Stunting dan Pencegahannya

Stunting dan Pencegahannya

Berdasarkan WHO, stunting adalah gangguan tumbuh kembang anak yang disebabkan oleh kekurangan asupan gizi, terserang infeksi, maupun stimulasi yang tak memadai. Stunting dapat dicegah, yaitu dengan cara berikut:

 

1. Memenuhi Kebutuhan Gizi Sejak Hamil

Penuhi gizi sejak masa kehamilan, selalu mengonsumsi makanan sehat, bergizi dan suplemen atas anjuran dokter. Sebaiknya rutin memeriksakan kesehatan kehamilan ke dokter atau bidan.

 

2. Beri ASI Eksklusif sampai Bayi Berusia 6 Bulan

ASI berpotensi mengurangi peluang stunting pada anak berkat kandungan gizi mikro dan makro. Berikan ASI Eksklusif selama enam bulan. Protein whey dan kolostrum pada ASI mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh bayi yang terbilang rentan.

 

3. Dampingi ASI Eksklusif dengan MPASI Sehat

Berikan Makanan Pendamping/MPASI pada usia 6 bulan ke atas. Pastikan makanan tersebut memenuhi gizi mikro dan makro untuk mencegah stunting. WHO merekomendasikan penambahan nutrisi ke dalam makanan, konsultasikan dengan dokter.

 

4. Terus Pantau Tumbuh Kembang Anak

Pantau tumbuh kembang anak, terutama dari tinggi dan berat badannya. Periksa secara berkala ke Posyandu maupun klinik khusus anak, untuk mengetahui gejala awal gangguan dan penanganannya.

 

5. Selalu Jaga Kebersihan Lingkungan

Anak-anak sangat rentan penyakit apabila lingkungan sekitarnya kotor. Faktor ini secara tak langsung meningkatkan peluang stunting.

 

6. Vaksinasi agar Anak Tidak Mudah Sakit

Sudah menjadi sebuah keharusan bagi para orangtua untuk berbagi informasi tentang stunting pada lingkungan sekitarnya. Pasalnya, efek jangka panjang dari stunting mampu mengganggu kualitas kecerdasan anak yang berdampak terhadap rendahnya sumber daya manusia Indonesia.

 

Ayah dan bunda bisa berdiskusi dengan dokter di Halo Hermina untuk memahami stunting lebih baik. Kemudahan berdiskusi dengan dokter dapat anda rasakan jika memiliki aplikasi Halo Hermina yang bisa anda download di Google Play atau App Store.

 

Stunting menunjukkan kekurangan gizi kronis yang terjadi selama periode paling awal pertumbuhan dan perkembangan anak. Tidak hanya tubuh pendek, stunting memiliki banyak dampak buruk untuk anak. Lantas, apa saja penyebab dan dampak dari kondisi ini?

 

Pada 2019, survei membuktikan sekitar 30 persen balita Indonesia mengalami stunting. Kondisi ini bisa disebabkan oleh banyak aspek, mulai dari aspek pendidikan hingga ekonomi. Stunting sangat penting untuk dicegah. Hal ini disebabkan oleh dampak stunting yang sulit untuk diperbaiki dan dapat merugikan masa depan anak.

 

Penyebab Anak Mengalami Stunting

Status gizi buruk pada ibu hamil dan bayi merupakan faktor utama yang menyebabkan anak balita mengalami stunting. Ada banyak sekali hal-hal yang dapat memicu terjadinya gizi buruk ini. Berikut adalah penyebab gizi buruk pada ibu hamil dan bayi yang masih sering ditemui:

 

1. Pengetahuan ibu yang kurang memadai

Sejak di dalam kandungan, bayi sudah membutuhkan berbagai nutrisi untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Untuk mencapai ini, ibu harus berada dalam keadaan sehat dan bergizi baik. Jika ibu tidak memiliki pengetahuan akan asupan nutrisi yang baik untuknya dan janin, hal ini akan sulit didapatkan.

 

Begitu pula setelah lahir, 1000 hari pertama kehidupan (0-2 tahun) adalah waktu yang sangat krusial untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Pada masa ini, bayi membutuhkan ASI Eksklusif selama 6 bulan dan tambahan makanan pendamping ASI (MPASI) yang berkualitas setelahnya. Oleh karena itu, ibu harus memiliki pengetahuan yang cukup mengenai gizi anak.

 

Faktor lainnya yang juga dapat memicu stunting adalah jika anak terlahir dengan kondisi sindrom alkohol janin (fetus alcohol syndrome). Kondisi ini disebabkan oleh konsumsi alkohol berlebihan saat hamil yang kemungkinan diawali ketidaktahuan ibu akan larangan terhadap hal ini.

 

2. Infeksi berulang atau kronis

Tubuh mendapatkan energi dari asupan makanan. Penyakit infeksi berulang yang dialami sejak bayi menyebabkan tubuh anak selalu membutuhkan energi lebih untuk melawan penyakit. Jika kebutuhan ini tidak diimbangi dengan asupan yang cukup, anak akan mengalami kekurangan gizi dan akhirnya berujung dengan stunting.

 

Terjadinya infeksi sangat erat kaitannya dengan pengetahuan ibu dalam cara menyiapkan makan untuk anak dan sanitasi di tempat tinggal.

 

3. Sanitasi yang buruk

Sulitnya air bersih dan sanitasi yang buruk dapat menyebabkan stunting pada anak. Penggunaan air sumur yang tidak bersih untuk masak atau minum disertai kurangnya ketersediaan kakus merupakan penyebab terbanyak terjadinya infeksi. Kedua hal ini bisa meninggikan risiko anak berulang-ulang menderita diare dan infeksi cacing usus (cacingan).

 

4. Terbatasnya layanan kesehatan

Kenyataannya, masih ada daerah tertinggal di Indonesia yang kekurangan layanan kesehatan. Padahal, selain untuk memberikan perawatan pada anak atau ibu hamil yang sakit, tenaga kesehatan juga dibutuhkan untuk memberi pengetahuan mengenai gizi untuk ibu hamil dan anak di masa awal kehidupannya.

 

Dampak Stunting terhadap Kesehatan Anak 

Stunting pada anak dapat mempengaruhinya dari ia kecil hingga dewasa. Dalam jangka pendek, stunting pada anak menyebabkan terganggunya perkembangan otak, metabolisme tubuh, dan pertumbuhan fisik. Sekilas, proporsi tubuh anak stunting mungkin terlihat normal. Namun, kenyataannya ia lebih pendek dari anak-anak seusianya.

 

Seiring dengan bertambahnya usia anak, stunting dapat menyebabkan berbagai macam masalah, di antaranya:

  • Kecerdasan anak di bawah rata-rata sehingga prestasi belajarnya tidak bisa maksimal.
  • Sistem imun tubuh anak tidak baik sehingga anak mudah sakit.
  • Anak akan lebih tinggi berisiko menderita penyakit diabetes, penyakit jantung, stroke, dan kanker.

 

Dampak buruk stunting yang menghantui hingga usia tua membuat kondisi ini sangat penting untuk dicegah. Gizi yang baik dan tubuh yang sehat merupakan kunci dari pencegahan stunting. Berikut hal-hal yang harus diingat untuk mencegah stunting:

 

  • Mengonsumsi makanan dengan kandungan nutrisi yang dibutuhkan selama hamil dan selama menyusui.
  • Memberikan nutrisi yang baik kepada Si Kecil, seperti memberikan ASI Eksklusif dan nutrisi penting lainnya seiring pertambahan ASI.
  • Rutin memeriksakan kehamilan serta pertumbuhan dan perkembangan anak setelah lahir.
  • Menerapkan pola hidup bersih dan sehat, terutama mencuci tangan sebelum makan, serta memiliki sanitasi yang bersih di lingkungan rumah.

 

Menghindari terjadinya stunting memang memerlukan ketekunan dan usaha yang menyeluruh dari semua pihak. Ingat, tanggung jawab ini bukan hanya milik para ibu saja, tetapi juga milik seluruh anggota keluarga.

 

Apabila Anda masih ada kebingungan mengenai pencegahan stunting atau sumber gizi yang baik untuk ibu hamil dan anak, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter.

 

Cookie membantu kami memberikan layanan kami. Dengan menggunakan layanan kami, Anda menyetujui penggunaan cookie kami.