Terserang Asma Saat Dewasa? Ini Pemicunya!
Sahabat Hermina, asma adalah penyakit heterogen yang ditandai dengan peradangan kronik saluran napas, memiliki gejala pernapasan diantaranya seperti mengi (suara napas yang berbunyi “ngik-ngik”), sesak napas, rasa berat di dada, batuk bervariasi waktu dan keparahannya, yang berhubungan dengan keterbatasan udara ekspirasi (pengeluaran udara napas). Gejala yang timbul dapat disebabkan oleh penyempitan, penebalan dinding dan meningkatnya jumlah lendir di saluran napas yang dipicu oleh infeksi virus, bahan alergen, asap rokok, aktifitas dan stress.
Asma bisa menyerang siapa saja, baik anak-anak maupun orang dewasa dengan derajat penyakit ringan hingga berat, bahkan mematikan. Sebagian besar orang yang mengalami asma memang biasanya mengalami serangan asma pertama kali saat masa kanak-kanak. Meskipun demikian, bukan tak mungkin asma dapat muncul pertama kali saat dewasa. Gejala yang muncul dan didiagnosis di atas usia 20 tahun disebut sebagai asma onset dewasa (adult-onset asthma).
Faktor Pemicu Asma pada Orang Dewasa
Asma yang terjadi pada masa kanak-kanak maupun dewasa dapat dipicu oleh alergi. Selain riwayat alergi, asma onset dewasa dapat disebabkan oleh terhirupnya zat iritan dari lingkungan rumah, tempat kerja, atau lingkungan sekitar. Beberapa faktor yang menyebabkan orang dewasa mengalami asma antara lain:
- Obesitas
Kegemukan dan obesitas merupakan faktor risiko terjadinya asma onset dewasa pada pria maupun wanita, meningkatkan risiko terjadinya asma hingga 50 persen. Hubungan antara obesitas dan asma sangatlah rumit, dan beberapa teori dikaitkan dengan kejadian ini. Salah satunya ialah adanya peningkatan adipokin seperti leptin di jaringan lemak dalam.
- Jenis kelamin dan hormon
Setelah mengalami pubertas, wanita lebih mudah mengalami asma dibandingkan pria. Wanita yang sedang terapi hormonal estrogen juga memiliki risiko lebih tinggi. Selain itu, wanita hamil juga berisiko karena hormon estrogen berperan terhadap munculnya asma. Risiko terjadinya asma pada wanita menurun setelah menopause, kecuali pada wanita yang menjalani terapi hormon postmenopause.
- Stres
Stres meningkatkan risiko terjadinya asma hingga 3 kali lebih besar. Beberapa peristiwa seperti adanya anggota keluarga yang sakit, masalah pada pernikahan, konflik dengan rekan kerja atau bos, atau berbagai kejadian tidak menyenangkan di masa lampau bisa memicu timbulnya asma. Stres bisa menyebabkan gangguan psikologis, imunologis, dan sistem endokrin yang dapat berkontribusi menyebabkan asma.
- Rinitis, sinusitis, dan infeksi saluran napas
Rinitis dan sinusitis sering dihubungkan dengan asma, baik pada orang dewasa maupun anak-anak. Rinitis, baik yang alergi maupun non alergi, merupakan faktor risiko asma onset dewasa. Sinusitis kronis lebih sering ditemukan pada asma onset dewasa dibandingkan onset anak-anak. Salah satu penyebab sering rinitis dan sinusitis ialah infeksi saluran pernapasan. Infeksi saluran pernapasan berulang merupakan risiko terjadinya asma onset dewasa. Risiko akan semakin besar dengan adanya riwayat rinitis alergi, dermatitis atopi, atau riwayat alergi pada keluarga
- Paparan zat iritan
Perokok aktif maupun pasif meningkatkan risiko terjadinya asma, terutama pada orang yang memiliki riwayat rinitis alergi. Merokok dapat memperparah serangan pada penderita asma. Selain itu, zat iritan lain seperti polusi udara, debu, jamur, dan parfum bisa memicu asma.
- Penyakit refluks lambung esofagus
Penyakit refluks lambung esofagus atau gastroesophageal reflux disease (GERD) ialah suatu gangguan kesehatan yang terjadi akibat naiknya asam lambung ke esofagus (kerongkongan). Kondisi ini ditandai dengan keluhan nyeri ulu hati dan rasa terbakar di dada.
Pengobatan Asma pada Orang Dewasa
Meski belum ada obat atau perawatan agar penyakit asma sembuh sepenuhnya, Anda tetap bisa mengendalikan dan meredakan gejalanya bila kondisi ini sewaktu-waktu terjadi. Hal terpenting yang perlu Anda lakukan saat mengidap adult-onset asthma yaitu mencari tahu dan menjauhi pemicunya. Oleh sebab itu, penting untuk konsultasi dengan dokter. Dokter mungkin meresepkan obat-obatan khusus untuk menangani serangan asma. Obat asma dalam bentuk tablet, sirup, dan hirup berfungsi melancarkan saluran napas.
Nah Sahabat Hermina, untuk mencegah asma kumat, Anda juga perlu melakukan beberapa penyesuaian di rumah dan tempat kerja. Tempat ini harus dibersihkan rutin untuk mencegah adanya penumpukan debu dan material-material halus di udara. Selain itu, pastikan Anda cukup istirahat dan mulai menjalani gaya hidup sehat, seperti dengan melakukan senam khusus asma dan menjaga pola makan seimbang. Salam sehat.