Waspada Virus Cacar Monyet

Waspada Virus Cacar Monyet

Cacar monyet merupakan salah satu penyakit yang saat ini tengah mendapatkan perhatian dan perbincangan di tengah masyarakat. Cacar monyet sendiri disebabkan oleh virus human monkeypox (MPXV) orthopoxvirus dari famili poxviridae yang bersifat highlipatogenik atau zoonosis. Virus Ini pertama kali ditemukan pada monyet di tahun 1958, sedangkan kasus pertama pada manusia (anak-anak) terjadi pada tahun 1970.

Menanggapi kondisi demikian, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan sedang berupaya untuk terus melakukan upaya pencegahan penyebaran cacar monyet di Indonesia.

Menurut sifatnya, cacar monyet adalah penyakit zoonosis, yaitu penyakit yang yang menular dari hewan ke manusia. Penyakit ini merupakan penyakit endemik dari Afrika barat dan Afrika tengah yang disebabkan oleh adanya infeksi virus human monkeypox (MPXV) orthopoxvirus dari famili poxviridae. Kabar soal penyebaran penyebaran wabah monkeypox atau cacar monyet, mulai terdengar kembali di beberapa negara. Sehingga dengan melihat kondisi demikian, Organisasi Kesehatan WHO (World Health Organization) menyatakan bahwa cacar monyet sebagai darurat kesehatan internasional. Kabar tersebut pertama kali diungkapkan oleh Tedros Adhanom Ghebreyesus selaku Sekretaris Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada hari Sabtu tanggal 23 Juli 2022.

Menurut para ahli yang sebelumnya telah melakukan pertemuan dengan Komite Darurat Kesehatan (WHO), menyimpulkan bahwa terdapat banyak aspek “tidak biasa” yang ditunjukkan oleh wabah cacar monyet tersebut. Sehingga dengan demikian, para ahli menyimpulkan bahwa cacar monyet menjadi salah satu wabah yang masuk sebagai darurat kesehatan global.

Tetap terapkan perilaku hidup bersih dan sehat, serta mengikuti arahan dan informasi dari pemerintah atau media yang dapat dipertanggung jawabkan terkait perkembangan cacar monyet. Segera lakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan terdekat saat mengalami berbagai gejala penyakit untuk mendapatkan penanganan secara cepat dan sesuai dengan gejala yang muncul.

 

Sumber : Kemenkes RI

Cookie membantu kami memberikan layanan kami. Dengan menggunakan layanan kami, Anda menyetujui penggunaan cookie kami.