Trust Issues dalam Hubungan: Bagaimana Membangun Kepercayaan Kembali menurut Psikolog

Trust Issues dalam Hubungan: Bagaimana Membangun Kepercayaan Kembali menurut Psikolog

 

Kepercayaan adalah fondasi utama dalam setiap hubungan yang sehat dan bahagia. Namun, trust issues atau masalah kepercayaan dapat merusak bahkan hubungan yang paling kuat sekalipun. Trust issues bisa muncul dari berbagai sumber, termasuk pengalaman masa lalu, pengkhianatan, atau kurangnya komunikasi yang efektif. Dalam artikel ini, kita akan membahas bagaimana membangun kembali kepercayaan dalam hubungan menurut pandangan psikolog.

Penyebab Trust Issues

Trust issues dalam hubungan sering kali berasal dari beberapa faktor berikut:

  1. Pengalaman Pengkhianatan: Pengalaman masa lalu, seperti perselingkuhan atau kebohongan, bisa menyebabkan seseorang kesulitan untuk mempercayai pasangannya.

  2.    Trauma Masa Lalu: Trauma dari hubungan sebelumnya atau pengalaman masa kecil yang negatif bisa mempengaruhi kemampuan seseorang untuk mempercayai orang lain.

  3. Kurangnya Komunikasi: Komunikasi yang buruk atau kurangnya keterbukaan dalam hubungan dapat menyebabkan salah paham dan menimbulkan rasa tidak percaya.

  4. Ketidakamanan Diri: Kurangnya rasa percaya diri atau perasaan tidak aman dalam diri sendiri bisa membuat seseorang lebih rentan terhadap trust issues.

Langkah-Langkah Membangun Kembali Kepercayaan

Membangun kembali kepercayaan setelah terjadi trust issues memerlukan waktu, usaha, dan komitmen dari kedua belah pihak. Berikut adalah beberapa langkah yang disarankan oleh psikolog:

  • Komunikasi Terbuka dan Jujur

Komunikasi adalah kunci utama dalam membangun kembali kepercayaan. Pasangan perlu berkomunikasi secara terbuka dan jujur tentang perasaan, kekhawatiran, dan harapan mereka. Menghindari rahasia dan bersikap transparan dapat membantu memulihkan kepercayaan yang rusak.

  • Memaafkan dan Melupakan

Proses memaafkan adalah langkah penting dalam membangun kembali kepercayaan. Meskipun sulit, penting untuk belajar memaafkan pasangan atas kesalahan yang telah terjadi. Setelah memaafkan, hindari mengungkit-ungkit kesalahan masa lalu dalam setiap pertengkaran.

  • Konsistensi dalam Tindakan

Kepercayaan dibangun melalui tindakan yang konsisten. Pasangan perlu menunjukkan melalui tindakan nyata bahwa mereka dapat dipercaya. Hal ini termasuk memenuhi janji, bertindak dengan integritas, dan menunjukkan komitmen dalam hubungan.

  • Membangun Keterbukaan Emosional

Membangun keterbukaan emosional berarti berani untuk berbagi perasaan dan pikiran yang paling dalam dengan pasangan. Ini menciptakan ikatan yang lebih kuat dan membuat pasangan merasa lebih dekat dan lebih dipercaya.

  • Mengambil Tanggung Jawab

Ketika terjadi pelanggaran kepercayaan, penting untuk mengambil tanggung jawab atas kesalahan tersebut. Mengakui kesalahan dan menunjukkan penyesalan yang tulus adalah langkah awal untuk memulihkan kepercayaan.

  • Mengikuti Terapi atau Konseling

Kadang-kadang, trust issues mungkin terlalu berat untuk diatasi sendiri. Mengikuti terapi atau konseling pasangan dengan bantuan psikolog dapat memberikan dukungan dan panduan profesional dalam memulihkan kepercayaan dalam hubungan.

Mengapa Kepercayaan Itu Penting?

Kepercayaan adalah elemen kunci yang memungkinkan hubungan untuk berkembang dan bertahan dalam jangka panjang. Kepercayaan menciptakan rasa aman, menghormati, dan keterikatan emosional yang kuat. Tanpa kepercayaan, hubungan cenderung mengalami konflik yang berulang dan perasaan tidak aman yang terus menerus.

Kesimpulan

Trust issues dalam hubungan adalah tantangan yang serius, tetapi bukan berarti tidak bisa diatasi. Dengan komunikasi yang terbuka, kesediaan untuk memaafkan, konsistensi dalam tindakan, dan bantuan profesional jika diperlukan, kepercayaan dapat dibangun kembali. Ingatlah bahwa membangun kembali kepercayaan memerlukan waktu dan usaha dari kedua belah pihak. Dengan komitmen dan kerja keras, hubungan dapat menjadi lebih kuat dan lebih harmonis dari sebelumnya. Jika sahabat Hermina memiliki persoalan trust issue yang mengganggu, konsultasikan bersama psikolog di RS Hermina Podomoro.

 

Referensi:

1. Johnson, S. M. (2004). *The Practice of Emotionally Focused Couple Therapy: Creating Connection*. Routledge.

2. Gottman, J. M., & Silver, N. (2012). *What Makes Love Last?: How to Build Trust and Avoid Betrayal*. Simon & Schuster.

3. Levine, A., & Heller, R. (2010). *Attached: The New Science of Adult Attachment and How It Can Help You Find – and Keep – Love*. TarcherPerigee.

4. American Psychological Association. (2020). *Trust in Relationships*. Retrieved from [apa.org](https://www.apa.org).

Cookie membantu kami memberikan layanan kami. Dengan menggunakan layanan kami, Anda menyetujui penggunaan cookie kami.