Stroke

Stroke

Pada 2018, WHO mengeluarkan hasil survey yang menunjukkan bahwa stroke menempati urutan kedua sebagai penyebab kematian terbanyak di dunia, yakni mencapai sekitar 6 juta kematian sepanjang 2010-2016. Setiap tahunnya kasus baru terhadap stroke selalu bertambah dengan rata–rata dilaporkan ada 13 juta kasus baru dan 5,5 juta kasus lainnya berkahir dengan meninggal dunia. Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan kurangnya pemahaman masyarakat akan stroke itu sendiri yang meliputi tanda gejala dan bahaya stroke.

 

Stroke sebagai bagian dari penyakit kardioserebrovaskular yang digolongkan ke dalam penyakit katastropik karena mempunyai dampak luas secara ekonomi dan sosial. Stroke menjadi penyebab kematian nomor dua di dunia setiap tahunnya. Data menunjukkan 1 dari 4 orang mengalami stroke, jangan sampai kita menjadi salah satu diantaranya. karena sesungguhnya stroke dapat dicegah. Berbagai upaya promosi kesehatan telah dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan ancaman atau bahaya terhadap kesehatan ini serta upaya pengenalan dan penanganan diri.

 

Stroke didefinisikan sebagai suatu penurunan fungsi sistem saraf pusat yang diakibatkan terjadinya sumbatan atau pecahnya pembuluh darah pada otak. Berdasarkan penyebabnya, stroke kemudian dikategorikan menjadi dua jenis, stroke hemmoragik/perdarahan dan stroke nonhemoragik/sumbatan. Lalu, apa perbedaan antara kedua hal tersebut?

 

Stroke iskemik atau sumbatan merupakan jenis stroke yang paling banyak ditemui. Sekitar 87% kasus stroke di dunia tergolong dalam jenis ini. Stroke iskemi terjadi ketika aliran darah pada pembuluh darah di otak mengalami penyumbatan sehingga pasokan oksigen dan nutrisi bagi otak terhalang lalu menyebabkan kondisi hipoksia (kekurangan suplai) dan akan berujung hingga kematian jaringan atau sel-sel otak sehingga dapat menyebabkan penurunan fungsi sel otak. Hal ini, yang menyebabkan timbulnya gejala kelainan sistem saraf pusat.

 

Stroke memiliki beragam tanda gejala yaitu meliputi adanya gangguan fungsi kesadaran, gangguan motorik atau anggota gerak, gangguan sensorik atau perabaan, gangguan pada pusat biacara, mual, muntah, nyeri kepala hebat, penurunan fungsi sistem saraf pusat (bibir mencong, tidak bisa menutup atau membuka mata, tidak bisa menelan dan cendrung mudah tersedak).

 

Pada umumnya gejala stroke dapat cepat dikenali dan ditolong dengan metode FAST. Metode FAST yaitu merupakan suatu singkatan dari F (Face/wajah), A (Kelemahan anggota gerak), S (Speech-difficulty/sulit berbicara), T (Time). Metode ini akan sangat membantu kita untuk lebih peka terhadap tanda gejala umum stroke.

 

Jenis stroke yang kedua adalah stroke hemoragik/perdarahan. Stroke jenis ini terjadi ketika pecahnya pembuluh darah otak mengakibatkan darah menggenangi sel-sel otak sehingga terjadi ketidakseimbangan tekanan cairan pada lingkungan sel otak dan berujung pada kerusakan sel otak. Pecahnya pembuluh darah ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti tingginya tekanan darah, adanya kelainan pada dinding pembuluh darah, serta adanya sumbatan pada pembuluh darah yang mengakibatkan terjadinya tekanan yang melebihi kapasitas daya tahan dinding pembuluh darah. Pada stroke hemoragik, harapan sembuh yang dimiliki tergolong rendah karena kerusakan sel otak yang ditimbulkan bersifat permanen dan tidak bisa dikoreksi dengan oksigenasi seperti pada stroke iskemik. Diperlukan penanganan spesialistik tersendiri dalam kasus stroke ini.

 

Komplikasi pada umumnya penyakit stroke tergantung pada cepat, lokasi, dan pengananan awalnya. Hal tersebut sangat berpengaruh terhadap seberapa besar atau luasnya jaringan yang mati yang akan memberikan dampak luas sehingga munculnya beberapa komplikasi seperti gangguan sementara atau menetap dari fungsi tubuh sehingga menyebabkan penurunan kualitas hidup, menurunnya massa otot akibat berkurangnya aktivitas, gangguan asupan nutrisi dan yang terakhir kematian

 

Oleh karena itu , pencegahan merupakan poin penting yang harus kita lakukan agar kita tidak terkena stroke yaitu menjaga pola makan, pola aktivitas, serta rutin minum obat–obatan dan kontrol ke pelayanan kesehatan jika kita memiliki riwayat penyakit yang bisa menyebabkan terjadinya stroke.

Cookie membantu kami memberikan layanan kami. Dengan menggunakan layanan kami, Anda menyetujui penggunaan cookie kami.