Yuk Kenali Apa itu Kanker Servis
Kanker serviks merupakan keganasan yang berasal dari serviks. Serviks merupakan sepertiga bagian bawah uterus, berbentuk silindris, menonjol dan berhubungan dengan vagina melalui ostium uteri eksternum.
Data hasil Riskesdas tahun 2013 dan tahun 2018 menunjukkan adanya peningkatan prevalensi kanker di Indonesia dari 1,4 % menjadi 1,49%. Pada tahun 2010 estimasi jumlah insiden kanker serviks adalah 454.000 kasus. Ditemukan sekitar 200.000 kematian terkait kanker serviks, dan 46.000 diantaranya adalah wanita usia 15-49 tahun yang hidup di negara sedang berkembang.
Gejala dan Tanda
Pada umumnya, lesi pra kanker belum memberikan gejala. Bila telah menjadi kanker invasif, gejala yang paling umum adalah perdarahan (contact bleeding, perdarahan saat berhubungan intim) dan keputihan. Pada stadium lanjut, gejala dapat berkembang menjadi nyeri pinggang atau perut bagian bawah karena desakan tumor di daerah pinggul ke arah lateral sampai sumbatan pada saluran kencing, bahkan sampai sedikit atau tidak ada urin. Gejala lanjutan bisa terjadi sesuai dengan infiltrasi tumor ke organ yang terkena, seperti edema tungkai.
Faktor resiko
Hampir sebagian besar kasus kanker serviks disebabkan oleh infeksi dari virus Human Papilloma Virus (HPV). Kanker leher rahim dimulai ketika sel-sel sehat di serviks mengalami perubahan (mutasi) pada DNA.
Selain virus HPV, ada faktor risiko yang dapat meningkatkan kanker serviks antara lain: Riwayat keturunan, seseorang menjadi dua kali lebih rentan jika dalam keluarga ada yang pernah menderita kanker serviks, Aktivitas seksual pada usia muda, Berhubungan seksual dengan banyak pasangan, Kebiasaan merokok, Sudah beberapa kali hamil dan melahirkan, Menggunakan pil KB, Penyakit menular seksual, terutama infeksi klamidia, Gangguan imunitas
Pencegahan
1. Melakukan Vaksinasi HPV
Vaksinasi HPV adalah salah satu cara paling efektif untuk mencegah infeksi virus HPV yang dapat menyebabkan kanker serviks.
- Vaksinasi HPV direkomendasikan untuk praremaja berusia 11 hingga 12 tahun, tetapi dapat diberikan mulai usia 9 tahun.
- Vaksin HPV juga dianjurkan untuk semua orang hingga usia 26 tahun, jika mereka belum divaksinasi.
- Vaksinasi HPV tidak dianjurkan untuk semua orang yang berusia lebih dari 26 tahun. Namun, beberapa orang dewasa berusia 27 hingga 45 tahun yang belum divaksinasi dapat memutuskan untuk mendapatkan vaksin HPV setelah berbicara dengan dokter mereka tentang risiko infeksi HPV baru dan kemungkinan manfaat vaksinasi. Vaksinasi HPV pada rentang usia ini memberikan manfaat yang lebih kecil, karena lebih banyak orang telah terpapar HPV.
2. Tes Skrining
Beberapa tes skrining dapat membantu mencegah kanker serviks atau menemukannya lebih awal,tes dapat dilakukan di Rumah sakit atau klinik. Berikut beberapa test skrining :
- Tes Pap (atau Pap smear) mencari prakanker, perubahan sel pada serviks yang mungkin menjadi kanker serviks jika tidak diobati dengan tepat.
- Pemeriksaan inspeksi visual asetat (IVA) merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk skrining kanker serviks
- Pemeriksaan HPV DNA adalah prosedur untuk mendeteksi infeksi HPV (human papilloma virus) tipe risiko tinggi pada wanita.
3. Tidak boleh merokok
4. Pakailah pengamalam saat melakukan hubungan seks
5. Tidak berganti-ganti pasangan seks
Pengobatan
Kanker serviks diobati dengan beberapa cara. Itu tergantung pada jenis kanker serviks dan seberapa jauh penyebarannya. Perawatan termasuk operasi, kemoterapi, dan terapi radiasi.
- Pembedahan: Dokter mengangkat jaringan kanker dalam operasi.
- Kemoterapi: Menggunakan obat-obatan khusus untuk mengecilkan atau membunuh kanker. Obat-obatan tersebut dapat berupa pil yang Anda minum atau obat yang diberikan dalam pembuluh darah Anda, atau terkadang keduanya.
- Radiasi: Menggunakan sinar berenergi tinggi (mirip dengan sinar-X) untuk membunuh kanker.
Jika Sahabat Hermina mengalami tanda dan gejala seperti yang disebutkan, segeralah konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih tepat.