Tindakan Pemulihan Setelah Stroke
Stroke merupakan penyebab kematian nomor dua di dunia dan menjadi nomor satu penyebab kematian yang sering terjadi di Indonesia. Berdasarkan pada Survei Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan RI tahun 2018, prevalensi stroke sebesar 10,9%. Sebanyak 2.120.362 orang menderita stroke setiap tahunnya.
Lalu apakah anda tahu tentang penyakit stroke?
Stroke adalah suatu penyakit yang dimana mengganggu atau terhentinya aliran darah ke otak sehingga menyebabkan pembuluh darah tersumbat (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik).
Kondisi yang dijelaskan tersebut menyebabkan kekurangan oksigen dan nutrisi di area tertentu di otak sehingga menyebabkan kematian sel-sel otak. Beberapa orang bisa saja dapat pulih dengan sendirinya setelah terkena stroke, namun ada pula yang memerlukan perawatan jangka panjang untuk membantu proses pemulihannya.
Adapun intervensi pasca stroke meliputi terapi obat, terapi fisik, terapi okupasi, bicara dan psikologi. Pasca stroke sebaiknya dilakukan oleh tim rehabilitasi yang terdiri dari dokter rehabilitasi, fisioterapis, okupasi terapis dan psikolog, karena untuk itu diperlukan kemampuan beradaptasi dengan kebutuhan khusus pasien stroke pada saat penugasan pelatihan.
Disatu sisi untuk mengukur kemampuan pasien pasca stroke dapat dilakukan olahraga yang dapat membantu menjaga pemulihan otot sehingga kekuatannya tetap terjaga dan terstimulasi. Misalnya berjalan, mengangkat tangan, menggenggam, dan sebagainya. Terapi jenis ini disebut juga Activity of Daily Living (ADL) yang merupakan salah satu jenis terapi digunakan untuk melatih anggota yang bermasalah dalam beraktivitas sehari-hari agar pasien dapat mandiri.
Berikut adalah berbagai program latihan pasca stroke. Program ini disesuaikan dengan kebutuhan spesifik pasien stroke, berikut latihan pasca stroke yang dapat dilakukan:
1. Aktivitas fungsional
Tujuan dari latihan ini adalah untuk melatih penderita stroke untuk mempraktikkan tugas dan aktivitas fungsional. Aktivitas yang melibatkan senam ini antara lain bangun dari kursi, berjalan, dan menaiki tangga.
2. Melatih kekuatan otot
Latihan ini fokus pada penguatan otot-otot yang terkena stroke sehingga mengalami kelumpuhan. Serangkaian latihan kekuatan yang dilakukan, seperti bangkit dari kursi atau mengangkat dan menurunkan benda.
3. Melatih keseimbangan
Latihan keseimbangan berfokus pada pemulihan kemampuan berjalan dan keseimbangan tubuh penderita stroke.
4. Penentuan posisi
Latihan ini memandu pasien stroke untuk mengambil postur tubuh yang benar. Postur tubuh yang benar dapat membantu mengurangi nyeri otot, kejang, lesu atau kaku akibat stroke. Terapis mengajarkan cara mencapai posisi aman dari duduk hingga berdiri, dan juga menunjukkan cara menopang diri sendiri dengan benar saat duduk atau berbaring dengan alat bantu lainnya.
Salah satu pengobatan yang dapat dilakukan adalah terapi okupasi yang dilakukan secara bertahap untuk melatih aktivitas sehari-hari (ADL). Contoh terapi mencakup perawatan diri (perawatan diri termasuk makan, mandi, berpakaian, menggunakan toilet, reposisi/gerakan), dan produktivitas (pekerjaan, pendidikan) dan waktu luang (hobi).
Latihan pasca stroke dapat berubah seiring waktu. Itu semua tergantung kemajuan dan perkembangan pasien stroke. Selain olahraga, dukungan keluarga juga penting dalam pemulihan pasca stroke.