TBC sebagai Penyakit Menular, Perlu kita Waspadai dan Kita Cegah

TBC sebagai Penyakit Menular, Perlu kita Waspadai dan Kita Cegah

Presiden Joko Widodo pernah menyampaikan dalam rapat terbatas 21 Juli 2020 di tayangan Youtube Sekretariat Presiden bahwa TBC di Indonesia berada di peringkat ketiga dengan jumlah TBC tertinggi di dunia di bawah India dan China. Di Indonesia, 165.000 pasien meninggal akibat TBC pada 2017. Kemudian, jumlah pasien yang meninggal akibat TBC pada 2018 mencapai 98.000 pasien. Maka dari itu mari kita mengenal lebih dalam apa itu TBC agar kita bisa lebih waspada dan bisa mencegahnya.

Tuberkulosis atau TBC sendiri adalah penyakit menular yang berpotensi serius dan umumnya menyerang paru-paru akibat infeksi dari bakteri Mycobacterium tuberculosis (M.tb). Melansir laman resmi Kementerian Kesehatan, di Indonesia TBC jamak dikenal sebagai penyakit tiga huruf, paru-paru basah, sampai flek paru. Kuman TBC paling sering menyerang paru-paru. Tapi, penyakit ini juga bisa menjangkiti organ lain seperti kelenjar getah bening, tulang, otak, sampai kulit.

 

Penyebab TBC

TBC dapat menyebar ketika seseorang menghirup percikan ludah (droplet) saat penderita TBC batuk, berbicara, bersin, tertawa, atau bernyanyi. Penularan TBC tidak secepat flu dan pilek. Namun ada beberapa kelompok yang berisiko tinggi tertular TBC:

  1. Orang yang tinggal di pemukiman padat dan kumuh.
  2. Petugas medis yang sering merawat penderita TBC.
  3. Orang lanjut usia (lansia) dan anak-anak.
  4. Pengguna NAPZA
  5. Penderita penyakit ginjal stadium lanjut.
  6. Orang yang mengalami kekurangan gizi.
  7. Penderita kecanduan alcohol.
  8. Perokok
  9. Orang dengan kekebalan tubuh yang lemah, misalnya penderita HIV/AIDS, kanker, diabetes, orang yang menjalani transplantasi organ, dan lain sebagainya.
  10. Orang yang sedang dalam terapi obat imunosupresif, misalnya penderita lupus, psoriasis, rheumatoid arthritis, atau penyakit Crohn.

 

Gejala TBC
Dikutip dari halaman website Kementerian Kesehatan Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Pada TBC laten, penderita umumnya tidak mengalami gejala. Umumnya, penderita baru menyadari dirinya menderita tuberkulosis setelah menjalani pemeriksaan untuk penyakit lain. Sementara bagi penderita TBC aktif, gejala yang muncul dapat berupa :

 

1.      Batuk yang berlangsung lama (3 minggu atau lebih).

2.      Batuk biasanya disertai dengan dahak atau batuk darah.

3.      Nyeri dada saat bernapas atau batuk.

4.      Berkeringat di malam hari.

5.      Hilang nafsu makan.

6.      Penurunan berat badan.

7.      Demam dan menggigil.

8.      Kelelahan

 

Selain menyerang paru, TBC juga dapat menyerang selain paru. Berikut ini adalah contoh gejala yang muncul akibat penyakit TBC di luar paru, menurut organ yang terkena :

1.      Pembengkakan kelenjar getah beningbila terkena TBC kelenjar.

2.      Kencing berdarah pada TBC ginjal.

3.      Nyeri punggung pada TBC tulang belakang.

4.      Sakit kepala dan kejang bila terkena TBC di otak.

5.      Sakit perut hebat jika mengalami TBC usus.

 

Gejala Tuberkulosis pada Anak

Sementara itu, gejala TBC pada anak cenderung lebih sulit dikenali. Hal ini karena gejalanya tidak khas sehingga sering dianggap sebagai gejala penyakit lain.

Berikut adalah gejala yang mungkin ditemukan pada penderita TBC anak, yakni :

1.      Batuk persisten selama lebih dari 2 minggu.

2.      Berat badan menurun dalam 2 bulan atau gagal tumbuh.

3.      Pembengkakan kelenjar getah bening (limfadenopati).

4.      Demam terus-menerus selama lebih dari 2 minggu.

5.      Anak tampak lemas (malaise) dan kurang aktif.

6.      Gejala tidak membaik meski telah diberikan antibiotik dan nutrisi.

 

Ada beberapa tips untuk membantu menjaga dan pencegahan penyakit TB kepada teman dan keluarga dari infeksi kuman sesuai dengan di laman promkes.kemkes.go.id :

  1. Tinggal di rumah. Jangan pergi kerja atau sekolah atau tidur di kamar dengan orang lain selama beberapa minggu pertama pengobatan untuk TB aktif
  2. Ventilasi ruangan. Kuman TB menyebar lebih mudah dalam ruangan tertutup kecil di mana udara tidak bergerak. Jika ventilasi ruangan masih kurang, buka jendela dan gunakan kipas untuk meniup udara dalam ruangan ke luar.
  3. Tutup mulut mengunakan masker. Gunakan masker untuk menutup mulut kapan saja ini merupakan langkah pencegahan TB secara efektif. Jangan lupa untuk membuang masker secara teratur.
  4. Meludah hendaknya pada tempat tertentu yang sudah diberikan desinfektan (air sabun).
  5. Imunisasi BCG diberikan pada bayi berumur 3-14 bulan
  6. Hindari udara dingin.
  7. Usahakan sinar matahari dan udara segar masuk secukupnya ke dalam tempat tidur.
  8. Menjemur kasur, bantal, dan tempat tidur terutama pagi hari.
  9. Semua barang yang digunakan penderita harus terpisah begitu juga mencucinya dan tidak boleh digunakan oleh orang lain.
  10. Makanan harus tinggi karbohidrat dan tinggi protein.

 

JIka Sahabat Hermina dan keluarga atau anak Sahabat mengalami gejala TBC, terutama jika tinggal bersama atau ada kontak erat dengan penderita TBC segera periksakan ke Rumah Sakit Hermina atau fasilitas kesehatan terdekat untuk segera ditangani oleh dokter. Dari diagnosis dan pengobatan dini pada penyakit TBC dapat membantu mengurangi kemungkinan terjadinya komplikasi.

Cookie membantu kami memberikan layanan kami. Dengan menggunakan layanan kami, Anda menyetujui penggunaan cookie kami.