Waspada Cacar Monyet: Kenali Penyebab, Gejala, Penularan, dan Pencegahan

Waspada Cacar Monyet: Kenali Penyebab, Gejala, Penularan, dan Pencegahan

Halo Sahabat Hermina, Organisasi kesehatan dunia (WHO) menetapkan Cacar monyet (Monkeypox/Mpox) sebagai kedaruratan kesehatan masyarakat dan menjadi perhatian internasional ( Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) pada tanggal 14 Agustus 2024. Mpox awalnya ditemukan di Afrika, namun penyebarannya saat ini ditemukan hingga ke Asia Tenggara. Di seluruh dunia ditemukan 99 ribu kasus dan menyebabkan 208 kematian. Kematian disebabkan varian Mpox dengan tingkat virulensi yang tinggi dan menimbulkan gejala berat. Di Indonesia sendiri sudah ditemukan 88 kasus yang terkonfirmasi sebagai Mpox.

Apa yang dimaksud cacar monyet ( Monkeypox/ Mpox) ?

Mpox merupakan infeksi virus yang awalnya ditemukan pada hewan, terutama primata seperti monyet dan hewan pengerat. Penyakit ini disebabkan oleh virus cacar monyet (Monkeypox virus / MPXV), genus Orthopoxvirus dalam keluarga Poxviridae. Virus Variola ( penyebab cacar smallpox) dan virus vaccinia ( digunakan dalam vaksin cacar smallpox) juga termasuk ke dalam golongan genus Orthopoxvirus.  

Bagaimana Cara Penularan Mpox ?

Mpox merupakan penyakit zoonosis yang ditularkan melalui hewan ke manusia. Penularan dapat terjadi melalui kontak dengan cairan tubuh, lesi kulit atau air liur (droplet pernafasan) hewan yang terinfeksi secara langsung ataupun tidak langsung, atau melalui fomite (benda) yang terkontaminasi seperti pakaian, handuk, sarung bantal, selimut maupun sprei. Virus MPXV juga dapat menyebar melalui kontak seksual, sehingga menambah kekhawatiran akan penyebarannya di antara populasi yang aktif secara seksual.

Apa saja gejala Mpox?

Gejala Mpox bervariasi mulai dari ringan hingga berat yang memerlukan perawatan khusus di fasilitas kesehatan. Pada kelompok rentan seperti anak-anak, orangtua , ibu hamil, dan individu dengan kekebalan tubuh yang rendah memiliki resiko infeksi yang lebih berat dan dapat terjadi komplikasi.  Gejala Mpox mirip dengan gejala pada cacar air (Varicella), namun perbedaan utama yaitu ditemukannya pembesaran kelejar getah bening pada Mpox.

 

Masa inkubasi dimulai dari awal mula virus masuk kedalam tubuh seseorang yang terinfeksi hingga menimbulkan gejala klinis berkisar antara 6-13 hari dengan rerata 7 hari. Masa infeksi terbagi menjadi 2 fase yaitu :

 

  1. Fase akut atau prodromal (0-5 hari)

Gejala berupa demam, sakit kepala berat , limfadenopati ( pembesaran kelenjar getah bening, nyeri otot, hingga kelelahan. Limfadenopati dapat ditemukan pada kelenjar leher, ketiak, atau lipat paha. Gejala pernafasan juga dapat ditemukan seperti sakit tenggorokan, hidung tersumbat maupun batuk.

  1. Fase erupsi ( 1-3 hari setelah timbul demam )

Manifestasi klinis pada kulit bervariasi mulai dari timbulnya ruam merah (makula), bintil ( papul), lenting (vesikel), pseudopustul ( bintil meninggi, dan kemudian pecah menjadi keropeng ( krusta).

Selain pada kulit kelainan juga dapat ditemukan pada selaput lendir mulut dan kelamin.

 

Berikut beberapa gambaran lesi pada kulit.

 

       

 

Tatalaksana Mpox

Pada kasus ringan tatalaksana disesuaikan dengan gejala yang dialami dengan pemberian obat-obatan untuk mengurangi gejala seperti antidemam, antinyeri, dan antigatal. Pertimbangan pemberian obat-obat antivirus hanya pada kasus dengan gejala klinis yang berat, kelainan kulit yang luas, atau pada pasien beresiko tinggi terjadi komplikasi seperti ibu hamil dan menyusui serta pasien  dengan gangguan kekebalan tubuh.

Tatalaksana pada kelainan kulit berupa pemberian salep antibiotik bila terdapat tanda infeksi kulit, kompres Nacl 0,9% pada lesi keropeng, serta pemberian pelembab pada kulit yang kering. Pasien diperbolehkan tetap mandi untuk menjaga kebersihan kulit namun dilarang untuk menggunakan handuk atau bertukar pakaian yang sama dengan anggota keluarga yang lain. Pasien yang terinfeksi  sebaiknya dilakukan isolasi untuk menghindari penularan secara cepat.

 

Pencegahan dan dan Pengendalian Mpox


Beberapa langkah pencegahan Mpox antara lain:

  • Menghindari kontak langsung dengan individu yang terinfeksi.
  • Mencuci tangan secara rutin dengan sabun dan air.
  • Menggunakan masker jika berada dekat dengan orang yang terinfeksi.
  • Menghindari kontak dengan hewan liar yang mungkin menjadi reservoir virus.
  • Perilaku seks yang aman ( tidak berganti-ganti pasangan dan menggunakan pengaman).
  • Vaksinasi terutama bagi mereka yang berisiko tinggi terpapar.
     

Jika Sahabat Hermina  mengalami gejala yang mencurigakan atau terpapar pasien yang terdiagnosis Mpox, segeralah berkonsultasi dengan tenaga medis untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

 

Sumber:

  • dr. Debora TM Pasaribu, Sp.DVE
  • World Health Organization , Mpox (monkeypox). diakses dari: https://www.who.int//health-topics/monkeypox
  • Centres for Disease Control and Prevention. National Center for Emerging and Zoonotic Inectious Diseases ( NCEZID), Division of High-Consequence Pathogens and Pathology ( DHCPP). diakses dari: www. cdc.gov-mpox
  • Kemenkes RI. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Mpox.Jakarta 2023.
  • Monkeypox press release. Diakses pada 30 juni 2022 dari: https://webperdoski.id

 

 

Cookie membantu kami memberikan layanan kami. Dengan menggunakan layanan kami, Anda menyetujui penggunaan cookie kami.