Waspada Burnout Syndrome Pada Pekerja

Waspada Burnout Syndrome Pada Pekerja

Halo Sahabat Hermina,

Stres bisa terjadi di mana saja, termasuk di lingkungan pekerjaan. Jika dibiarkan begitu saja, kondisi ini bisa memburuk dan menyebabkan seseorang bisa mengalami kondisi mental yang lebih berat, yaitu depresi. Tidak hanya itu, gangguan mental yang dibiarkan begitu saja juga bisa meningkatkan risiko terjadinya beragam masalah kesehatan fisik. Beban pekerjaan yang tidak dapat dikelola dengan baik dapat tingkatkan risiko stres yang dapat berujung depresi. Depresi pada pekerjaan dapat membuat produktivitas pekerjaan menjadi menurun selain itu karyawan dapat mengalami penurunan semangat dalam bekerja.

Pekerjaan memang bisa jadi sangat melelahkan dan menguras seluruh waktu juga tenaga. Akibatnya, stres pun tak terhindarkan. Bukan hanya stres biasa, tekanan akibat pekerjaan ternyata bisa membawa masalah kesehatan yang disebut Burnout Syndrome. Lantas, apa itu Burnout Syndrome?

 

Burnout Syndrome adalah salah satu kondisi stres yang berhubungan dengan pekerjaan. Itu sebabnya, kondisi kesehatan yang satu ini juga dikenal sebagai occupational burnout atau job burnout.

Kondisi ini ditandai dengan :

  1. kelelahan secara fisik
  2. Kelelahan Emosional
  3. Kelelahan Sikap/ mental
  4. Perasaan penghargaan diri yang rendah terkait pekerjaannya ( semacam hilang kebanggan, minat dan passion).

Stres berkepanjangan akibat masalah pekerjaan juga bisa terjadi, ketika Anda merasa kewalahan dengan perintah atasan yang terus-menerus datang, tetapi Anda tak dapat memenuhinya.

 

Gejala Burnout

Gejala yang muncul biasanya akan berbeda-beda pada setiap orang. Hal ini dipengaruhi oleh tingkat stres yang dialami dan apa yang menjadi pemicunya. Secara umum, ada beberapa gejala dan tanda seseorang mungkin mengalami depresi saat bekerja, Antara lain

  • Selalu merasa kelelahan
  • Sakit kepala 
  • Jantung berdebar
  • Nyeri dan tegang di otot tubuh
  • Nafsu makan menurun.
  • Gangguan tidur.
  • Sakit perut atau masalah pencernaan.

Gejala bornout bukan hanya bisa mempengaruhi kondisi fisik seseorang tapi juga bisa mempengaruhi psikologi, diantara lain sebagai berikut :

  • Tidak percaya diri
  • Merasa tak ada yang membantu dan terjebak dalam pekerjaan
  • Penurunan produktivitas
  • Tidak bersemangat dan selalu datang terlambat
  • Cemas, mudah putus asa, pesimis
  • Mudah lupa
  • Sulit berkonsentrasi
  • Menghindari interaksi dan menarik dari lingkungan kantor
  • Hilang minat
  • Hilang rasa bangga dengan pekerjaan

Depresi saat bekerja juga menyebabkan pengidapnya kehilangan minat pada pekerjaan, sehingga sering terlihat tidak memikili motivasi, salah menerima infomasi, serta sering mengambil cuti.  Ada banyak faktor yang bisa menjadi penyebab kondisi ini, salah satunya tuntutan pekerjaan yang terlalu berat. Depresi saat bekerja juga bisa disebabkan oleh lingkungan kerja yang kurang membuat nyaman. 

 

Mencegah Burnout Syndrome Akibat Pekerjaan

Berfikir untuk Resign atau berhenti dari pekerjaan yang tidak Anda sukai dan mencari pekerjaan baru yang lebih menyenangkan,  memang merupakan pilihan yang sangat menggiurkan, demi tak terus-menerus menderita Job Burnout.

Namun, kenyataannya, mencari pekerjaan impian tidaklah semudah itu. Jika itu yang terjadi, mengubah pola pikir dan sudut pandang menjadi cara yang paling mungkin untuk mencegah terjadinya Burnout Syndrome akibat pekerjaan.

Beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk mencegah stres kerja, antara lain:

1. Cari sisi positif dalam pekerjaan

Walaupun pekerjaan tidak menyenangkan bagi Anda, fokuslah pada hal yang disukai. Sebagai contoh, apabila ada pekerjaan yang sulit, tetapi kita akan bahagia melihat bagian lain terbantu dengan apa yang kita kerjakan. Bahkan, hal sederhana seperti teman-teman kerja yang menyenangkan di tengah buruknya lingkungan kerja dan pekerjaan bisa menjadi hal yang positif.

2. Berteman dengan rekan kerja

Terkadang, teman-teman di lingkungan kerja bisa membuat stres karena pekerjaan sehari-hari berkurang. Itu sebabnya, penting juga untuk membangun hubungan yang erat dengan sesama rekan kerja.

Berteman dengan rekan kerja akan memudahkan kita membangun obrolan dan bercanda satu sama lain. Hal itu juga dapat membantu Anda mengurangi stres agar tak telanjur terjebak pada burnout syndrome.

3. Jaga keseimbangan hidup

Cobalah menemukan kembali diri kita dari lingkungan sekitar, seperti keluarga dan teman-teman. Orang terdekat kita pasti masih sangat menghargai keberadaan kita di tengah-tengah mereka. Kita juga bisa menemukan hobi atau mencari kegiatan lain yang membuat kita bahagia.

4. Manfaatkan cuti

Jika memang Burnout tak terhindarkan lagi, cobalah istirahat sejenak dari rutinitas pekerjaan Anda. Cobalah mengambil cuti untuk berlibur demi mengalihkan perhatian Anda sejenak dari kesibukan yang memenjarakan Anda. Gunakan waktu cuti Anda untuk “mengisi ulang” tenaga serta menyegarkan pikiran Anda.

 

Untuk membantu mengelola stres dan menghindari depresi di lingkungan pekerjaan, selalu terapkan gaya hidup sehat, dan jika sudah terjebak dengan bornout syndrome bisa konsultasi dengan dokter spesialis kedokteran jiwa RS Hermina Mekarsari.

 

 

 

 

Cookie membantu kami memberikan layanan kami. Dengan menggunakan layanan kami, Anda menyetujui penggunaan cookie kami.