Tuberkulosis; Penyebab dan Penanganannya

Tuberkulosis; Penyebab dan Penanganannya

Tuberculosis (TBC) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberkolosa yang ditularkan melalui udara dan percikan dahak (droplet atau partikel air yang dihasilkan saat penderita batuk, bersin, berbicara, bernyanyi).

Dulu, penyakit ini dikenal dengan penyakit TBC kemudian lebih dikenal dengan sebutan TB saja. Gaya hidup yang buruk, sering terpapar udara kotor, kurang udara segar, makanan tidak sehat, cuaca dingin atau hujan, lingkungan yang kumuh dan kotor dapat menjadi pencetus terinfeksi TB. Umumnya, penyakit ini menyerang anak balita dan geriatric (kondisi klinis pada usia lanjut yang dapat berdampak pada penurunan kualitas hidup), pasien dengan daya tahan tubuh yang rendah atau sedang menurun, misalnya penderita Diabetes Melitus, pasien dengan HIV- AIDS, Malignancy (tumor).

Bermula dari menyerang paru kemudian menyebar ke tulang, kelejar getah bening, sistem saraf pusat, jantung dan organ lain, TB juga berpotensi menyerang organ lain, seperti sistem saraf pusat, mata, telinga, laring paru, jantung, kelenjar getah bening, hati, usus, pleura, genital, tulang bahkan kulit. TB juga dapat menyebabkan komplikasi kematian, kelainan paru (sequelae), pneumothorax (kondisi gawat darurat karena ada udara di antara paru-paru dan dinding dada), hemoptysis massif (batuk darah), efnsi pleura (penumpukan cairan pada lapisan pleura/membran yang memisahkan paru-paru dengan dinding dada bagian dalam).

Menurut dokter spesialis paru RS Hermina Podomoro dr. Titi Sundari, Sp.P, penyakit TB dapat dideteksi dini sehingga dapat diobati lebih cepat.

Gejala TB yaitu:

  • Batuk berdahak lebih dari 2 minggu
  • Berat badan turun
  • Demam/meriang
  • Berkeringat saat malam hari
  • Pembesaran pada kelenjar, misalnya pada leher, ketiak, dan lipat paha

Jika merasakan gejala di atas, segera ke dokter untuk diobati dan untuk mengurangi penyebaran atau perburukan penyakit.

Pemeriksaan pasien TB dilakukan dengan memeriksa dahak memakai TCM (Tes Cepat Molekuler) untuk mendekteksi adanya infeksi TB yang dilakukan dalam 90 menit. Cara lainnya, yaitu dengan metode mikroskopis BTA (Basil Tahan Asam) ditunjang dengan pemeriksaan lain seperti rontgen atau tes mantoux atau menyuntikkan larutan tuberkulin atau protein kuman TB di bawah kulit. Metode ini dilakukan sebelum dilakukan pengobatan.

 

TB dapat disembuhkan dengan OAT (Obat Anti TBC). Pengobatan TB ada 2 tahap, yaitu fase awal atau intensif dan fase lanjutan. Pengobatan harus dilakukan secara rutin dan teratur, tidak boleh putus karena akan berpengaruh pada keberhasilan pengobatan dan dapat menyebabkan resistensi. Pengobatan dilakukan selama 6-8 bulan dan setelah dinyatakan sembuh harus dilakukan pengecekan berkala pada 3, 6, dan 12 bulan. Untuk minum obat, ada ketentuannya, yaitu obat diminum saat perut kosong pada pagi hari 1 jam sebelum makan dengan PMO (Pengawasan Menelan Obat). Salah satu cara terbaik mencegah penyakit TB yang berat adalah dengan melakukan vaksis BCG saat bayi baru lahir yang tidak terkena HIV.

 

TB bisa disembuhkan dengan pengobatan yang tepat. Karena itu, jika merasakan gejala tersebut, segera kunjungi dokter agar cepat mendapatkan penanganan dan penyakit tidak menjadi lebih parah. Selalu terapkan juga pola hidup sehat agar tubuh senantiasa sehat dan terhindar dari penyakit. Salam sehat.

Cookie membantu kami memberikan layanan kami. Dengan menggunakan layanan kami, Anda menyetujui penggunaan cookie kami.