anak, orangtua, vaksin

Waspada Campak

Campak merupakan penyakit infeksi menular melalui saluran napas (droplet, percikan ludah saat batuk, bersin, bicara, atau melalui cairan hidung), yang disebabkan oleh virus campak. Secara umum, pencegahan penyakit campak meliputi perilaku hidup bersih dan sehat serta tidak kontak dengan penderita. Namun, pencegahan yang utama adalah imunisasi campak.

 

Keadaan di Indonesia 2 tahun terakhir atau hampir 3 tahun sejak terdampak pandemi COVID-19 membuat implikasi yang tidak baik terhadap cakupan imunisasi, salah satunya imunisasi campak. Di Indonesia sepanjang tahun 2022 sudah ada 12 provinsi yang mengeluarkan pernyataan kejadian luar biasa (KLB) campak. Suatu daerah disebut KLB jika ada minimal 2 kasus campak di daerah tersebut yang sudah confirm secara laboratorium dan kasus ini memiliki hubungan epidemiologi. Jumlah kasus didapat selama kurun waktu 1 tahun dari Januari sampai Desember 2022. Jika dibandingkan dengan tahun 2021 ada peningkatan yang cukup signifikan kurang lebih 32 kali lipat. Penyebabnya karena sudah 2 tahun berturut-turut Indonesia tidak bisa mencapai target untuk pelayanan imunisasi rutin, sehingga banyak anak-anak yang tidak diimunisasi rutin akibat COVID-19.

 

Campak mulanya menimbulkan gejala batuk berdahak, pilek, demam tinggi dan mata merah. Kemudian, gejala khasnya muncul yaitu bintik-bintik merah kecil dengan pusat biru-putih di dalam mulut sebelum ruam dimulai.

 

Ruam kemudian akan muncul 3–5 hari setelah gejala awal dimulai. Nah, urutan kemunculan bercak ini bermula dari belakang telinga, sekitar kepala, kemudian ke leher. Pada akhirnya, ruam akan menyebar ke seluruh tubuh.

 

Berikut tanda dan gejala lainnya:

 

-Mata merah dan sensitif terhadap cahaya.

-Menyerupai gejala pilek seperti batuk kering, hidung beringus, dan sakit tenggorokan.

-Lemas dan letih.

-Demam tinggi.

-Sakit dan nyeri.

-Tidak bersemangat dan kehilangan selera makan.

-Diare atau/dan muntah-muntah.

-Bercak kecil berwarna putih keabu-abuan di mulut dan tenggorokan.

 

Cara mengobati penyakit campak tergantung pada gejala, usia, dan kesehatan pasien secara menyeluruh, hingga seberapa parah kondisinya. Tujuan pengobatan untuk membantu meringankan gejala.

 

Menurut WHO, tidak ada pengobatan khusus untuk virus campak. Namun, komplikasi parah dari campak dapat dikurangi melalui perawatan suportif, meliputi:

 

-Perbanyak istirahat. Usahakan menghindari kontak dengan lingkungan sekitar untuk mencegah penularannya.

-Pastikan asupan makanan bergizi seimbang, seperti buah dan sayuran yang banyak mengandung vitamin sehingga dapat meningkatkan kekebalan tubuh.

-Minum banyak air putih untuk memastikan tidak kekurangan cairan. WHO menganjurkan pasien campak meminum larutan rehidrasi oral yang bertujuan menggantikan cairan dan elemen penting lainnya yang hilang melalui diare atau muntah.

-Konsumsi obat pereda nyeri.

-Semua anak yang didiagnosis campak disarankan untuk menerima dua dosis suplemen vitamin A, yang diberikan dalam interval 24 jam. Tujuannya untuk  mengembalikan kadar vitamin A yang rendah selama campak yang terjadi bahkan pada anak-anak yang bergizi baik. Suplemen vitamin A juga telah terbukti mengurangi jumlah kematian akibat campak.

 

 

 

Campak biasanya terjadi pada anak-anak. Namun, bukan berarti orang dewasa terbebas dari penyakit ini. Orang dewasa yang tidak mendapatkan vaksin campak tetap berisiko menderita penyakit ini. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, komplikasi serius tidak hanya lebih sering terjadi pada anak kecil, tetapi juga pada orang dewasa di atas usia 20 tahun. Komplikasi ini dapat mencakup hal-hal seperti pneumonia, ensefalitis, dan kebutaan.

 

Satu-satunya cara yang paling efektif untuk mencegah campak adalah melakukan imunisasi. Kini vaksin campak sudah banyak tersedia di posyandu, puskesmas, klinik dan rumah sakit. Imunisasi campak termasuk dalam bagian dari vaksin MMR (campak, gondongan, campak Jerman).

 

Vaksinasi MMR adalah vaksin gabungan untuk mencegah campak, gondongan, dan campak Jerman. Dosisnya diberikan sebanyak dua kali.

 

Pertama, saat anak berusia 15 bulan dan dosis kedua diberikan saat mereka berusia 5–6 tahun atau sebelum memasuki masa sekolah dasar.

 

Selain melakukan imunisasi, sahabat Hermina juga perlu vitamin dan suplemen untuk menjaga daya tahan tubuh Anda.

 

Jika anak Anda atau Anda memiliki keluhan yang mengarah pada campak, segera periksakan diri ke Dokter Spesialis Anak atau penyakit dalam. Untuk memudahkan ketika ingin melakukan janji temu dengan dokter, buat janji konsultasi terlebih dahulu secara online melalui website Hermina.

Categories