. Difteri dapat dicegah dengan melakukan beberapa upaya berikut:
1.Vaksin Vaksin ini digunakan untuk mencegah bahaya dari Difteri. Vaksin yang umum di Indonesia adalah Imunisasi DPT. Imunisasi ini merupakan wajib diberikan ketika anak usia 2,3,4, dan 18 bulan serta usia 5 tahun.
2.Antibiotik Antibiotik diberikan untuk membunuh bakteir, mencegah transmisi dan menghentikan produksi toksin. Bagi Sahabat Hermina, apabila menemukan gejala - gejala diatas segera dibawa ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan terdekat. RS Hermina Samarinda siap membantu mengobati hingga pulih kembali.
Dibuat Oleh : dr. Bernie, Sp.PD
Ditinjau Oleh : dr. Syamsul Rizal
Referensi :
Kementrian Kesehatan RI (2019). Panduan Deteksi dan Respon Penyakit Meningitis Meningokokus
Satgas Imunisasi Dewasa Papdi (2022). Pedoman Imunisasi Pada Orang Dewasa 2022