- Hermina Yogya<\/a><\/li>
- 26 September 2022<\/li><\/ul><\/div>
Radang Usus Buntu Pada Anak <\/a><\/h3>
Radang Usus Buntu Pada Anak \n\n Radang usus buntu atau apendisitis terjadi ketika usus buntu mengalami peradangan atau infeksi. Usus buntu adalah kantong yang berbentuk jari yang menonjol dari usus besar di sisi kanan bawah perut. Walaupun jarang terjadi pada anak, radang usus buntu akut sering menjadi kegawatdaruratan untuk pembedahan pada anak. \n\n Radang usus buntu pada anak sering sulit dan terlambat dikenali karena keluhannya tidak khas. Anak – anak seringkali tidak bisa mendeskripsikan secara jelas rasa sakit atau keluhan lainnya yang berhubungan dengan gejala akibat radang pada usus buntu. \n\n Gejala usus buntu pada anak : \n\n \n Nyeri perut yang awalnya dirasakan di sekitar pusar berindah ke perut kanan bawah \n Nyeri perut di kanan bawah yang semakin kuat \n Mual, muntah, kehilangan selera makan \n Demam ringan \n Perut kembung \n Anak tampak rewel kesakitan \n \n\n Penyakit usus buntu yang tidak segera ditangani dapat menyebabkan pecahnya usus buntu. Ketika usus buntu pecah, kuman dan kotoran di dalam usus buntu akan masuk ke rongga perut, sehingga menimbulkan infeksi dan peradangan yang luas. \n\n Usus buntu pecah bisa terjadi dalam waktu 48 – 72 jam setelah gejala usus buntu pada anak pertama kali dirasakan. Pecahnya usus buntu ini bisa menyebabkan peritonitis yang berbahaya dan perlu segera ditangani oleh dokter di rumah sakit. \n\n Penanganan Usus Buntu pada Anak \n\n Ketika Si Kecil mulai mengalami gejala-gejala usus buntu di atas, segeralah bawa ia ke dokter. Untuk menentukan diagnosis usus buntu pada anak, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang berupa foto Rontgen, USG, atau CT scan, serta pemeriksaan darah dan urine. \n\n Operasi usus buntu \n\n Penyakit usus buntu dapat ditangani dengan operasi pengangkatan usus buntu yang disebut apendektomi. Prosedur ini umumnya dilakukan di bawah pengaruh bius umum, sehingga anak akan tertidur selama prosedur. \n\n Prosedur operasi usus buntu bisa dilakukan dengan cara: \n\n \n Laparoskopi \n Operasi usus buntu dengan teknik laparoskopi dilakukan dengan membuat tiga sayatan sepanjang 1–2 cm pada perut Si Kecil. Kemudian dari sayatan tersebut, dokter akan memasukkan alat khusus yang dilengkapi kamera dan cahaya serta peralatan bedah. \n \n\n \n Operasi terbuka \n Teknik ini merupakan teknik operasi usus buntu konvensional yang dilakukan dengan cara membuat sayatan lebar sekitar 4 – 7cm di perut. Melalui sayatan tersebut, dokter akan mengangkat usus buntu yang meradang dan terinfeksi, lalu menjahit usus buntu dan luka sayatan. \n \n\n Drainase nanah \n\n Jika usus buntu Si Kecil pecah dan menyebabkan terbentuknya abses (kantung berisi nanah) di sekitarnya, dokter akan mengeluarkan dulu nanah dari abses tersebut. Setelah abses pada usus buntu dikeringkan, dokter akan melakukan operasi usus buntu. \n\n Anak yang baru saja menjalani operasi usus buntu biasanya akan membutuhkan perawatan selama 2–3 hari di rumah sakit. Selama anak dirawat di rumah sakit, dokter akan memberikannya obat antibiotik untuk mengatasi infeksi serta obat antinyeri untuk mengurangi nyeri setelah operasi. \n\n Jika tidak segera ditangani oleh dokter, usus buntu pada anak bisa menyebabkan komplikasi berbahaya, seperti peritonitis dan sepsis. Oleh karena itu, segeralah bawa Si Kecil ke dokter jika ia mengalami gejala-gejala penyakit usus buntu atau bila kondisinya makin memburuk meski sudah mengonsumsi obat dari dokter. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Sukabumi<\/a><\/li>
- 23 September 2022<\/li><\/ul><\/div>
Stop Bullying Anak! 7 Cara Efektif Atasi Perundungan<\/a><\/h3>
Akhir-akhir ini marak pemberitaan bullying anak di media. Tentunya ini meresahkan dan membuat miris hati para orang tua. Apalagi jika ternyata anaknya menjadi korban atau pelaku perundungan. \n\n Bullying atau perundungan bukanlah hal yang sepele atau wajar. Perilaku ini berdampak buruk bagi kesehatan mental dan fisik anak. Prestasi akademis dan kehidupan sosialnya juga bisa hancur akibat rundungan. Ada yang sampai depresi bahkan bunuh diri. \n\n 7 Cara Mengatasi Perundungan Pada Anak \n\n Bullying anak tidak sekedar kekerasan fisik saja. Bentuknya beragam bisa secara verbal (seperti ejekan, ancaman) social, sexual, maupun cyber. Di era internet, cyber bullying sering terjadi melalui medsos (media sosial). Karena itu dibutuhkan upaya dari berbagai pihak untuk bersama-sama mencegah dan mengatasi masalah perundungan. \n\n Bagi orangtua, Anda dapat melakukan tindakan-tindakan di bawah ini sebagai upaya preventif dan kuratif mengatasi bullying: \n\n 1. Bekali Anak dengan Pemahaman Bullying \n\n Hal pertama yang bisa Anda lakukan untuk mencegah perundungan adalah memberi pengetahuan kepada anak tentang pengertian bullying. Apa saja yang termasuk perilaku bullying, jenis-jenisnya dan cara menghindarinya agar mereka tidak menjadi korban atau pelaku. Termasuk langkah dan tindakan apa yang harus dilakukan jika melihat terjadinya peristiwa bullying di sekitarnya. \n\n 2. Ajarkan Anak Berani Melawan Perundungan \n\n Melawan bukan berarti membalas dengan tindakan kekerasan atau verbal. Melawan bullying anak bisa dengan mengacuhkan atau meninggalkan pelaku perundungan. \n\n Jika tidak terpaksa, lebih baik hindari perkelahian dan mencari pertolongan. Bukan mengajarkan menjadi pengecut, tetapi tindakan ini merupakan pilihan yang aman untuk mencegah luka-luka kekerasan yang mungkin saja ditimbulkan akibat perkelahian. \n\n Bila perlu, bekali anak dengan ilmu bela diri. Bukan untuk pamer tapi menjadi pertahanan diri ketika keadaan terdesak. Selain itu, ajarkan anak untuk berani melaporkan tindakan bullying ketika mereka menjadi korban atau saksi. \n\n 3. Bangun Kepercayaan Diri Anak \n\n Anak yang terlihat lemah, minder dan kurang percaya diri sering menjadi target perundungan teman-temannya. Oleh karena itu penting sekali orang tua mengajarkan kepercayaan diri kepada anak. Misalnya mengajarkan kontak mata saat berhadapan dengan orang lain, berjalan tegak tidak menunduk atau pun terlihat pongah, berbicara dengan nada tegas dan jelas. \n\n 4. Peka Pada Perasaan Anak dan Beri Dukungan \n\n Jika anak Anda terlanjur menjadi korban bullying hal pertama yang harus orangtua lakukan adalah mengajak berbicara. Tunjukkan kepedulian dan kepekaan Anda melalui kata-kata dan tindakan. Beri dukungan penuh dan tulus agar anak merasa terlindungi. \n\n Untuk mengetahui perawatan apa yang dibutuhkan korban bullying anak, penting untuk segera memeriksakan kondisi fisik dan psikologisnya kepada ahli. Peristiwa perundungan bisa menimbulkan trauma, oleh karena itu jangan biarkan anak sendirian. Ajak anak melakukan aktivitas-aktivitas yang menyenangkan untuk mengurangi kesedihan dan ketakutannya. \n\n 5. Penuhi Kebutuhan Kasih Sayang dan Psikologis Anak \n\n Anak yang kurang mendapatkan perhatian atau limpahan kasih sayang dari orang tuanya cenderung berulah untuk memperoleh pengakuan. Apalagi jika mereka sering mendapatkan perlakuan kasar atau diberi label negatif akan berpotensi menjadi pelaku bullying. \n\n Oleh karena itu, jadilah orang tua yang bisa menjadi panutan dan ciptakanlah lingkungan yang penuh kasih sayang di rumah. Didik anak agar memiliki empati dan kasih sayang terhadap orang lain. Dengan begitu, mereka tidak akan berperilaku tidak baik atau jahat terhadap temannya. \n\n 6. Bantu Pelaku Perundungan untuk Menyadari Kesalahan dan Menghentikan Perilaku Buruknya \n\n Jika anak Anda menjadi pelaku jangan hanya memarahinya, tetaplah terima dia sebagai anak yang harus dilindungi. Bisa jadi anak tidak menyangka bahwa konsekuensi perilakunya bisa sedemikian serius. Bagi pelaku hal ini juga dapat menimbulkan goncangan batin. \n\n Dampingi anak menghadapi konsekuensi dari perbuatannya. Bantu anak agar memiliki pemahaman baru dan tidak mengulangi lagi perilakunya yang buruk. Tanamkan pendidikan moral dan agama berbasis, supaya anak tumbuh menjadi individu yang memiliki karakter positif. \n\n 7. Saling Bersinergi Membangun Komunitas Anti Bullying \n\n Stop bullying efektif jika melibatkan banyak pihak dan saling bersinergi. Mendirikan komunitas anti bullying adalah salah satu cara yang bisa dilakukan di lingkungan rumah atau sekolah untuk mengatasi perundungan. \n\n Pihak-pihak yang turut dilibatkan dalam komunitas antara lain: murid, guru, kepala sekolah, para wali murid, staf-staf sekolah, supir antar-jemput murid, dokter di sekolah dan penjaga kantin. Dengan banyaknya pihak yang bergabung dalam komunitas dan saling membantu, upaya memerangi perundungan bisa tercapai. \n\n Melalui komunitas, bisa meningkatkan kesadaran tentang bullying anak di antara para orangtua. Jika ada salah satu anak yang menjadi korban perundungan, para orang tua dan guru segera melakukan investigasi untuk mencegah terjadinya bullying lagi dan memikirkan bagaimana solusinya. \n\n Para guru dan murid juga bisa berkolaborasi mengadakan kampanye anti bullying. Misalnya, dengan membuat poster stop bullying. Poster dan gambar ini bisa ditempelkan di dinding sekolah atau kelas sebagai pengingat untuk anak-anak agar tidak melakukan tindak perundungan. \n\n Stop bullying anak sekarang juga dengan cara-cara di atas. Orangtua, anak-anak, dan pihak sekolah harus saling bersinergi untuk mencegah dan menghentikan perundungan agar tidak semakin meresahkan. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Sukabumi<\/a><\/li>
- 23 September 2022<\/li><\/ul><\/div>
Hindari Komplikasi Influenza pada Anak agar Tidak Berakibat Fatal<\/a><\/h3>
Influenza atau sering disebut dengan flu merupakan penyakit musiman yang rentan menyerang pada siapa saja, terutama pada anak-anak serta orang dewasa yang memiliki tingkat kekebalan tubuh yang lemah. \n\n Influenza atau flu sangat rentan menyerang pada anak, terutama pada musim pancaroba. Kondisi anak ini tentu akan membuat orangtua mudah cemas. Meski mengkhawatirkan, biasanya masalah kesehatan tersebut bisa disembuhkan dengan perawatan rumahan. Salah satunya, pasien harus melakukan istirahat yang cukup. \n\n \n\n Mengenali penyakit Influenza \n\n Influenza (Flu) merupakan sebuah infeksi virus yang mempengaruhi saluran pernapasan dan bersifat sangat menular. Gejala pada orang dewasa maupun anak yang mengalami influenza bisa ditandai dengan gejala klinis seperti demam, nyeri pada tubuh, batuk, pilek serta beberapa gejala lainnya. \n\n Jika terjadi pada anak-anak, umumnya menderita flu bisa disembuhkan dalam kurun waktu kurang dari satu minggu. Pada kasus tertentu, anak-anak yang menderita flu bisa berlanjut menjadi infeksi yang sangat serius. Sehingga harus segera mendapatkan perawatan di rumah sakit. \n\n Penyebab flu berasal dari udara pada droplet dari seorang penderita lain yang sedang batuk, bersin maupun sedang berbicara dengan orang lain yang belum terinfeksi. Virus yang berkembang di udara tersebut terhirup atau melekat pada benda-benda yang disentuh atau ada di sekitar, seperti telepon, keyboard, gagang pintu, laptop atau komputer. \n\n Virus tersebut kemudian berpindah pada orang yang belum terinfeksi melalui tangan yang memegang benda tersebut, kemudian menuju mata, hidung dan mulut. \n\n \n\n Mengenali Gejala Influenza (Flu) \n\n Penyakit Influenza (Flu) yang menyerang pada anak-anak akan menunjukkan gejala, sebagai berikut : \n\n 1. Demam tinggi yang mencapai suhu 39,4 derajat Celcius hingga 40,5 derajat Celcius \n\n 2. Meriang atau nyeri yang menyerang sekujur tubuh \n\n 3. Nyeri kepala \n\n 4. Nyeri pada tenggorokan \n\n 5. Batuk \n\n 6. Kelelahan \n\n 7. Pilek atau hidung mampet \n\n 8. Beberapa penderita akan merasakan panas pada mata, merah hingga berair \n\n Pada kasus yang lebih berat, anak-anak yang mengalami gejala Influenza akan mengalami gejala : \n\n 1. Mual \n\n 2. Muntah \n\n 3. Diare \n\n Sedangkan pada kelompok populasi tertentu, influenza bisa memiliki risiko terjadinya komplikasi yang lebih berat, yaitu : \n\n 1. Anak-anak yang berusia 0 bulan hingga 5 tahun \n\n 2. Lansia yang berusia di atas 65 tahun \n\n 3. Ibu hamil dan ibu melahirkan kurang dari dua minggu \n\n 4. Penderita yang mengalami penurunan daya tahan tubuh \n\n 5. Penderita yang sudah mempunyai penyakit kronis lainnya, seperti asma, penyakit jantung, penyakit ginjal, penyakit liver, diabetes, masalah kesehatan otak, serta masalah kesehatan pada sistem saraf \n\n 6. Penderita yang mengalami kondisi obesitas berat dengan indeks massa tubuh lebih dari 4 \n\n \n\n Influenza pada anak yang memerlukan pemeriksaan dokter \n\n Influenza yang menyerang bayi harus segera dilakukan pengobatan, apalagi jika berusia di bawah 6 bulan. Penderita harus selalu mendapatkan ASI eksklusif. Sedangkan pada anak usia 5 tahun atau lebih, apabila kondisi semakin memburuk harus segera melakukan pemeriksaan ke dokter. \n\n Gejala yang perlu diwaspadai orangtua ketika anak sedang mengalami influenza agar tidak terjadi keterlambatan dalam melakukan pemeriksaan ke dokter, antara lain : \n\n 1. Anak mengalami demam tinggi secara terus menerus hingga suhu lebih dari 38 derajat Celcius. \n\n 2. Anak mengalami kejang karena suhu tubuh yang terlalu tinggi \n\n 3. Anak kehilangan nafsu makan \n\n 4. Saluran pernapasan pada anak menjadi bermasalah dengan napas yang pendek-pendek, sesak dan mengi \n\n 5. Badan anak menjadi lemah, mengalami muntah dan bibir terlihat membiru \n\n 6. Tenggorokan terasa kering dan mengalami nyeri yang terus menerus pada kepala, perut dan telinga \n\n 7. Batuk yang tak kunjung mereda selama lebih dari tiga hari, bahkan mengakibatkan tersedak \n\n 8. Leher terasa kaku \n\n 9. Anak menjadi sangat rewel \n\n 10. Anak menjadi sulit tidur \n\n \n\n Cara mengenali influenza atau pilek biasa pada anak \n\n Baik influenza maupun pilek biasa yang terjadi pada anak, keduanya disebabkan oleh virus. Gejala yang dialami anak pun sama, antara lain : demam, nyeri pada tubuh, hidung berair, tenggorokan kering, tubuh lemah dan sakit kepala. \n\n Kedua gangguan kesehatan tersebut bisa dibedakan dengan memperhatikan tingkat keparahan penyakit serta gejala yang muncul. Gejala influenza pada anak akan muncul lebih cepat dan anak akan terlihat segera sakit. Sedangkan untuk gejala pilek akan muncul secara bertahap. \n\n \n\n Bahaya influenza pada anak \n\n Setiap anak memiliki kekebalan tubuh yang berbeda. Meski demikian, influenza pada anak akan sembuh dalam waktu satu minggu atau lebih tanpa diikuti masalah lain. \n\n Komplikasi flu bisa terjadi serta menunjukkan gejala yang parah, walaupun pada kasus yang jarang menyebabkan kematian. \n\n Beberapa komplikasi yang bisa terjadi akibat influenza pada anak, antara lain : \n\n 1. Pneumonia pada anak atau infeksi paru-paru \n\n 2. Dehidrasi \n\n 3. Gangguan pada otak \n\n 4. Mengalami sinus \n\n 5. Infeksi telinga pada anak \n\n Anak-anak dengan kondisi kronis memiliki tingkat risiko yang lebih tinggi jika terserang influenza. Sehingga anak-anak dengan kondisi khusus tersebut perlu dijauhkan dari orang lain yang mengalami flu. Hal ini dilakukan untuk menghindari hal yang tidak diinginkan pada anak. Segara berkonsultasi dengan dokter anak di rumah Sakit Hermina terdekat jika anak mengalami influenza atau Sahabat Hermina juga bisa berkonsultasi secara online dengan dokter spesialis rumah sakit. Hermina dengan aplikasi "Halo Hermina." \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Sukabumi<\/a><\/li>
- 23 September 2022<\/li><\/ul><\/div>
Badan Anak Kaku, Waspada Cerebral Palsy<\/a><\/h3>
Cerebral Palsy (CP) atau lumpuh otak merupakan gangguan gangguan tumbuh kembang pada masa kanak-kanak. Gangguan tersebut ditunjukkan dengan adanya kelainan tonus otot, postur atau posisi tubuh, koordinasi motorik, serta kelainan neurologis lain yang menyertainya. \n\n Cerebral Palsy sebenarnya bukan penyakit bawaan. Proses dimulainya gangguan tumbuh kembang ini dimulai pada awal tahap awal kehidupan atau sejak bayi baru saja lahir. Kondisi CP tersebut disebabkan karena adanya kerusakan pada jaringan otak yang masih berkembang. \n\n Masalah klinis utama yang dihadapi pada pasien dengan Cerebral Palsy adalah gangguan motorik (gerak). Gangguan motorik ini melibatkan otot dan saraf sehingga pasien dengan CP akan mengalami kesulitan dalam berjalan atau bahkan tidak bisa berjalan sama sekali. \n\n Gejala atau tanda Cerebral Palsy muncul pada saat masih bayi atau usia pra sekolah. Manifestasi gangguan motorik pada pasien CP antara lain : refleks yang berlebihan (hyper-reflexia), kekakuan pada sebagian atau seluruh anggota tubuh, gerakan yang tidak disadari (involunter), cara berjalan yang tidak stabil atau kombinasi dari semuanya. Kekakuan otot yang dialami dapat mengurangi lingkup gerak sendi di berbagai persendian tubuh. Ketidakseimbangan otot mata juga membuat penderita Cerebral Palsy mengalami masalah saat proses makan, yang disebabkan karena gangguan fokus penglihatan. \n\n Kondisi Cerebral Palsy akan dialami seumur hidup dengan kondisi yang semakin berat apabila tidak mendapat terapi khusus. Beberapa individu mengalami kondisi tersebut dengan derajat yang ringan akan tetapi sebagian lagi mungkin saja mengalami gejala yang lebih parah. Manifestasi neurologis yang dapat menyertai keadaan Cerebral Palsy salah satunya adalah epilepsi (kejang). \n\n Apabila bagian tubuh yang terdampak Cerebral Palsy hanya sebagian sisi saja (kiri atau kanan) disebut dengan Cerebral Palsy hemiplegia. Namun apabila berdasarkan keterlibatan jumlah anggota gerak tubuh (dua lengan, dua tungkai), Cerebral Palsy dapat dikelompokkan menjadi hemiplegia, diplegia, paraplegia, atau quadriplegia. \n\n \n\n Tanda dan gejala Cerebral Palsy \n\n Cerebral Palsy berdasarkan derajatnya dapat digolongkan ke dalam derajat ringan, sedang, atau berat dengan tanda yang berbeda pada setiap usianya, yaitu: \n\n 1. Bayi usia kurang dari 6 bulan \n\n Secara umum bayi yang berusia dibawah 6 bulan yang mengalami Cerebral Palsy akan menunjukkan tanda sebagai berikut: \n\n \n Tidak mengangkat kepala ketika sedang ditarik tangannya \n Tubuhnya terkulai lemas seperti tidak bertenaga \n Tubuh akan menjauh ketika sedang dipeluk \n Ketika tubuhnya diangkat maka kaki akan menyilang dan kaku \n \n\n 2. Bayi usia lebih dari 6 bulan \n\n Gejala Cerebral Palsy pada usia ini sebagai berikut: \n\n \n Mengulurkan hanya dengan satu tangan sambil mengepal \n Kesulitan mengunyah makanan \n \n\n 3. Bayi usia lebih dari 10 bulan \n\n Pada bayi yang berusia diatas 10 bulan, memiliki gejala yang lebih jelas, yaitu: \n\n 1. Merangkak dengan posisi miring, mengambil barang dengan satu tangan serta kaki yang diseret. \n\n 2. Menggerakkan bokong dengan posisi duduk tanpa merangkak \n\n \n\n Penyebab Cerebral Palsy \n\n Cerebral Palsy dapat disebabkan karena berbagai faktor pada masa kehamilan atau saat persalinan misalnya kurangnya pasokan oksigen ketika bayi lahir (asfiksia), keadaan bayi kurang bulan (prematur), bayi berat lahir rendah (BBLR), infeksi susunan saraf pusat (SSP) saat neonatus, adanya kejang saat lahir, sehingga timbul kerusakan jaringan otak yang menetap. \n\n Faktor risiko lainnya antara lain: \n\n 1. Infeksi masa kehamilan berupa Toksoplasmosis, Sifilis atau Rubella \n\n 2. Proses persalinan yang sulit \n\n 3. Gangguan pembuluh darah otak sehingga terjadi pendarahan pada otak bayi atau suplai darah ke otak terputus \n\n 4. Kepala bayi mengalami cedera saat sebelum lahir \n\n 5. Rendahnya kadar gula darah \n\n Bayi lahir bisa mengalami peningkatan risiko Cerebral Palsy karena beberapa faktor berikut ini: \n\n 1. Bayi lahir prematur (usia kehamilan kurang dari 37 minggu) \n\n 2. Bayi lahir dengan berat lahir rendah \n\n 3. Bayi dari kelahiran ganda, seperti kembar atau triplet \n\n 4. Selama masa kehamilan, ibu merokok, minum banyak alkohol atau menggunakan obat-obatan seperti kokain \n\n \n\n Cara pengobatan Cerebral Palsy \n\n Cerebral Palsy memang akan dialami seumur hidup. Dokter pada umumnya akan menyarankan untuk melakukan pemeriksaan rutin dan mengamati perkembangan gejala penderita. \n\n Deteksi dini dan diagnosis yang tepat sangatlah penting agar langkah penanganan dan terapi dapat dilakukan sedini mungkin sehingga anak terhindar dari komplikasi yang dapat mengganggu kualitas hidup anak. Penanganan yang dilakukan adalah untuk memperbaiki keterbatasan, mencegah komplikasi, dan meningkatkan kualitas hidup (quality of life) antara lain: \n\n 1. Penggunaan alat bantu yang berupa kacamata, alat bantu dengar, alat bantu jalan, penyangga tubuh dan kursi roda. \n\n 2. Gejala spastisitas (kekakuan) otot dapat diobati dengan menggunakan obat-obatan relaksan otot. Relaksasi otot ini akan membantu mengurangi rasa sakit yang dialami penderita. \n\n 3. Melakukan operasi bedah ortopedi untuk memperbaiki lingkup gerak sendi dan meningkatkan mobilitas. \n\n 4. Secara rutin melakukan terapi wicara, terapi fisik, terapi rekreasi, konseling atau psikoterapi serta konsultasi layanan sosial. \n\n Cerebral palsy sulit dideteksi ketika bayi masih di dalam kandungan. Namun, beberapa faktor risiko dapat dideteksi, seperti infeksi, hipertensi, dan perdarahan selama kehamilan. Tim Dokter dapat menangani kondisi tersebut apabila orang tua segera berkonsultasi dengan dokter di Rumah Sakit Hermina terdekat atau Sahabat Hermina juga dapat berkonsultasi secara online dengan dokter spesialis melalui aplikasi "Halo Hermina." \n\n \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina OPI Jakabaring<\/a><\/li>
- 22 September 2022<\/li><\/ul><\/div>
MENGENAL VIRUS YANG MENYEBABKAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN<\/a><\/h3>
Tuberculosis Paru (TB Paru) adalah penyakit akibat kuman mycobakterium tuberkulosis sistemis sehingga dapat mengenai semua organ tubuh dengan lokasi terbanyak di paru paru yang biasanya merupakan lokasi infeksi primer. Tuberculosis paru merupakan penyakit infeksi saluran napas bagian bawah yang menyerang jaringan paru atau atau parenkim paru oleh basil mycobakterium tuberculosis. \n\n Penularan dan Faktor-Faktor Resiko : \n\n Tubercolosis ditularkan dari orang ke orang oleh transmisi melalui udara. Individu terinsfeksi melalui berbicara, batuk, bersin, tertawa atau bernyanyi, melepaskan droplet besar (lebih besar dari 100u) dan kecil (1 sampai 5 u). Droplet yang besar menetap, sementara droplet yang kecil tertahan diudara dan tertiup oleh individu yang rentan. Individu yang beresiko tinggi untuk tertular tuberculosis adalah : \n\n \n Mereka yang kontak dekat dengan seseorang yang mempunyai TB aktif \n Individu imunosupresif (Termasuk lansia, pasien dengan kanker, mereka yang dalam terapi kortikosteroid atau mereka yang terinfeksi dengan HIV) \n Pengguna obat-obatan IV dan alkoholik \n Setiap individu tanpa perawatan kesehatan yang adekuat (tunawisma, tahanan, etnik dan ras minoritas terutama anak-anak dibawah usia 15 tahun atau dewasa muda antara yang berusia 15-44 tahun) \n Setiap individu dengan gangguan medis yang sudah ada sebelumnya (misalnya diabetes, gagal ginjal kronis, silikosis, penyimpangan gizi) \n Setiap individu yang tinggal di institusi (misalnya fasilitas perawatan jangka panjang, institusi psikiatrik, penjara) \n Individu yang tinggal didaerah perumahan substandar kumuh \n Petugas kesehatan \n \n\n Gejala umum \n\n \n Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang timbul. \n Penurunan nafsu makan dan berat badan. \n Batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah). \n Perasaan tidak enak (malaise), lemah. \n Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat. disertai dengan keluhan sakit dada. \n \n\n Hal-hal yang perlu diperhatikan \n\n \n Bila ada batuk ≥ 2 minggu \n Nyeri dada \n Sesak Nafas \n Demam \n \n\n Bila ada gejala seperti diatas segera periksakan ke Dokter Spesialis Penyakit Dalam atau Dokter Spesialis Paru-Paru \n\n Penanganan TB Paru \n\n \n Kontrol teratur sesuai jadwal \n Obat dimakan sesuai aturan \n Bila ada keluhan setelah makan obat TB, jangan berhenti sendiri. Segera konsultasi ke dokter. Karena kemungkinan ada efek samping obat \n Bila batuk, mulut ditutup dengan menggunakan tissue atau sapu tangan. \n Bila ada batuk darah segar, periksakan ke dokter dan hindari makanan yang merangsang batuk (makanan kering/ terlalu berminyak) \n \n\n Diet (Makanan) \n\n \n Makanan yang mengandung unsur karbohidrat (nasi, umbi-umbian, tepung, roti) \n Protein Hewani : telur, ikan, daging, susu. \n Protein Nabati : tahu, tempe, kacang-kacangan \n Lemak (minyak, mentega/margarin) \n Vitamin dan mineral (sayuran dan buah) \n Air \n \n\n Hal-hal yang perlu diperhatikan penderita TB Paru : \n\n \n Perhatikan kebersihan makanan yang dikonsumsi. \n Masaklah dengan sempurna makanan yang anda masak, sebaiknya makanan disimpan dalam keadaan tertutup dan cucilah tangan sebelum makan. \n Cukup mengkonsumsi sayuran dan buah. Namun, hindari buah asam dan menimbulkan gas seperti : kedondong, nanas, durian, nangka. \n Konsumsi makanan yang mengandung tinggi protein (telur, susu, daging ayam, daging sapi, serta penambahan protein nabati) untuk mengganti sel-sel yang rusak. \n OAT (Obat Anti Tuberkulosis) diminum dalam keadaan perut kosong (berkaitan dengan makanan telah dimetabolisme kurang lebih 2 jam sesudah makan). \n Tidak ada pantangan/ larangan khusus penderita TB paru terhadap makanan kecuali penderita TB paru yang disertai dengan penyakit lain (Seperti : Diabetes Mellitus, Penyakit hati dan lain-lain). Pada keadaan ini segera konsultasi gizi. \n Pada penderita TB Paru yang menyusui, ASI tetap diberikan kepada bayinya dengan memakai masker/ penutup mulut. \n \n\n Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan Dokter Spesialis Penyakit Dalam atau Dokter Spesialis Paru-Paru , perawat dan tenaga kesehatan lainnya berkaitan dengan penyembuhan TB Paru \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Pandanaran<\/a><\/li>
- 19 September 2022<\/li><\/ul><\/div>
Ketahui Cara Mencegah & Mengatasi Gigi Berlubang<\/a><\/h3>
Gigi berlubang yang tidak segera ditangani berisiko menyebabkan terjadinya infeksi. Infeksi yang terjadi akan menyebabkan rasa nyeri pada gigi, terutama saat mengunyah makanan. Cari tahu penyebab gigi berlubang dan cara mengatasinya dalam artikel berikut. \n\n Gigi berlubang merupakan kondisi rusaknya jaringan gigi sehingga terbentuk lubang pada gigi. Hal tersebut umumnya terjadi karena disebabkan oleh bakteri yang memfermentasi sisa-sisa makanan pada permukaan gigi. Selain itu, konsumsi makanan atau minuman manis, serta tidak menjaga kebersihan mulut juga menyebabkan gigi menjadi berlubang. Kondisi ini dapat dialami oleh siapapun, termasuk orang dewasa, remaja, anak-anak, dan bayi. Jika sudah parah, gigi yang berlubang dapat menyebabkan infeksi hingga gigi menjadi mati. Oleh karena itu, menjaga kebersihan gigi dan mulut adalah hal penting untuk pencegahan awal. \n\n \n\n Penyebab Gigi Berlubang \n\n Penyebab gigi berlubang awalnya selalu ditandai dengan adanya plak pada gigi. Plak yang melekat secara perlahan akan mengikis lapisan pada gigi hingga membentuk lubang. Berikut beberapa penyebab terjadinya gigi berlubang : \n\n 1. Plak \n\n Plak adalah penyebab utama gigi berlubang, karena plak merupakan lapisan yang terdiri dari bakteri dan sisa makanan yang lengket dan menempel pada gigi. Biasanya terkandung pada makanan atau minuman manis yang mengandung karbohidrat tertentu. Contohnya kue, permen, soda, dan makanan manis lainnya. Apabila anda tidak segera periksakan kondisi kesehatan gigi anda ke dokter gigi maka akan menyebabkan gejala sakit gigi. \n\n 2. Kebiasaan jarang menyikat gigi \n\n Apabila Sahabat Hermina malas untuk menyikat gigi, sisa-sisa makanan yang terdapat di permukaan gigi anda akan difermentasi oleh bakteri dalam rongga mulut dan menghasilkan asam yang akhirnya dapat merusak jaringan gigi. \n\n 3. Kondisi mulut kering \n\n Air liur dapat membantu membersihkan sisa-sisa makanan yang terdapat di gigi dan mengurangi bakteri pada mulut yang menyebabkan pembusukan. \n\n 4. Asam Lambung \n\n Asam lambung dapat naik ke rongga mulut yang menyebabkan kondisi asam sehingga akan mengikis permukaan gigi. Apabila dibiarkan maka kondisi ini akan menyebabkan kerusakan gigi yang serius. \n\n Selain itu, lokasi gigi juga dapat menyebabkan gigi berlubang. Misalnya gigi bungsu atau gigi berdesakan. Gigi bungsu yang lokasinya di belakang terkadang sulit untuk dibersihkan. Sedangkan gigi yang berdesakan akan menyulitkan pembersihan yang menyeluruh pada sela-sela gigi. Akibatnya, sisa makanan sering tertinggal dan menyebabkan gigi berlubang. \n\n \n\n Gejala Gigi Berlubang \n\n \n \n Lubang pada gigi biasanya berwarna keputihan saat tahap awal, kemudian menjadi kecoklatan dan kehitaman hingga terlihat jelas \n \n \n Nyeri ringan hingga parah saat makan atau minum dingin, panas dan manis \n \n \n Kadang muncul rasa nyeri tiba-tiba / spontan tanpa ada rangsangan \n \n \n Nyeri saat makanan masuk kedalam lubang gigi atau saat mengunyah \n \n \n Bau mulut \n \n \n Gigi lebih sensitif \n \n \n\n \n\n Cara Mencegah Gigi Berlubang \n\n 1. Rajin menyikat gigi \n\n Sikat gigi 2 kali sehari, setelah sarapan pagi dan sebelum tidur. Dianjurkan sikat gigi minimal 2 kali sehari untuk mengurangi dan membersihkan sisa makanan dan plak pada rongga mulut. \n\n 2. Menggunakan pasta gigi yang mengandung fluoride \n\n Pasta gigi yang mengandung fluoride diketahui lebih efektif untuk membantu memperkuat dan melindungi lapisan terluar gigi (email). Pasta gigi berfluoride juga dapat membantu meremineralisasi kembali daerah email gigi yang sudah mulai terkikis. \n\n 3. Memilih Sikat Gigi yang tepat \n\n Selain pasta gigi, pastikan Sahabat Hermina juga memilih sikat gigi yang tepat. Pilihlah sikat gigi yang berbulu lembut dan memiliki bentuk kepala sikat yang kecil dan pas dengan ukuran rongga mulut. \n\n 4. Mengurangi makanan manis \n\n Makanan manis biasanya mengandung gula tinggi yang dapat mempercepat terbentuknya lubang pada gigi, membatasi makanan yang manis-manis artinya anda mencegah gigi berlubang dan setelah makan manis wajib untuk sikat gigi. \n\n 5. Rutin Periksa ke dokter gigi \n\n Periksakan gigi secara rutin minimal 6 bulan sekali ke dokter gigi untuk mendeteksi adanya lubang gigi. Sahabat Hermina juga dapat konsultasi tidak hanya lubang gigi namun keluhan lainnya seperti karang gigi, merapikan gigi dan lain – lain. Dokter gigi akan memberikan perawatan sesuai diagnosa. Nah biasanya apa saja perawatan untuk gigi berlubang? \n\n \n\n Perawatan Gigi Berlubang \n\n Berikut beberapa perawatan untuk kasus gigi berlubang: \n\n 1. Penambalan Gigi \n\n Perawatan pada gigi berlubang yang belum terlalu dalam hingga mengenai pulpa gigi biasanya dokter gigi akan melakukan penambalan gigi. Dokter gigi akan melakukan pembersihan pada sekitar lubang gigi dengan bur kemudian menambahkan bahan kedokteran gigi untuk menambal permukaan gigi. Setelah itu anda biasanya diminta untuk kontrol 1 minggu kemudian untuk evaluasi apakah gigi anda sudah nyaman atau masih terdapat keluhan. \n\n 2. Perawatan Saluran Akar (Root Canal Treatment) \n\n Perawatan saluran akar ini dilakukan ketika lubang gigi sudah mengenai pulpa gigi, biasanya untuk perawatan ini membutuhkan beberapa kali kunjungan tergantung kasus gigi. Apabila tidak segera dilakukan perawatan maka akan terjadi infeksi pada sekitar gigi tersebut dan dapat menyebabkan bengkak pada gusi hingga keluar ke permukaan wajah. \n\n 3. Pencabutan Gigi \n\n Pencabutan gigi dilakukan sebagai pilihan terakhir perawatan gigi ketika gigi tersebut sudah tidak memungkinkan untuk dipertahankan. \n\n 4. Pemberian obat \n\n Pemberian obat tergantung kasus gigi jika terdeteksi adanya infeksi atau peradangan disertasi dengan nyeri, atau hanya nyeri saja maka dokter gigi akan meresepkan obat sesuai diagnosa. \n\n Jadi Sahabat Hermina jangan lupa untuk tetap menjaga kebersihan gigi dan mulut anda agar terhindar dari gigi berlubang dan periksa rutin 6 bulan sekali ke dokter gigi. Pelayanan Kesehatan Gigi di Poliklinik RSU Hermina Pandanaran merupakan salah satu pelayanan unggulan yang berfokus pada kesehatan gigi. Pelayanan Kesehatan Gigi dilayani oleh dokter dan perawat gigi yang berpengalaman klinis dan praktis selama bertahun–tahun dan memiliki kualifikasi kemampuan dan skill medis maupun non medis agar senantiasa memberikan keramahan, kecepatan dan kualitas dalam pelayanan kepada Sahabat Hermina. \n\n Adapun pelayanan kesehatan gigi yang dapat kami layani seperti : konsultasi dan penyuluhan kesehatan gigi anak dan umum, pelayanan kesehatan gigi dasar maupun lanjutan awal seperti pembersihan karang gigi (Scaling), penambalan gigi, perawatan saluran akar gigi (Root Canal Treatment), pencabutan gigi, pembuatan gigi palsu, pemasangan kawat gigi, dan tindakan bedah mulut. Pendaftaran dokter dapat melalui Halo Hermina yang dapat didownload di playstore/IOS atau menghubungi Call Center kami di 1500488. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Tangkuban Perahu<\/a><\/li>
- 06 September 2022<\/li><\/ul><\/div>
Orang Tua Wajib Tahu! Apa saja yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak?<\/a><\/h3>
Siapa saja yang masuk dalam kategori anak? \n\n Menurut definisi WHO, batasan usia anak adalah sejak anak di dalam kandungan sampai usia 19 tahun. Perbedaan rentang usia ini pun perlu dipahami orang tua, karena orang tua perlu memahami demi dapat mendeteksi dini secara mandiri adanya gangguan pertumbuhan dan perkembangan sesuai usianya. Anak kemudian dikategorikan berdasarkan rentang usia yang ditujukan untuk mengetahui sedang dalam fase tumbuh kembang apa : \n\n 1. Tahap Sensorimotor (Usia 18 - 24 bulan) : Selama periode ini, bayi mengembangkan pemahaman tentang dunia melalui koordinasi pengalaman sensorik (melihat, mendengar) dengan tindakan motorik (menggapai, menyentuh). \n\n 2. Tahap Praoperasional (Usia 2 - 7 Tahun) :Pada tahap ini, anak tidak bisa menggunakan logika atau mengubah, menggabungkan, atau memisahkan ide atau pikiran. \n\n 3. Tahap Operasional Konkret (Usia 7 - 11 Tahun) : Anak cukup dewasa untuk menggunakan pemikiran atau pemikiran logis, tapi hanya bisa menerapkan logika pada objek fisik. \n\n 4. ahap Operasional Formal (Usia 12 tahun ke atas) : Pada masa remaja, mereka memperoleh kemampuan untuk berpikir secara abstrak dengan memanipulasi ide di kepalanya, tanpa ketergantungan pada manipulasi konkret. \n\n Apa itu "tumbuh"? \n\n Tumbuh (growth) adalah bertambahnya ukuran yang terdiri dari: berat badan (dapat menurun,) tinggi badan (bersifat menetap dan terus meningkat sampai masa pertumbuhan selesai), lingkar kepala (bersifat menetap dan terus meningkat sampai masa pertumbuhan selesai). \n\n Lalu bagaimana memantau pertumbuhan anak? \n\n Pemantauan tumbuh kembang bisa dilakukan dengan melakukan pengukuran secara berkala: berat badan, tinggi badan/panjang badan, lingkar kepala Hasilnya akan diinterpretasi oleh tenaga kesehatan melalui pemantauan kurva pertumbuhan. \n\n \n\n Apa itu "kembang"? \n\n Perkembangan adalah proses peningkatan fisis, intelektual dan perubahan emosional yang bersamaan dengan pertumbuhan. Terdapat beberapa domain dalam perkembangan anak yaitu seperti dibawah ini: \n\n \n\n Apa yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak? \n\n Pertumbuhan pada anak dipengaruhi oleh berbagai faktor: \n\n 1. Faktor sosial dan budaya \n\n 2. Faktor perawatan dari orang tua (parenting) \n\n 3. Lingkungan \n\n 4. Nutrisi yang didapatkan anak \n\n 5. Perilaku orang tua \n\n \n\n Nah, andaikan Si Kecil mengalami permasalahan tumbuh kembang, sahabat hermina bisa bertanya langsung pada dokter spesialis anak atau dokter spesilais rehabmedik jika si kecil memiliki kebutuhan khusus. Selain itu, sahabat hermina, jika dokter menyarankan anak tersebut butuh dampingan oleh terapis sahabat hermina tidak perlu hawatir kami telah menyediakan fasilitas yaitu klinik tumbuh kembang di RS Hermina Tangkubanprahu \n\n \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Purwokerto<\/a><\/li>
- 29 Agustus 2022<\/li><\/ul><\/div>
Tetap Tenang! Ini Cara Mengatasi Kejang pada Anak Epilepsi<\/a><\/h3>
Kejang merupakan suatu gangguan arus listrik yang terjadi pada otak. Kondisi ini mengakibatkan penerimaan serta pengiriman impuls dari otak ke bagian lain dalam tubuh menjadi terganggu. Kejang dapat terjadi akibat beberapa hal seperti epilepsi, cedera pada otak, infeksi, dan lain-lain. Pada anak usia 6 bulan hingga 5 tahun, sering terjadi kejang yang disertai dengan demam atau kejang demam. \n\n Untuk membedakan antara epilepsi dan kejang demam perlu dilihat dari proses kejang berlangsung. Pada kejang demam, terjadi peningkatan suhu tubuh diatas 38o C. Dapat dikatakan epilepsi apabila anak mengalami kejang dua atau lebih kejang berulang dalam waktu berbeda tanpa penyebab kejang. Faktor keturunan dinilai sebagai salah satu penyebab epilepsi terjadi pada bayi. Selain itu, faktor kelainan menjelang dan sesudah persalinan serta cedera di kepala juga dapat menjadi penyebab epilepsi. \n\n Kejang pada epilepsi dapat berupa kekakuan seluruh tubuh, kelojotan pada lengan dan tungkai bawah atau kedutan di mata serta wajah, atau juga dapat berupa hilang kesadaran sesaat seperti bengong, atau tiba-tiba jatuh. Kemudian keluar busa liur, lidah yang menjulur serta gemetar. \n\n Proses penyembuhan epilepsi terbagi dua hal, yakni pemberian obat-obatan dan terapi sosial. Penyandang harus rutin mengonsumsi obat agar bisa segera sembuh. Selain itu, juga disarankan untuk menghindari stres dan mengkonsultasikan kepada dokter secara rutin. Gejala kejang pada epilepsi dapat berbeda tergantung dari lokasi kejang pada otak. Untuk mengetahui lokasi tersebut dapat dilakukan pemeriksaan seperti EEG. \n\n \n\n Adapun cara untuk mengatasi kejang epilepsi pada bayi adalah sebagai berikut: \n\n \n Tetap tenang \n Tidak menghentikan kejang dengan paksa \n Melonggarkan pakaian \n Mengamankan lokasi sekitar kejang \n Tidak menahan gerakan saat kejang \n Tidak memasukkan benda ke dalam mulut \n Pasien dimiringkan \n \n\n \n\n Apabila Sahabat Hermina memiliki keluhan kejang pada anak, segera periksakan anak ke dokter spesialis anak RS Hermina terdekat untuk mengetahui diagnosis pasti dari kejang dan mendapatkan pengobatan yang tepat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Samarinda<\/a><\/li>
- 29 Agustus 2022<\/li><\/ul><\/div>
Kenali dan Ketahui Penanganan Terbaik yang Harus Dilakukan jika Si Kecil Sakit Perut<\/a><\/h3>
Sahabat Hermina Samarinda sakit perut pada anak merupakan salah satu kondisi yang sering terjadi dan bisa membuat panik orang tuanya. Masalahnya bayi dan anak belum dapat mengungkapkan dengan baik mengenai apa yang dirasakan dari gangguan yang dideritanya. Inilah yang sering menjadi tantangan dalam mendiagnosis dan penanganannya. Ada yang bisa ditangani sendiri di rumah, tapi ada pula yang perlu tindakan operatif yang dilakukan dokter untuk mengatasinya. Karena itu, orang tua perlu mewaspadai gejala dan tanda-tanda sakit perut pada anak yang berbahaya dan perlu penanganan segera. \n\n Jangan Panik, Sakit Perut dapat diatasi Sendiri \n\n \n\n (1) Mengatasi anak sakit perut sebenarnya belum tentu perlu obat, obat yang tidak tepat malah bisa berbahaya. \n\n (2)Kebanyakan penyebab sakit perut pada anak adalah kelebihan gas, anak salah makan, tidak bisa buang air besar (BAB) beberapa hari yang membuat rasa tidak nyaman diperut. \n\n (3) Yang pertama harus dilakukan orang tua ketika anak mengeluh sakit perut adalah mengetahui terlebih dahulu bagaimana keadaan anaknya. \n\n (4) Pertolongan pertama orang tua jangan panik, berikan ketenangan ke anak, baringkan, pijat dan berikan makanan lunak. \n\n (5) Jangan cemas, kalau anak mengeluh sakit perut tapi setelah itu keadaannya baik-baik saja dan bisa bermain kembali. \n\n Segera membawa anak ke dokter apabila anak mengalami gejala lainnya yang menyertai seperti : \n\n \n Penurunan BB dan TB \n Perdarahan (muntah darah dan bab berdarah) \n Muntah hijau \n Diare kronik \n Lokai nyeri di kuadran kanan atas dan bawah \n \n\n Pemeriksaan yang Diperlukan untuk Menegakkan Diagnosis \n\n Dalam penanganan kondisi pasien, dokter akan melakukan pemeriksaan yang diperlukan, di dalam organ perut ada hati, lambung, kantong empedu, usus kecil dan besar. Dokter akan menentukan lokasi sakitnya dimana, dan dokter akan menentukan pemeriksaan apa saja yang dibutuhkan seperti tes darah, tes urine, tes di bagian anus. Banyak cara pemeriksaan tergantung dokter yang menilainya. \n\n Fakta Penyakit Sakit Perut dan yang Perlu Dilakukan Orang Tua Menghadapinya \n\n Beberapa penyakit yang berhubungan dengan sakit perut anak yang yang orangtua sering hadapi \n\n Berbagai fakta mengenai sakit perut pada anak dan apa yang harus dilakukan para orang tua untuk menghadapinya : \n\n Sembelit \n\n Kondisi ini ditandai dengan sulit buang air besar atau frekuensi BAB lebih sedikit dari biasanya. Hal ini sering kali dipicu oleh pola makan yang tidak mengkonsumsi cukup air dan serat (untuk anak diatas 2 tahun). Cara agar anak tidak susah BAB adalah dengan mencukupkan kebutuhan nutrisinya sesuai dengan usianya dengan menu lengkap, cukup air putih dan serat untuk anak diatas 2 tahun. Bila anak sulit makan sayur untuk memenuhi kebutuhan serat harian bisa dibantu dengan asupan serat dengan pemberian susu formula atau makanan cemilan tinggi serat yang baik untuk pencernaan anak. \n\n Diare \n\n Suatu kondisi dimana seorang anak buang air besar dengan perubahan konsistensi menjadi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih sering dari biasanya, tiga kali atau lebih dalam satu hari. Pastikan anak selalu minum minimal 8 gelas atau setara 2 liter air setiap harinya. Tak hanya bertujuan untuk mencegah dehidrasi ketika mengalami infeksi, jumlah air yang cukup bisa membantu usus untuk bekerja dengan normal. Atau dalam kondisi diare berat, berikan cairan oralit. \n\n Infeksi saluran kemih \n\n Infeksi saluran kemih (ISK) menimbulkan ketidaknyamanan di perut dan daerah kandung kemih, disertai rasa sakit dan panas saat buang air kecil. Anak yang mengidapnya juga buang air kecil lebih sering bahkan mengompol. Namun, infeksi biasanya tidak menyebabkan demam. Gangguan ini lebih sering dialami anak 1-5 tahun dibandingkan anak-anak lebih kecil. \n\n Jika anak mengeluhkan gejala-gejala ini, periksa ke dokter spesialis anak untuk tes urine. Jika positif terjadi infeksi, dokter akan memberikan antibiotik untuk menghilangkan bakteri penyebab infeksi dan gejala sakit perut. \n\n \n Flu Perut \n \n\n Flu perut adalah kondisi yang sama sekali berbeda dengan flu biasa yang disebabkan oleh virus influenza. Flu perut dalam bahasa medis disebut dengan Gastroenteritis, kondisi yang terjadi karena infeksi virus, bakteri atau parasit yang menyebabkan keracunan makanan atau sebab lain (alergi makanan). Biasanya anak yang mengalami Gastroenteritis akan mengeluhkan sakit perut dan diare. Anak bisa juga mengalami muntah- muntah, demam yang tidak terlalu tinggi. Gejala tersebut akan hilang dalam 3- 10 hari. Pastikan anak mendapatkan cairan yang cukup tinggi agar tidak mengalami dehidrasi akibat diare yang dialaminya. Apabila setelah 5 hari gejalanya tidak kunjung membaik, bahkan anak juga mengalami demam tinggi dan tampak lemas, segeralah membawa ke dokter untuk mendapatkan penanganan. \n\n \n\n \n GERD \n \n\n Anak-anak juga bisa mengalami refluks asam lambung atau GERD. Semacam penyakit maag asam lambung balik ke tenggorokan. Selain sakit peru, anak juga mungkin merasakan panas di ulu hatinya, rasa asam di tenggorokan, sendawa dan mual muntah terus menerus. \n\n Untuk mencegah sakit perut yang disebabkan GERD, beberapa perubahan gaya hidup yang perlu dilakukan pada anak, seperti: \n\n \n Mengurangi porsi makan, tapi makannya lebih sering. \n Menurunkan berat badan jika anak mengalami obesitas \n Mengurangi makanan yang berlemak,asam dan pedas \n Tidak makan dengan porsi banyak saat hendak melakukan aktivitas berat, seperti olahraga. \n \n\n \n Radang usus Buntu \n \n\n Bila anak merasakan sakit perut pada bagian kanan bawah, ini adalah penyakit akut yang berbahaya membutuhkan pertolongan dokter segera. Gangguan ini sangat jarang terjadi pada anak usia 3 tahun. \n\n Nah sahabat Hermina, tentunya dengan mengenal dan mengetahui kondisi sakit perut pada anak maka membuat Anda dapat menentukan langkah penanganan yang cepat dan tepat. Jangan panik, apabila merasa ragu dengan kondisi anak segera bawa ke dokter spesialis agar mendapatkan pengobatan yang tepat, Anda Pun tenang. Salam sehat. \n\n \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Sukabumi<\/a><\/li>
- 29 Agustus 2022<\/li><\/ul><\/div>
Kenali Gejala Amandel, Penyebab Dan Penanganannya<\/a><\/h3>
Amandel merupakan dua kelenjar getah bening yang letaknya pada sisi kiri dan kanan tenggorokan belakang. Jika amandel mengalami peradangan ini artinya ada infeksi yang terjadi pada dua kelenjar kecil di tenggorokan tersebut. Biasanya yang sering mengalami kondisi radang ini adalah anak-anak. Lalu bagaimana cara mengetahui amandel sedang meradang ? \n\n Definisi Radang Amandel Dan Gejalanya \n\n Radang amandel atau tonsilitis yaitu suatu peradangan dan pembengkakan pada amandel. Amandel adalah bagian dari sistem limfatik. Ia memiliki peranan untuk mencegah infeksi kuman penyakit yang menyerang tubuh. \n\n Radang amandel ini terjadi umumnya akibat dari infeksi virus atau bakteri. Biasanya radang amandel dapat sembuh dengan sendirinya dalam hitungan hari. Namun tak jarang radang juga bisa menjadi kronis. Artinya radang menyerang lebih dari 10 hari atau sering kambuh selama berhari-hari. \n\n Adapun gejala dari penyakit ini kebanyakan muncul pada 2 sampai 4 hari setelah penderita tertular. Gejala atau ciri yang paling tampak dari radang amandel ini yaitu: \n\n \n Adanya pembengkakan dan warna merah pada amandel \n Suara berubah serak \n Radang tenggorokan \n Sakit atau sulit saat menelan \n Demam \n Kelenjar limpa mengalami pembengkakan. \n \n\n Jika radang amandel terjadi pada anak maka bisa muncul gejala tambahan yaitu rewel, tidak nafsu makan dan air liur yang berlebihan. Perlu waspada jika muncul gejala penyerta misalnya ruam merah pada kulit. Pembengkakan amandel ini bisa saja berkaitan dengan demam berdarah. \n\n Bila melihat dari gejala amandel, penyebab dan penanganannya, amandel atau tonsilitis terbagi menjadi 3 macam yakni tonsilitis akut, kronis dan berulang. Gejala pada radang amandel akut biasanya berupa: \n\n \n Demam \n Tenggorokan sakit \n Halitosis atau nafas berbau \n Sulit dan sakit ketika menelan \n Mengalami dehidrasi \n Bengkak pada kelenjar limpa \n Sleep apnea atau mendengkur \n Merasa lemas dan lelah \n Muncul bercak warna putih kekuningan pada amandel \n \n\n Apabila gejala ini muncul maka jangan khawatir karena radang akut ini malah lebih mudah untuk sembuh. Pengobatan dapat dilakukan di rumah saja. Selama pengobatan mungkin akan membutuhkan antibiotik untuk membantu mempercepat hilangnya gejala tonsilitis. \n\n Tonsilitis kronis, biasanya radang ini terjadi lebih dari 10 hari. Gejalanya pun hampir sama dengan radang amandel akut. Hanya saja pada tonsilitis kronis terjadi kesulitan saat membuka mulut dan terbentuknya batu amandel. Batu amandel ini merupakan akibat dari menumpuknya sel, air liur serta sisa makanan yang ada pada celah amandel. \n\n Tonsilitis berulang, biasanya memiliki karakter tersendiri. Radang amandel ini kerap terjadi selama 5 sampai 7 kali dalam setahun. Bisa juga terjadi 5 kali dalam 2 tahun atau 3 kali selama 3 tahun berturut-turut. \n\n \n\n Penyebab Radang Amandel \n\n Penyebab penyakit ini 70% berasal dari infeksi virus. Namun sebenarnya tak hanya virus, penyebab lainnya juga bisa berasal dari infeksi bakteri yang dapat menyebabkan radang tenggorokan. Untuk lebih jelasnya berikut adalah penyebab terjadinya radang amandel. \n\n \n Infeksi virus \n \n\n Ada beberapa jenis virus yang biasanya menjadi penyebab tonsilitis. Virus tersebut antara lain, Adenovirus, Influenza, Parainfluenza, Enterovirus serta Mycoplasma. Tak hanya virus tersebut, ada juga virus lain yang dapat menyebabkan radang amandel yaitu Hepatitis A dan HIV. \n\n \n Infeksi bakteri \n \n\n Bakteri juga dapat menyebabkan terjadinya radang amandel dan yang paling sering menyebabkan radang tonsilitis adalah Streptococcus. Penularannya bisa melalui udara yang telah terkontaminasi bakteri. Juga melalui kontak yang terjadi misalnya saat bersin atau saat berbagi alat makan. \n\n \n Biofilm \n \n\n Biofilm adalah kumpulan mikroorganisme biasanya bakteri yang lengket serta membentuk sebuah selimut di atas permukaan tubuh. Radang amandel juga dapat terjadi akibat dari biofilm yang ada pada lipatan amandel. Ini merupakan hasil riset dari Journal of Inflammation Research tahun 2018. \n\n \n Faktor bawaan atau genetik \n \n\n Satu lagi penyebab radang amandel yang tak dapat diabaikan yaitu karena faktor genetik atau bawaan. Kebanyakan tonsilitis yang berasal dari faktor genetik adalah radang amandel yang berulang. \n\n Hal ini biasanya terjadi pada anak yang memiliki kelainan genetik sehingga menyebabkan sistem kekebalan tubuhnya kurang baik. Dengan kekebalan tubuh yang kurang baik menyebabkan tubuh tak mampu melawan serangan bakteri Streptococcus group A. \n\n \n\n Cara Penanganan Radang Amandel \n\n Untuk menangani radang amandel akibat infeksi virus biasanya dapat dilakukan di rumah saja. Dengan cara banyak minum air putih, istirahat yang cukup dan mengkonsumsi obat pereda nyeri. Biasanya radang akan sembuh dalam waktu 7 sampai 10 hari. Jika tonsilitis tak juga sembuh, jangan ragu untuk mengunjungi dokter. Biasanya dokter akan memberikan antibiotik. Atau jika radang amandel benar-benar kronis dan terjadi berulang, dokter juga bisa menyarankan operasi pengangkatan amandel atau tonsilektomi. \n\n Jika sahabat hermina menemukan gejala amandel, konsultasikan langsung dengan dokter spesialis THT di RS. Hermina terdekat atau sahabat hermina juga bisa berkonsultasi secara online dengan dokter spesialis RS. Hermina dengan aplikasi halo hermina. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Sukabumi<\/a><\/li>
- 29 Agustus 2022<\/li><\/ul><\/div>
5 Cara Mencegah Cacar Monyet (Monkeypox)<\/a><\/h3>
Tahukah Sahabat Hermina ? Cacar monyet atau Monkeypox merupakan penyakit akibat infeksi virus langka dari hewan atau virus zoonosis. Umumnya, cacar monyet memiliki gejala yang hampir sama dengan penyakit cacar. Yaitu demam lalu ruam kulit melepuh kemudian menjadi lenting. Gejala lainnya yakni pembengkakan kelenjar getah bening pada ketiak. \n\n Untuk penularan antar manusia, biasanya terjadi melalui kontak langsung dengan lenting atau luka pada kulit. Selain itu bisa juga kontak melalui cairan tubuh, droplet yang berasal dari bersin atau batuk. Menyentuh permukaan kulit yang terkena virus cacar monyet juga bisa menularkan penyakit ini. \n\n \n\n Gejala Atau Tanda Monkeypox \n\n Anak yang telah tertular virus cacar monyet akan menampakkan tanda pertama dalam waktu 6 sampai 16 hari setelah paparan virus. Ketika belum aktif, virus akan memperbanyak dirinya selama masa inkubasi yakni mulai dari 6 sampai 13 hari. Atau bisa juga dalam waktu 5 sampai 21 hari. \n\n Perlu diketahui bahwa selama masa inkubasi, anak yang telah menerima paparan virus dapat menularkannya kepada orang lain. Hal ini dapat membuat penyakit cacar monyet cepat mewabah. \n\n Berdasarkan informasi dari WHO, ada dua periode infeksi saat kemunculan gejala cacar monyet. Dua periode tersebut adalah periode invasi dan erupsi kulit. Saat periode invasi, durasinya selama 0 sampai 5 hari setelah virus menyerang. Beberapa gejala yang timbul dalam masa invasi ini yakni: \n\n \n Demam \n Sakit kepala yang hebat \n Pembengkakan kelenjar getah bening atau limfadenopati dengan tanda munculnya benjolan pada leher, ketiak atau selangkangan \n Punggung sakit \n Otot nyeri \n Asthenia atau lemas yang parah \n \n\n Yang membedakan antara jenis cacar lain dengan cacar monyet adalah adanya pembengkakan kelenjar getah bening. Pasalnya cacar air atau cacar api tak menyebabkan kelenjar getah bening membengkak. \n\n Bagi anak dengan gejala parah, bisa mengalami masalah kesehatan lainnya saat masa invasi ini. anak bisa saja menunjukkan gejala berupa gangguan pernapasan seperti batuk, sakit tenggorokan dan hidung berair. Semua gejala ini umum terjadi pada yang tertular virus melalui mulut atau saluran pernapasan. \n\n Adapun dalam periode erupsi kulit, umumnya terjadi dalam waktu 1 sampai 3 hari setelah demam. Tanda utama yang muncul berupa ruam pada kulit. Kemunculan ruam ini biasanya tampak pada wajah lalu menyebar ke seluruh bagian tubuh. Termasuk pada membran mukosa pada tenggorokan, area kelamin juga jaringan mata dan kornea. \n\n Awalnya ruam akan berbentuk bintik-bintik lalu akan berubah menjadi lenting atau lepuhan yang berisi cairan. Setelah beberapa hari ruam akan mengering dan membentuk seperti kerak di permukaan kulit. \n\n Masa perkembangan ruam ini biasanya memakan waktu kurang lebih 10 hari. Sedangkan proses ruam mengering dan mengelupas sendiri membutuhkan waktu kurang lebih tiga minggu. \n\n \n\n Cara Mengobati Monkeypox \n\n Untuk saat ini, belum ada pengobatan khusus untuk cacar monyet. Hal ini karena penyakit ini dapat sembuh dengan sendirinya dalam waktu 2 sampai 4 minggu dan gejala yang timbul juga ringan. Untuk mencegah penyebaran lebih lanjut dapat menggunakan vaksin cacar atau smallpox. \n\n Selain itu, untuk anak yang sudah tertular sebaiknya mendapatkan perawatan berupa isolasi dengan pantauan dari dokter. \n\n \n\n Cara Mencegah Monkeypox \n\n Seperti halnya penyakit cacar lainnya, cara tepat untuk mencegah cacar monyet adalah dengan menghindari kontak langsung. Terutama kontak dengan pasien yang sudah mengalami infeksi juga terhadap hewan primata dan pengerat. Selain itu ada juga cara lain untuk mencegah penularan cacar monyet. Cara tersebut antara lain: \n\n \n Mencuci tangan menggunakan air dan sabun atau hand sanitizer \n Hindari berbagi penggunaan alat makan \n Menghindari kontak dengan sesama anak yang terinfeksi sampai anak benar-benar sembuh \n Tidak kontak langsung dengan hewan liar atau memakan dagingnya \n Memasak daging sampai benar-benar matang. \n \n\n Cara ini merupakan upaya untuk mencegah penularan cacar monyet. \n\n Jika sahabat hermina menemukan salah satu gejala monkeypox pada anak, konsultasikan langsung dengan dokter spesialis anak di RS. Hermina terdekat atau sahabat hermina juga bisa berkonsultasi secara online dengan dokter spesialis RS. Hermina dengan aplikasi halo hermina. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Metland Cibitung<\/a><\/li>
- 27 Agustus 2022<\/li><\/ul><\/div>
Pentingnya Mencegah Stunting di 1000 Hari Pertama<\/a><\/h3>
Sahabat Hermina tahu kan jika mencegah lebih baik dari pada mengobati? Nah… sama hal nya dengan Stunting. Pentingnya mencegah Stunting lebih dini. Apa sih Stunting itu? Stunting adalah Perawakan pendek yang disebabkan karena kekurangan gizi dalam waktu yang lama ( terutama pada 1000 HPK) \n\n Apa saja penyebab Stunting ? \n\n \n \n Kesehatan dan gizi Ibu yang kurang. \n \n \n\n Ibu stunting, anemia, jarak persalinan terlalu rapat, kehamilan remaja \n\n \n \n Praktek pemberian makan bayi dan anak tidak adekuat. \n \n \n\n Tidak IMD, tidak ASI eksklusif, MPASI kurang berkualitas \n\n \n \n Infeksi pada 1000 HPK \n \n \n\n Pola asuh, sanitasi dan higienitas buruk, sosial ekonomi kurang, minimnya layanan kesehatan \n\n \n\n Bagaimana dampak Stunting? \n\n \n \n Jangka pendek \n\n \n \n Kelemahan sistem imun \n \n \n Gangguan perkembangan otak \n \n \n Prestasi dan IQ rendah \n \n \n \n \n Jangka panjang \n\n \n \n Perawakan pendek \n \n \n Risiko tinggi diabetes, penyakit metabolik saat dewasa \n \n \n Produktivitas kurang \n \n \n \n \n\n Dan ini Cara Pencegahan Stunting \n\n \n \n Nutrisi yg seimbang dan suplemen tambah darah pada ibu hamil \n \n \n Inisiasi menyusui dini dan ASI ekslusif \n \n \n MPASI berkualitas \n \n \n Pantau pertumbuhan dan perkembangan Balita \n \n \n Imunisasi lengkap dan kapsul vitamin A \n \n \n Perilaku hidup bersih dan sehat \n \n \n\n Nah Bunda, jika bunda ingin mengetahui lebih lanjut tentang perkembangan buah hatinya, segera konsultasikan ke dokter Merry Lia Desvina, SpA. \n\n \n\n Untuk pendaftaran ke Spesialis Anak, khususnya ke dokter Merry Lia Desvina, SpA, dapat dilakukan melalui pendaftaran online : \n\n 1. Call Center: 1500 488 \n\n 2. Mobile apps: Halo Hermina (tersedia untuk IOS dan Android) \n\n 3. Website: www.herminahospitals.com \n\n Sehat Bersama RS Hermina Metland Cibitung \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/a><\/span>");
- 27 Agustus 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 29 Agustus 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 29 Agustus 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 29 Agustus 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 29 Agustus 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 06 September 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 19 September 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 22 September 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 23 September 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 23 September 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 23 September 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 26 September 2022<\/li><\/ul><\/div>