Yuk ketahui sejarah, tanda gejala dan pencegahan tentang Tuberculosis!
TBC di Indonesia memiliki sejarah yang panjang. Catatan tertua TBC di Indonesia ditemukan pada salah satu relief Candi Borobudur pada abad ke-8 Masehi. Sejak periode Hindia Belanda ada beberapa catatan terkait kegiatan TB, yaitu: Perkumpulan Centrale Vereniging Voor Tuberculose Bestrijding (CVT) dibentuk pada 1908 dan tahun 1939 didirikan 15 sanatorium untuk perawatan pasien TBC paru dan 20 consultatiebureau yang memberi penyuluhan dan pengobatan.
Setelah merdeka yaitu pada zaman Orde Lama (1945-1966) didirikan Lembaga Pemberantasan Penyakit Paru-paru (LP4) didirikan di Yogyakarta. Dikenal dengan Balai Pemberantasan Penyakit Paru-paru (BP4), lembaga tersebut disebarluaskan hingga ke 53 lokasi. Pada tahun 1950 Jenderal Soedirman meninggal karena TBC.
TUBERKULOSIS (TBC) adalah
Penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang pada umumnya bakteri tersebut menyerang paru-paru namun juga dapat menyerang organ tubuh lainnya seperti organ pencernaan, kelenjar limfe, kulit, sistem saraf, otot, hati, dan sistem reproduksi. Bakteri tersebut berbentuk batang/basil yang mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap asam, oleh karena itu bakteri ini disebut juga sebagai Basil Tahan Asam (BTA) dan akan cepat mati bila terpapat oleh sinar matahari langsung namun dapat bertahan hidup beberapa jam pada kondisi gelap dan lembap.
CARA PENYEBARAN PENYAKIT
Tuberkulosis paru dapat menyebar melalui aerosol (percikan ludah/bersin) dari membran mukosa paru-paru pasien yang terinfeksi oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis kemudian percikan tersebut terhirup atau masuk ke saluran pernapasan orang yang sehat, kemudian bakteri tersebut berkembang di dalam paru-paru orang tersebut.
TANDA & GEJALA
Tuberkulosis paru memiliki tanda dan gejala seperti:
-
Batuk berdahak
-
Sesak napas atau nyeri dada
-
Demam meriang berkepanjangan
-
Badan lemas
-
Penurunan nafsu makan
-
Penurunan berat badan
PENATALAKSANAAN
Tuberculosis dapat diobati dengan obat-obatan regimen TBC seperti Rifampicin, Isoniazid, Pyrazinamid, Ethambutol, dan Streptomisin. Biasanya pengobatan memerlukan waktu selama 6 bulan diikuti dengan pemeriksaan dahak berkala untuk melihat keberhasilan pengobatan tersebut.
Beberapa kasus Tuberculosis paru mungkin resisten/tahan terhadap obat-obatan diatas, sehingga perlu disesuaikan regimen obat yang diberikan dengan menggunakan regimen khusus untuk TBC resisten obat.
PENCEGAHAN
Tuberculosis dapat dicegah dengan:
-
Gunakan masker atau menutup mulut saat batuk dan bersin
-
Tidak meludah disembarang tempat
-
Makan makanan yang bergizi
-
Menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat(PHBS)
-
Menjaga jarak dengan pasien yang terdiagnosis dengan TBC