Stres saat Hamil dan Pasca Lahiran

Stres saat Hamil dan Pasca Lahiran

Kehamilan bisa menimbulkan berbagai emosi bagi ibu, termasuk stres, dan ini normal terjadi. Stress adalah reaksi normal terhadap perubahan besar pada kehamilan. Namun terlalu banyak stress saat hamil, bisa berdampak pada kesehatan ibu dan bayi dalam kandungan.

 

Tingkat stress tinggi yang berlangsung lama bisa menyebabkan masalah kesehatan pada ibu hamil, seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung, selain itu kemungkinan melahirkan dengan bayi yang prematur atau bayi dengan berat lahir rendah. 

 

Oleh karena itu, jika ibu hamil merasa stress atau depresi, sebaiknya segera konsultasikan tentang kesehatan ibu dan janin secara keseluruhan dan masalah kesehatan mental pada dokter spesialis kandungan. 

 

Jangan tunda untuk konsultasikan pada dokter spesialis kandungan terutama jika terjadi gejala stres berikut ini:

•    Peningkatan kadar kortisol, epinefrin, dan norepinefrin, disadari atau tidak.

•    Peningkatan detak jantung atau jantung berdebar-debar.

•    Sakit kepala.

•    Sakit punggung.

•    Perut sakit atau tidak nyaman.

•    Menggeretakkan gigi.

•    Kesulitan berkonsentrasi.

•    Kelelahan yang berlebihan.

•    Kesulitan tidur.

•    Kehilangan selera makan.

•    Makan berlebihan.

•    Perasaan khawatir, frustasi, marah, atau sedih.

•    Tidak ingin bertemu orang banyak.

•    Kebutuhan yang berlebihan untuk berada di sekitar orang lain, atau takut sendirian.

 

Beberapa ibu hamil mungkin juga mengalami pikiran obsesif, cemas, marah, gangguan makan. 

 

Stres juga bisa meningkatkan risiko masalah pada perkembangan fisik dan mental bayi di masa depan, serta masalah perilaku di masa kanak-kanak. 

 

Hal yang dikhawatirkan adalah efek stres ibu saat hamil muncul di kemudian hari, terkadang bertahun-tahun kemudian. Perlu diketahui, anak-anak cenderung memiliki gangguan attention deficit hyperactivity (ADHD) setelah stres prenatal. Kondisi ini berhubungan dengan pengembangan depresi saat remaja. 

 

Bagi beberapa ibu, setelah bayi lahir justru memiliki serangkaian pemicu stres baru. Jika stres saat merawat bayi, cobalah tidur lebih banyak saat bisa dan konsumsi makanan sehat. Minta pasangan untuk menjaga bayi secara bergantian, sehingga ibu bisa melakukan sesuatu untuk diri sendiri seperti berjalan-jalan, menulis jurnal, atau berbicara dengan teman. 

 

Tidak apa-apa untuk mengatakan tidak jika terlalu banyak kunjungan setelah melahirkan atau memprioritaskan Si Kecil dibanding rumah yang rapi. 

 

Penting untuk menjaga kesehatan mental selama kehamilan, bahkan sama pentingnya dengan menjaga kesehatan fisik. Untuk mengurangi stres, ibu bisa melakukan cara berikut ini:

•    Hindari pemicu yang membuat ibu stres dan perhatikan apa yang terjadi saat merasa stres.

•    Cobalah untuk memperlambat aktivitas, istirahat, dan jangan terlalu membebani diri sendiri. 

•    Konsumsi makanan yang sehat dan seimbang agar ibu dan bayi tetap sehat. 

•    Bicaralah pada seseorang tentang kekhawatiran dan perasaan ibu. 

•    Melakukan aktivitas fisik dan relaksasi juga bisa mengurangi stres.

 

Bila perlu, segera kunjungi dokter spesialis kandungan jika ibu mengalami stress dan membutuhkan bantuan.

Cookie membantu kami memberikan layanan kami. Dengan menggunakan layanan kami, Anda menyetujui penggunaan cookie kami.