Stroke di Usia Muda: Ancaman Tersembunyi yang Harus Diwaspadai!

Stroke di Usia Muda: Ancaman Tersembunyi yang Harus Diwaspadai!

Stroke umumnya dikaitkan dengan usia lanjut, tetapi kasus stroke di usia muda semakin meningkat. Stroke di usia muda, yang terjadi pada individu di bawah 45 tahun, dapat menyebabkan kecacatan jangka panjang dan mempengaruhi produktivitas serta kualitas hidup.

 

Apa Itu Stroke?

Stroke terjadi ketika suplai darah ke otak terganggu, menyebabkan kematian sel-sel otak dalam waktu singkat. Ada dua jenis utama stroke:

- Stroke Iskemik, Terjadi akibat penyumbatan pembuluh darah otak. Ini merupakan jenis stroke yang paling umum.

- Stroke Hemoragik, Disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah di otak, yang mengakibatkan perdarahan.

Selain itu, ada kondisi yang dikenal sebagai serangan iskemik transien (TIA) atau "mini-stroke," yaitu gangguan sementara aliran darah ke otak yang menyebabkan gejala stroke sementara tetapi tidak menimbulkan kerusakan permanen.

 

Penyebab Stroke di Usia Muda

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan stroke pada individu muda meliputi:

1. Faktor Kesehatan

- Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi): Meningkatkan risiko kerusakan pembuluh darah otak.

- Diabetes Mellitus: Gangguan metabolisme gula darah yang dapat merusak pembuluh darah.

- Kolesterol Tinggi: Menyebabkan penumpukan plak di arteri yang bisa menghambat aliran darah ke otak.

- Penyakit Jantung: Seperti aritmia (gangguan irama jantung) dan kelainan katup jantung yang dapat menyebabkan pembentukan gumpalan darah.

- Gangguan Pembekuan Darah: Seperti trombofilia atau antiphospholipid syndrome yang meningkatkan risiko pembentukan gumpalan darah.

2. Faktor Gaya Hidup

- Merokok: Nikotin dan karbon monoksida dalam rokok dapat merusak pembuluh darah dan meningkatkan risiko pembekuan darah.

- Konsumsi Alkohol Berlebihan: Dapat meningkatkan tekanan darah dan risiko stroke hemoragik.

- Penggunaan Narkoba: Obat-obatan terlarang seperti kokain, amfetamin, dan methamphetamine dapat menyebabkan lonjakan tekanan darah yang berbahaya.

- Kurangnya Aktivitas Fisik: Gaya hidup sedentari meningkatkan risiko obesitas, hipertensi, dan diabetes.

3. Faktor Genetik dan Autoimun

Riwayat Keluarga: Jika ada anggota keluarga yang memiliki riwayat stroke, risiko seseorang untuk mengalami stroke juga meningkat.

 

Gejala Stroke yang Harus Diwaspadai

Beberapa gejala atau tanda-tanda yang harus diwaspadai untuk mengenali stroke:

SE : Senyum tidak simetris (mencong ke salah satu sisi).

GE: Gerak salah satu anggota tubuh melemah atau terasa lemas.

RA : Bicara pelo atau tiba-tiba tidak bisa berbicara

KE : Kebas atau kessemutan separuh tubuh

R : Rabun atua pandangan kabur terjadi secara tiba tiba.

S : Sakit kepala hebat yang muncul tiba-tiba tanpa penyebab yang jelas.

 

Pencegahan Stroke di Usia Muda

Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah stroke meliputi:

- Menjaga Tekanan Darah dalam batas normal.

- Mengontrol Gula Darah dan Kolesterol dengan pola makan sehat dan olahraga.

- Berhenti Merokok dan Menghindari Alkohol.

- Rutin Berolahraga minimal 30 menit sehari.

- Menjaga Berat Badan Ideal.

- Mengelola Stres dengan teknik relaksasi seperti meditasi atau yoga.

- Memeriksakan Kesehatan Secara Rutin untuk mendeteksi faktor risiko sejak dini.

 

Referensi:

Kementerian      Kesehatan Republik       Indonesia. Laporan Nasional Riskesdas 2018. 2019.

MayoClinic. Diakses pada 2023. Transient ischemic attack (TIA)

Cookie membantu kami memberikan layanan kami. Dengan menggunakan layanan kami, Anda menyetujui penggunaan cookie kami.