obgyn

Skoliosis atau Di Sebut dengan Kelainan Lengkungan Abnormal Tulang Belakang | Tetap Bisa Melahirkan Normal Di Hermina Pasteur Sesuai Dengan Indikasi Medis

Menjalani perjalanan kehamilan bisa jadi mengasyikkan sekaligus menantang bagi calon ibu. Namun, bagi calon ibu dengan skoliosis, pengalaman tersebut mungkin disertai pertimbangan dan potensi kekhawatiran tambahan.Skoliosis pada ibu hamil tidak hanya mempengaruhi kenyamanan fisik, tetapi juga dapat berdampak pada kesehatan ibu dan perkembangan janinnya.

Skoliosis adalah kelainan yang ditandai dengan lengkungan abnormal tulang belakang, yang dapat memengaruhi postur tubuh secara keseluruhan. Kelainan ini bisa bervariasi dari ringan hingga berat, tergantung pada sudut lengkungan tulang belakang yang terkena. Pada kebanyakan kasus, skoliosis terjadi secara idiopatik, artinya penyebabnya tidak diketahui dengan pasti.

Pengaruh Skoliosis pada Kehamilan dan Janin

  1. Kapasitas Paru-paru dan Pernapasan:
  • Skoliosis yang parah dapat mengurangi kapasitas paru-paru dan mempengaruhi fungsi pernapasan ibu. Ini bisa mempengaruhi oksigenasi darah, yang penting untuk kesehatan janin. Namun, dengan pengawasan medis yang tepat, kondisi ini biasanya dapat dikelola.

       2. Pertumbuhan dan Perkembangan Janin:

  • Secara umum, skoliosis tidak mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin secara langsung. Janin tetap bisa tumbuh dan berkembang dengan baik selama ibu hamil mendapatkan perawatan prenatal yang adekuat dan menjaga pola makan serta gaya hidup sehat.

     3.Posisi Janin:

  • Skoliosis dapat mempengaruhi bentuk dan ukuran rongga panggul ibu, yang mungkin mempengaruhi posisi janin dalam rahim. Ini bisa menjadi faktor risiko dalam menentukan metode persalinan, terutama jika janin berada dalam posisi yang tidak optimal untuk persalinan normal.

     4.Nyeri dan Ketidaknyamanan:

  • Ibu dengan skoliosis mungkin mengalami nyeri punggung yang lebih signifikan selama kehamilan, yang dapat mempengaruhi kesejahteraan secara keseluruhan. Nyeri yang berkepanjangan dapat mempengaruhi kualitas tidur dan menyebabkan stres, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi kesehatan janin.

     5.Komplikasi Persalinan:

  • Ibu dengan skoliosis berat mungkin memiliki risiko komplikasi yang lebih tinggi selama persalinan, seperti persalinan yang lebih lama atau kesulitan dalam posisi persalinan. Dalam beberapa kasus, dokter mungkin merekomendasikan operasi caesar untuk mengurangi risiko bagi ibu dan janin.

Apakah bayi yang dikandung akan mengalami skoliosis juga ?

Calon Ibu yang mengalami skoliosis ketika hamil berpotensi melahirkan anak dengan kondisi yang sama. Namun, peluangnya tak terlalu besar. Ketika kelengkungan terbentuk di dalam rahim, maka disebut sebagai skoliosis kongenital.Dalam hal skoliosis kongenital, ada kemungkinan kondisi ini diturunkan. Konseling genetik dan tes prenatal direkomendasikan jika Anda memiliki riwayat keluarga dengan skoliosis. Penting untuk diperhatikan bahwa sebagian besar kasus skoliosis bersifat idiopatik, yang berarti timbul secara spontan tanpa hubungan keturunan yang diketahui. Anda dapat memiliki bayi yang sangat sehat, bahkan jika Anda memiliki skoliosis yang parah. Namun, ibu tak perlu khawatir, pemberian penyangga, terapi fisik, hingga pembedahan dapat dilakukan untuk menyembuhkan bayi yang mengalami skoliosis. Perawatan yang tepat akan membuat buah hati Anda bisa hidup secara normal.

Persalinan pada ibu hamil dengan skoliosis

Secara alamiah, para calon ibu ingin mengetahui apakah skoliosis dapat menyebabkan komplikasi selama persalinan. Di masa lalu, dokter terkadang berasumsi bahwa komplikasi akan terjadi saat persalinan dan secara otomatis menjadwalkan operasi caesar untuk wanita dengan skoliosis.

Namun, di zaman sekarang ini, seriring berkembangnya ilmu pengetahuan terkait skoliosis dan resikonya selama persalinan , para calon ibu tetap memiliki opsi untuk bisa melahirkan secara normal. Secara umum, ibu dengan skoliosis dapat melahirkan bayi yang sehat melalui persalinan spontan dengan aman tanpa komplikasi yang berhubungan dengan kondisi tersebut. Seperti yang telah disebutkan, skoliosis memiliki tingkat keparahan yang beragam, sehingga semakin parah suatu skoliosis, semakin besar resikonya bagi calon ibu untuk melakukan persalinan normal. Pada beberapa kasus skoliosis yang parah, gangguan pernafasan dapat menjadi salah satu komplikasi persalinanan. Bagi calon ibu yang mengalaminya, mengatur pola pernapasan berirama yang teratur saat persalinan dapat menjadi tantangan ekstra selama persalinan spontan.

Anestesi Epidural pada Ibu hamil dengan skoliosis

Aenstesi epidural adalah salah satu bentuk anestesi/penghilang rasa sakit yang paling umum selama persalinan khususnya persalinan caesar, dan banyak calon ibu dengan skoliosis mungkin bertanya-tanya apakah mereka dapat menggunakan opsi ini. Namun calon ibu tidak perlu khawatir, anestesi epidural tetap bisa dilakukan meskipun calon ibu memiliki skoliosis

Anestesi Epidural akan dilakukan oleh dokter spesilis anestesi dan melibatkan penyuntikan ke area tertentu pada sumsum tulang belakang. Jika calon ibu menderita skoliosis, dokter anestesi perlu memastikan dan mengetahui derajat keparahan skoliosis dengan melakukan rontgen sehingga mereka dapat melihat di mana kelengkungan berada di sepanjang tulang belakang.

Jika dokter anestesi sudah mengetahui dengan tepat di mana letak kelengkungannya dan seberapa parahnya, dokter dapat memberikan anestesi epidural dengan aman dan memastikan suntikannya masuk ke dalam tempat yang seharusnya.

Penanganan dan Perawatan Ibu Hamil Dengan Skoliosis

Penanganan skoliosis pada ibu hamil biasanya berfokus pada manajemen nyeri dan memantau perkembangan kelainan tulang belakang. Penanganan dan perawatan yang dapat dilakukan pada ibu hamil dengan skoliosis berupa :

  1. Pengawasan Medis yang Ketat:
  • Penting bagi ibu hamil dengan skoliosis untuk menjalani pemeriksaan prenatal secara teratur. Dokter spesialis kandungan dan ortopedi dapat bekerja sama untuk memantau kondisi ibu dan janin.

     2. Fisioterapi dan Latihan Ringan:

  • Fisioterapi dapat membantu mengelola nyeri punggung dan memperbaiki postur tubuh selama kehamilan. Latihan ringan seperti berjalan, yoga prenatal, dan peregangan dapat membantu menjaga fleksibilitas dan kekuatan otot.

    3. Penggunaan Alat Bantu

  • Dalam beberapa kasus, penggunaan korset punggung dapat membantu menopang tulang belakang dan mengurangi rasa sakit. Namun, penggunaan alat ini harus berdasarkan saran medis dan disesuaikan dengan kebutuhan individu..

    4. Manajemen Nyeri:

  • Mengelola nyeri dengan cara yang aman sangat penting. Teknik relaksasi, kompres hangat, dan bantal tambahan untuk tidur dapat membantu meningkatkan kenyamanan. Obat-obatan untuk nyeri harus dipertimbangkan dengan hati-hati dan hanya digunakan jika direkomendasikan oleh dokter.

    5. Perencanaan Persalinan:

  • Diskusikan rencana persalinan dengan dokter spesialis kandungan dan dokter spesialis orthopedi sejak awal kehamilan. Hal ini termasuk mempertimbangkan berbagai opsi persalinan dan persiapan untuk kemungkinan operasi caesar jika diperlukan.

Skoliosis pada ibu hamil memang menambah tantangan tertentu selama kehamilan, dengan perawatan medis yang tepat dan dukungan yang memadai, kebanyakan ibu dapat menjalani kehamilan yang sehat dan melahirkan bayi yang sehat. 

Namun, jika skoliosis sudah tergolong berat, dokter mungkin akan menyarankan persalinan caesar. Bila hal ini terjadi, tidak perlu memaksakan diri untuk melahirkan secara normal, terlebih bila posisi kepala bayi tidak berada dekat jalur lahir atau panggul ibu. Ingatlah, keselamatan Mom's dan janin adalah yang utama.

Tingkat keparahan skoliosis pada ibu hamil bisa berbeda-beda. Jadi, untuk memantau dan menurunkan risiko terjadinya komplikasi akibat skoliosis, jangan lupa lakukan pemeriksaan rutin ke Dokter Spesialis Obgyn Di Hermina Pasteur

Sehat Bersama Hermina Pasteur

Referensi :

Theroux J, Brown BT, Marchese R, Selby M, Cope V, McAviney J, Beynon A. The impact of pregnancy on women with adolescent idiopathic scoliosis: a scoping review. Eur J Phys Rehabil Med. 2023 Aug;59(4):505-521. doi: 10.23736/S1973-9087.23.08086-3. PMID: 37746783; PMCID: PMC10548399.

Categories