- Hermina Solo<\/a><\/li>
- 24 Maret 2024<\/li><\/ul><\/div>
Apa Yang Dimaksud Dengan Sakit Asma ?<\/a><\/h3>
Asma merupakan penyakit heterogen yang biasanya ditandai dengan inflamasi saluran napas kronik yang dapat diderita oleh anak hingga dewasa. Asma ditandai dengan sesak napas, mengi, batuk, gangguan aliran ekspirasi yang terjadi akibat inflamasi kronis, hiperresponsivitas saluran napas (bronkospasme), hipersekresi mukus, dan remodelling saluran napas yang gejalanya dapat bervariasi pada waktu yang berbeda. \nPenyebab pasti dari penyakit asma belum diketahui. Para peneliti berpikir beberapa interaksi faktor genetik dan lingkungan bisa menyebabkan asma, paling sering terjadi pada awal kehidupan. \n\n \nFaktor-faktor ini meliputi: \nKecenderungan untuk mengembangkan alergi, yang disebut atopi (AT-o-pe) \nOrangtua yang memiliki asma \nInfeksi saluran pernapasan tertentu selama masa kanak-kanak (ISPA) \nKontak dengan beberapa alergen udara atau paparan ke beberapa infeksi virus pada masa bayi atau pada anak-anak usia dini ketika sistem kekebalan tubuh berkembang \nGejala dan Ciri Khas Asma yang Harus Diwaspadai \nAsma merupakan salah satu penyakit yang tidak hanya menyerang satu kelompok usia, sehingga penting untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya penyakit asma. Asma adalah peradangan kronik saluran napas yang menyebabkan penyempitan dan hiperaktif saluran napas. Meskipun termasuk salah satu yang tidak dapat sembuh, asma harus tetap mendapatkan penanganan yang intensif untuk menghindari serangan asma berat. \n \nBerikut ini adalah gejala atau ciri khas asma yang harus diwaspadai oleh masyarakat, diantaranya adalah: \nGejala Asma: \n1. Batuk \n2. Sesak napas \n3. Nafas berbunyi atau mengi \n4. Dada terasa berat \n\n \nCiri khas asma: \n1. Seringkali timbul bila ada faktor pencetus, seperti tungau debu rumah, bulu binatang, perubahan cuaca, kecapean atau kelelahan fisik, reaksi dari obat-obatan tertentu, hingga serbuk sari bunga. \n2. Gejala asma sering memburuk pada malam hari atau dini hari \n3. Gejala asma dapat berulang dan diantaranya ada periode bebas serangan \n4. Gejala yang muncul dapat reda dengan pengobatan dan terkadang dapat reda tanpa pengobatan atau spontan. \nDengan mengetahui gejala dan ciri khas dari asma pada poin-poin diatas, masyarakat yang mengalami asma dapat segera melakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan terdekat, untuk mendapatkan penanganan sedini mungkin dari petugas kesehatan, sehingga potensi asma berat dapat segera diminimalisir. \n\n \nBagaimana Mendiagnosis Asma \n\n Penyakit asma didiagnosis berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan penunjang yang dapat digunakan untuk mendiagnosis asma diantaranya: \nTes Spirometri. Tes ini dilakukan dengan tujuan mengukur kinerja paru berdasarkan volume udara dan jumlah total udara yang dihembuskan \nTes provokasi saluran napas. Tes provokasi saluran napas dilakukan untuk memastikan diagnosis hipereaktivitas bronkus atau asma \nPeak flow meter test \nTes oksida nitrat \n\n Pengobatan Asma \nPenderita asma bronkial disarankan untuk rutin menggunakan obat pengontrol asma, serta menghindari sejumlah faktor pemicu asma agar dapat meminimalisir terjadinya serangan asma. Jenis obat pengontrol asma yang biasa diresepkan oleh dokter untuk penderita asma bronkial adalah: \n1. Obat Pengontrol Asma Jangka Pendek \nObat pengontrol asma jangka pendek digunakan untuk meredakan serangan asma akut yang muncul atau kambuh secara tiba-tiba. Obat pengontrol asma jangka pendek yang banyak digunakan adalah salbutamol. \n\n \n2. Obat Pengontrol Asma Jangka Panjang \nSementara itu, obat pengontrol asma jangka panjang biasanya diberikan kepada pasien dengan penyakit asma kronis atau asma persisten. Tujuan pengobatan ini adalah untuk mengontrol keparahan gejala dan mencegah risiko kekambuhan serangan asma. \n\n \n\n Pencegahan Asma \n- Berhenti merokok \n- Hindari paparan asap rokok, debu, polusi udara, bau-bauan yang mengiritasi seperti parfum, obat semprot serangga, deterjen cucian \n- Jangan memelihara hewan seperti burung, anjing dan kucing \n- Gunakan kasur dan bantal sintesis atau jika tidak ada, gunakan kain penutup yang terbuat dari bahan sintesis \n- Usahakan tidak memakai karpet di dalam rumah/kamar tidur \n- Jemur dan tepuk-tepuk kasur secara rutin \n\n \nItulah penjelasan mengenai penyakit asma bronkial yang perlu Anda ketahui. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter jika mengalami beberapa keluhan yang mengarah ke kondisi asma. \n\n \n\n Apabila Sahabat Hermina mengalami gejala serupa, dapat konsultasikan segera ke Dokter Spesialis Paru RS Hermina Solo agar dapat penanganan yang tepat sesuai dengan kondisi pasien ya. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Kemayoran<\/a><\/li>
- 23 Agustus 2023<\/li><\/ul><\/div>
Cairan di Sekitar Paru-Paru (Efusi Pleura)<\/a><\/h3>
Efusi pleura, terkadang disebut sebagai "air di paru-paru", adalah penumpukan cairan berlebih di antara lapisan pleura di luar paru-paru. Pleura adalah selaput tipis yang melapisi paru-paru dan bagian dalam rongga dada dan berfungsi untuk melumasi dan memfasilitasi pernapasan. Biasanya, sejumlah kecil cairan ada di pleura. \n\n Keseriusan kondisi ini bergantung pada penyebab utama efusi pleura, apakah pernapasan terpengaruh, dan apakah penyakit ini dapat diobati secara efektif. Penyebab efusi pleura yang dapat diobati atau dikontrol secara efektif antara lain infeksi akibat virus, pneumonia, atau gagal jantung. Dua faktor yang harus dipertimbangkan adalah pengobatan untuk masalah mekanis terkait serta pengobatan penyebab efusi pleura. \n\n Gejala umum efusi pleura meliputi: \n\n 1. sesak napas \n\n 2. batuk \n\n 3. nyeri dada. \n\n Penumpukan cairan menekan paru-paru, membuat paru-paru sulit mengembang sepenuhnya. Dalam beberapa situasi, sebagian, atau seluruh paru-paru akan kolaps. Ini bisa membuat semakin terengah-engah, bahkan saat beristirahat. Mungkin mengalami nyeri dada dan batuk. \n\n Ada beberapa penyebab efusi pleura yang berbeda. Bagi penderita kanker, efusi pleura seringkali bersifat ganas (lihat di atas). Artinya ada sel kanker di rongga pleura yang menyebabkan penumpukan cairan. Terkadang, efusi pleura dapat terjadi akibat peradangan, penyumbatan paru-paru, trauma, atau kondisi medis lain yang mungkin bukan disebabkan oleh kanker. \n\n Jenis kanker tertentu. Beberapa jenis kanker lebih mungkin menyebabkan efusi pleura. Misalnya, sekitar 40% penderita kanker paru-paru mengalami efusi pleura pada suatu saat selama perjalanan penyakitnya. \n\n 1. Kanker payudara \n\n 2. Kanker paru-paru \n\n 3. Limfoma \n\n 4. Mesothelioma \n\n 5. Kanker ovarium \n\n Efusi pleura juga bisa menjadi tanda kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening. Perawatan kanker. Terapi radiasi, kemoterapi, operasi perut, dan obat-obatan tertentu dapat menyebabkan efusi pleura. Efusi pleura juga dapat terjadi setelah operasi paru-paru. \n\n Kondisi kesehatan lainnya. Efusi pleura juga bisa disebabkan oleh kondisi lain selain kanker. Kondisi tersebut antara lain: \n\n · Penggumpalan darah di paru-paru, disebut juga emboli paru \n\n · Penyakit jantung atau gagal jantung \n\n · Penyakit ginjal \n\n · Penyakit hati \n\n · Radang paru-paru \n\n · Obstruksi jalan napas atau kolaps paru \n\n · Nutrisi yang buruk, menyebabkan kadar protein rendah \n\n Jika merasakan gejala yang menandakan penyakit paru-paru, bicarakan dengan dokter sesegera mungkin. Lantas, kapan sebaiknya ke dokter apabila mengalami gangguan pada paru-paru? Perhatikan gejala yang ada. Gejala yang terjadi terus-menerus, seperti batuk, sesak napas, atau kesulitan bernapas dapat disebabkan oleh kerusakan atau penyakit pada paru-paru dan jaringan di sekitarnya. Masalah paru-paru juga bisa dipicu oleh masalah pada bagian lain dari sistem pernapasan, seperti kotak suara atau batang tenggorokan. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Mekarsari<\/a><\/li>
- 15 Desember 2022<\/li><\/ul><\/div>
JANGAN ABAIKAN GEJALA KANKER PARU<\/a><\/h3>
Kanker paru adalah salah satu penyakit kanker yang banyak diderita oleh masyarakat, terutama mereka yang punya kebiasaan merokok. Penyebab utama kanker paru adalah merokok. Di dalam rokok terdapat zat penyebab kanker (karsinogen) yang memicu kerusakan sel pelapis paru-paru. Perubahan sel dan jaringan pada paru-paru cepat berubah pada perokok berat.Tetapi banyak penderita kanker paru telat mendapat pertolongan karena terlambat atau tidak menyadarai gejala-gejala yang muncul. Karena terlambat antisipasi, maka keberhasilan pengobatannya pun menjadi rendah karena mengabaikan berbagai gejala yang muncul sejak awal. Oleh karenanya kita patut mengenali beberapa gejala kanker paru yang terkadang sering diabaikan berikut ini : \n\n Batuk terus-menerus \n\n Batuk bisa disebabkan oleh penyakit yang ringan, seperti terkena flu atau alergi. Tapi kalau batuk terus menerus tidak berhenti dalam waktu yang lama, mungkin saja ini salah satu tanda penyakit yang lebih serius dan salah satunya adalah kanker paru. \n\n Batuk berdarah \n\n Batuk yang disertai dengan darah sudah pasti bukan pertanda baik bagi kesehatan tubuh seseorang. Batuk yang disertai dengan darah mungkin saja salah satu gejala kanker paru walaupun memang untuk memastikannya perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. \n\n Sesak napas \n\n Kalau secara tiba-tiba napas jadi terengah-engah saat naik tangga atau sekedar jalan biasa, mungkin saja itu salah satu kanker paru, apalagi kalau disertai gejala-gejala lainnya. Kesulitan bernapas ketika sedang duduk atau berbaring bisa jadi salah satu gejala. Karena itulah segera periksakan diri ke dokter jika gejala tersebut muncul. \n\n Asma \n\n Kalau Anda didiagnosis terkena asma saat sudah dewasa atau usia sudah tua sebaiknya lebih waspada karena bisa saja itu salah satu tanda kanker paru. Menurut Flores, asma memang bisa jadi gejala kanker paru yang tidak biasa karena itu sangat disarankan untuk segera melakukan skrining untuk mengetahui ada atau tidaknya tumor ganas di organ paru. \n\n Nyeri dada \n\n Selain jadi salah satu tanda dan gejala serangan jantung, nyeri dada juga bisa jadi salah satu gejala kanker paru. Tandanya, dada, punggung, sampai bahu sering terasa sakit dan seringkali juga disertai rasa sesak di dada. \n\n Merasa sangat lelah \n\n Berat badan yang turun dan berkurangnya napsu makan bisa jadi tanda kanker paru-paru. Selain itu, gejala ini akan diikuti rasa lelah berlebihan, padahal kita hanya melakukan kegiatan sehari-hari seperti biasa. \n\n Rasa sakit di seluruh tubuh \n\n Diawali dengan sakit kepala, lalu keseimbangan terganggu kemudian mati rasa pada tungkau bisa jadi tanda atau gejala kanker paru. Bahkan bisa saja kanker telah menyebar ke otak atau sumsum tulang belakang. Sedangkan kalau kulit dan mata menunging mungkin saja kanker sudah menyebar ke organ hati sampai kelenjar getah bening. Kanker paru tidak jarang tidak menunjukkan tanda atau gejala sampai sudah stadium lanjut dan karena itulah banyak mereka yang menderita kanker paru baru terdiagnosis terkena kanker paru saat sudah menyebar ke bagian tubuh yang lain. Di sinilah pentingnya untuk menerapkan gaya hidup sehat agar risiko terkena kanker paru bisa dikurangi. \n\n Kanker paru-paru bisa diobati dengan berbagai cara, tergantung kondisi penderita dan tingkat keparahan kanker. Penanganan utama terhadap kanker paru-paru stadium awal adalah dengan operasi. Jika kanker telah mencapai stadium lanjut, maka penanganan dapat dilakukan dengan radioterapi dan kemoterapi. \n\n Pencegahan adalah cara paling murah untuk mengurangi perkembangan kanker paru. Menghilangkan kebiasaan merokok adalah tujuan utama langkah pencegahan kanker paru, dan berhenti merokok merupakan salah satu pencegahan yang penting dalam proses ini. Bagi seseorang yang berisiko terkena kanker paru-paru, pemeriksaan rutin sebaiknya dilakukan. Selain itu, disarankan untuk berolahraga secara rutin dan mengonsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Kemayoran<\/a><\/li>
- 28 Oktober 2022<\/li><\/ul><\/div>
Untuk Anak Dengan Penyakit Ginjal, Apa penyebab penyakit ginjal kronis pada anak?<\/a><\/h3>
Ketika berfokus pada kesehatan anak, banyak dari kita, orang tua, ahli gizi, dokter anak, memiliki kecenderungan terhadap obesitas dan penyakit yang berhubungan dengan jantung. Fungsi ginjal juga penting untuk menjaga kesehatan tubuh dan penting bagi orang tua untuk mengawasi fungsi ginjal anak-anak mereka saat memberi makan dan membesarkan. Sehingga menjadi penting untuk menciptakan kesadaran tentang penyakit ginjal yang rentan diderita anak, yang dapat mempengaruhi jutaan orang di seluruh dunia, termasuk anak kecil, yang mungkin berada di bawah risiko gangguan/penyakit ginjal pada usia dini. \n\n Ketika orang tua pertama kali mendengar anak mereka menderita penyakit ginjal, mereka mungkin bertanya-tanya apa yang bisa mereka lakukan untuk mencegahnya. Perasaan ini biasa terjadi. Namun, dalam kebanyakan kasus, tidak mungkin ada orang yang tahu bahwa anak mereka akan terkena penyakit ginjal dan biasanya tidak ada yang bisa dilakukan untuk menghentikannya. Berfokus pada apa yang dapat dilakukan sekarang, seperti mendapatkan perawatan yang tepat, mengikuti saran dokter, bekerja dengan tim kesehatan anak dan mempelajari semua yang bisa tentang penyakit ini, adalah cara terbaik untuk membantu anak setelah diagnosis. \n\n Ginjal terdiri dari jutaan unit penyaringan kecil yang disebut nefron dan terletak tepat di bawah tulang rusuk di kedua sisi tulang belakang. Tugas ginjal adalah membersihkan darah, menjaga keseimbangan garam dan air, dan membantu mengatur tekanan darah dan sel darah merah. Cairan ekstra dan limbah yang dikeluarkan ginjal dari darah diteruskan ke kandung kemih dan kemudian keluar dari tubuh sebagai urin. \n\n Ada banyak jenis penyakit ginjal yang menyerang anak-anak. Beberapa bersifat sementara dan dapat diobati. Bentuk lain dari penyakit ginjal bersifat jangka panjang dan dapat mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan, dan pencapaian psikososial/pendidikan anak. \n\n Berbagai penyakit ginjal meliputi: \n\n \n Kelainan bawaan atau cacat lahir, seperti memiliki ginjal yang tidak terbentuk dengan baik, satu ginjal, ginjal dengan fungsi berkurang, atau ginjal yang tidak mengalir dengan baik ke kandung kemih \n Penyakit ginjal polikistik dan sindrom Alport, contoh penyakit ginjal herediter, yang berarti diturunkan dalam keluarga Lupus, vaskulitis (radang pembuluh darah), hipertensi yang tidak terkontrol, dan diabetes, yang dianggap sebagai penyakit ginjal sistemik \n Gangguan penyaringan ginjal dan sindrom nefrotik, kondisi yang menyebabkan protein bocor ke dalam urin \n \n\n Penyakit ginjal akut dapat disebabkan oleh: \n\n Kurangnya aliran darah ke ginjal untuk jangka waktu tertentu, seperti karena kehilangan darah, pembedahan, atau syok \n\n \n Penyumbatan di saluran kemih \n Mengkonsumsi obat-obatan yang dapat menyebabkan masalah ginjal \n Setiap kondisi yang dapat memperlambat atau menghalangi oksigen dan darah ke ginjal, seperti henti jantung \n Sindrom uremik hemolitik. Hal ini biasanya disebabkan oleh infeksi E.coli. Gagal ginjal berkembang karena struktur kecil dan pembuluh darah di ginjal tersumbat. \n Glomerulonefritis. Ini adalah jenis penyakit ginjal yang terjadi di bagian ginjal yang disebut glomeruli. Glomeruli menjadi meradang dan merusak cara ginjal menyaring urin. \n \n\n Jika Anak mengalami gejala ringan langsung konsultasikan dengan dokter dan dapatkan saran yang relevan mengenai kemungkinan perawatan pencegahan dini. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Kemayoran<\/a><\/li>
- 27 Oktober 2022<\/li><\/ul><\/div>
Bisakah rokok elektrik menyebabkan paru-paru popcorn?<\/a><\/h3>
Baik merokok dan vaping melibatkan pemanasan suatu zat dan menghirup asap yang dihasilkan. Dengan rokok tradisional, Sahabat Hermina menghirup asap dari pembakaran tembakau. Dengan vaping, perangkat (biasanya pena vape atau mod — pena vape yang disempurnakan — yang mungkin terlihat seperti flash drive) memanaskan cairan (disebut jus vape atau e-liquid) hingga berubah menjadi uap yang Sahabat Hermina hirup.Sejak popularitas vaping meningkat, istilah "paru-paru popcorn" telah menjadi arus utama adalah cara yang hampir menggelikan, jika ada yang lucu tentang obstruksi paru. \n\n Jadi apa itu paru-paru popcorn? \n\n Nama medisnya adalah "bronchiolitis obliterans," sayangnya disingkat BO - jika memalukan untuk bertanya kepada dokter apakah Anda mungkin menderita "popcorn lung", coba tanyakan kepada dokter apakah Anda menderita BO. Bronkiolitis obliterans dapat terjadi akibat paparan berbagai bahan kimia yang menyebabkan peradangan dan penyumbatan bronkiolus, saluran terkecil di paru-paru. \n\n Pada korban bronkiolitis obliterans, jaringan parut pada jaringan paru-paru menghalangi saluran udara dan mencegah paru-paru berfungsi dengan baik. Gejalanya sangat mirip dengan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), tetapi gejala bronkiolitis dapat muncul hanya dalam 2-8 minggu, sedangkan PPOK biasanya membutuhkan waktu bertahun-tahun atau bahkan puluhan tahun untuk berkembang. \n\n Gejala awal bronkiolitis obliteratif meliputi: \n\n \n Batuk kering \n Sesak napas \n Toleransi aktivitas berkurang \n Mengi (tanpa pilek atau asma) \n Kelelahan \n \n\n Meskipun paru-paru popcorn adalah penyakit yang sangat langka, gejala awalnya mirip dengan flu biasa. Selama beberapa minggu atau bulan, gejala tersebut berkembang dan menjadi lebih parah. Akhirnya penyakit ini menyebabkan berbagai masalah berat dengan pernapasan dan penyerapan oksigen. Tidak diobati, paru-paru popcorn menyebabkan kematian akibat gagal napas dalam beberapa bulan atau tahun. Tidak ada obat untuk paru-paru popcorn, tetapi pengobatan terkadang dapat memperlambat perkembangannya. Tergantung pada penyebabnya, paru-paru popcorn terkadang diobati dengan antibiotik, obat imunosupresif, atau kortikosteroid. Obat batuk atau oksigen dapat diberikan untuk membantu mengelola gejala. Kasus yang parah mungkin memerlukan transplantasi paru-paru. \n\n Paru-paru popcorn bisa sulit didiagnosis. Meskipun CT scan dan tes fungsi paru dapat memberikan petunjuk yang kuat, satu-satunya cara yang benar-benar dapat diandalkan untuk mengidentifikasi penyakit ini adalah melalui biopsi paru bedah. Dan terkadang beberapa sampel biopsi diperlukan untuk memastikannya. Mulailah sejak dini dengan merawat paru-paru Sahabat Hermina sebaik mungkin. Sahabat Hermina dapat melakukannya dengan cara berikut: \n\n \n Hindari penggunaan tembakau dan rokok elektrik serta hindari asap rokok dan tempat-tempat yang tercemar. \n Hindari infeksi bila memungkinkan. Infeksi tertentu dapat merusak paru-paru Anda. \n Ikuti saran penyedia layanan kesehatan Anda tentang menjaga perlindungan vaksin. \n Jika Sahabat Hermina bekerja di sekitar zat berbahaya, selalu kenakan alat pelindung diri. \n \n\n Pastikan menghubungi penyedia layanan kesehatan jika memiliki gejala yang baru atau memburuk. dapat diobati dan tidak menyebabkan kerusakan tambahan pada paru-paru Sahabat Hermina. Jika memiliki penyakit kronis, mungkin perlu bergabung dengan kelompok pendukung. Terkadang berbagi dengan orang lain yang memiliki masalah serupa memberi Sahabat Hermina jawaban dan perspektif yang mungkin tidak Sahabat Hermina temukan di tempat lain. Sistem pendukung mungkin juga berguna bagi pengasuh, keluarga, dan teman. Waktu yang Tepat untuk Bertemu dengan Dokter Paru, Sahabat Hermina dapat menemui dokter paru setelah mendapat arahan atau rujukan dari dokter umum. Selain itu, Sahabat Hermina juga bisa memeriksakan diri ke dokter paru jika mengalami beberapa gejala terkait gangguan saluran pernapasan, seperti batuk parah atau kronis Batuk berdarah Sesak napas Nyeri di bagian dada Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Mutiara Bunda Salatiga<\/a><\/li>
- 05 Oktober 2022<\/li><\/ul><\/div>
Bangsal Kemuning (Penyakit Paru)<\/a><\/h3>
Sahabt Hermina, kerap mengalami sesak napas, batuk berkepanjangan, atau suara napas yang berbunyi (mengi) bisa menjadi tanda adanya masalah pada paru-paru. Apa saja jenis penyakit paru yang umum terjadi? Simak artikel berikut ini agar Anda dapat mengantisipasinya. \n\n Paru-paru merupakan salah satu organ yang berperan penting dalam menjalankan sistem respirasi (pernapasan). Saat udara mencapai paru-paru, akan terjadi pertukaran antara oksigen dari luar tubuh dengan karbon dioksida dari dalam darah. Jika paru-paru mengalami gangguan, maka proses ini pun akan ikut terganggu. \n\n Macam-Macam Penyakit Paru-paru \n\n Berikut ini adalah macam-macam penyakit yang dapat menyerang paru-paru: \n\n 1. Pneumonia \n\n Pneumonia adalah infeksi yang menyebabkan kantung-kantung udara di dalam paru menjadi meradang dan membengkak. Pneumonia sering kali disebut dengan paru-paru basah, sebab pada kondisi ini, paru-paru bisa dipenuhi oleh cairan atau nanah. \n\n Penyebab pneumonia adalah infeksi bakteri, virus, atau jamur. Penularan infeksi ini terjadi melalui udara yang terkontaminasi kuman dari penderita yang bersin atau batuk. \n\n 2. Tuberkulosis \n\n Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit paru-paru yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini tidak hanya menyerang paru-paru, tapi juga bisa menyebar ke bagian tubuh lain, seperti tulang, kelenjar getah bening, sistem saraf pusat, dan ginjal. \n\n Bakteri TBC menyebar di udara melalui percikan dahak atau cairan dari saluran pernapasan penderitanya, misalnya saat batuk atau bersin. \n\n 3. Bronkitis. \n\n Bronkitis adalah peradangan yang terjadi pada percabangan saluran udara yang menuju ke paru-paru atau bronkus. Salah satu penyebab yang paling sering adalah infeksi virus. \n\n Virus penyebab bronkitis biasanya ditularkan dari penderita melalui percikan dahak yang dikeluarkannya. Jika percikan dahak terhirup atau tertelan oleh orang lain, maka virus akan menginfeksi saluran bronkus orang tersebut. \n\n 4. Penyakit paru obstruktif kronis \n\n Penyakit paru-paru obstruktif kronis (PPOK) adalah peradangan paru kronis yang menyebabkan terjadinya gangguan aliran udara baik menuju dan dari paru-paru. Ada dua jenis gangguan yang terjadi pada PPOK, yaitu bronkitis kronis dan emfisema. \n\n Pada bronkitis kronis, peradangan terjadi pada dinding bronkus (saluran yang membawa udara dari dan menuju ke paru-paru). Sedangkan pada emfisema, peradangan atau kerusakan terjadi pada aveoli (kantung kecil pada paru-paru). \n\n Faktor utama yang meningkatkan risiko terjadinya PPOK adalah paparan asap rokok dalam jangka panjang, baik secara aktif maupun pasif. Sedangkan faktor risiko lainnya adalah paparan debu, asap bahan bakar, dan uap bahan kimia. \n\n 5. Asma \n\n Asma adalah penyakit kronis yang ditandai dengan peradangan dan penyempitan saluran pernapasan, sehingga menyebabkan sesak napas. \n\n Penderita asma umumnya memiliki saluran pernapasan yang lebih sensitif. Saat penderita asma terpapar alergen atau pemicu, saluran pernapasannya akan meradang, membengkak, dan menyempit. Hal ini akan membuat aliran udara menjadi terhambat. Selain itu, akan terjadi peningkatan produksi dahak yang membuat penderitanya semakin sulit bernapas. \n\n Ada beberapa hal yang bisa memicu munculnya serangan asma, seperti paparan debu, asap rokok, bulu binatang, udara dingin, virus, dan zat kimia. \n\n Itulah macam-macam penyakit paru yang perlu Anda ketahui dan waspadai. Jika Anda kerap mengalami batuk berkepanjangan, sesak napas, napas berbunyi (mengi), atau bahkan nyeri dada, jangan ragu untuk memeriksakan diri ke dokter agar bisa diberikan penanganan yang tepat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Sukabumi<\/a><\/li>
- 23 Juni 2022<\/li><\/ul><\/div>
Penyakit Asma<\/a><\/h3>
Asma adalah sebuah penyakit kronis yang terjadi pada saluran pernapasan. Penyakit ini ditandai dengan penyempitan dan peradangan yang terjadi pada saluran napas sehingga penderita mengalami sesak atau kesulitan bernapas. Selain kesulitas bernapas penyakit asma juga dapat menimbulkan gejala seperti batuk - batuk, nyeri pada dada dan mengik. Asma dapat terjadi pada semua golongan usia baik anak maupun dewasa. Bagi sahabat hermina yang memiliki penyakit asma biasanya memiliki saluran napas yang lebih sensitif, sehingga ketika paru - paru teriritasi oleh sesuatu yang memicu alergi (debu, bulu binatang, asap rokok, udara dingin dan lembab, dll) maka otot-otot saluran pernapasan pada pengidap asma menjadi kaku dan menyempit. \n\n \n\n Penyebab \n\n Penyakit Asma dapat disebabkan oleh alergi yang dipicu oleh debu, bulu binatang, asap rokok, udara dingin dan lembab, atau infeksi virus. Meskipun penyebab utama dari penyakit asma belum dapat diketahui, ada beberapa penyebab yang dapat memicu kemunculan gejala penyakit asma, antara lain : \n\n \n \n Debu \n \n \n Bulu binatang \n \n \n Paparan asap rokok \n \n \n udara dingin dan lembab \n \n \n Asam lambung sedang naik \n \n \n Infeksi virus \n \n \n Olahraga \n \n \n Kehamilan \n \n \n Lingkungan \n \n \n\n Selain beberapa faktor pemicu diatas, Faktor genetik juga dapat menjadi salah satu penyebab seseorang menderita penyakit asma. \n\n Gejala \n\n Asma dapat terjadi pada semua golongan usia baik anak maupun dewasa sehingga gejala Asma yang dirasakan oleh penderita bisa berbeda-beda. Namun ada beberapa tanda gejala yang umum terjadi antara lain : \n\n \n \n Batuk-batuk dan mengi \n \n \n Sulit tidur dikarenakan sesak napas \n \n \n Sering terbangun di malam hari karena sesak napas \n \n \n Mengalami sesak napas terutama pada malam hari \n \n \n Nyeri atau sakit pada dada \n \n \n\n Selain gejala umum yang terjadi, gejala asma juga dianggap dianggap berat bila : \n\n \n \n Terjadi serangan asma setiap hari \n \n \n Sesak napas yang cukup berat \n \n \n Harus sering memakai inhaler atau obat semprot asma setiap hari \n \n \n\n Pada kondisi gejala berat, segeralah sahabat hermina datang ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapat penanganan medis yang lebih tepat. \n\n \n\n Pengobatan \n\n Dalam pengobatan asma harus dengan pengawasan dari dokter, karena pengobatan asma disesuaika dengan golongan usia. Tujuannya adalah untuk meredakan gejala asma mencegah kekambuhan gejala, serta mengurangi pembengkakan dan penyempitan pada saluran pernapasan. Dalam pengobatan asma, ada dua hal yang perlu dilakukan, yaitu dengan meredakan dan mencegah gejala asma kambuh. Sehingga penting untuk sahabat hermina menjalanin pengobatan. Beberapa upaya yang sapat sahabat hermina lakukan untuk menghindari kambuhnya penyakit asma, diantaranya adalah : \n\n \n \n Mengetahui pemicu munculnya gejala asma dan menghindarinya \n \n \n Membawa inhaler sebagai pengobatan saat gejala asma kambuh yang direkomedasikan oleh dokter \n \n \n Melakukan pemeriksaan ke dokter bila gejala tidak juga membaik setelah menjalani pengobatan \n \n \n\n Jika Sahabat Hermina merasa penyakit asma tidak kunjung membaik, segeralah melakukan konsultasi dengan dokter di RS. Hermina terdekat, atau sahabat hermina juga bisa berkonsultasi secara online dengan dokter spesialis RS. Hermina dengan aplikasi halo hermina. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Daan Mogot<\/a><\/li>
- 22 November 2021<\/li><\/ul><\/div>
Bronkiektasis yang sering dianggap Asma<\/a><\/h3>
Apa itu bronkiektasis? \n\n Bronkiektasis adalah suatu penyakit peradangan saluran napas kronik dengan karakteristik dan gejala klinis batuk kronik, peningkatan produksi dahak dan infeksi saluran napas serta gambaran radiologis abnormal dengan pelebaran atau dilatasi saluran napas yang menetap. \n\n Data di seluruh dunia menegaskan bahwa angka kesakitan dan beban perawatan kesehatan akibat bronkiektasis cukup tinggi sehingga dari aspek sosio-ekonomi dapat memberikan dampak yang kurang menguntungkan pada suatu negara. Angka eksaserbasi dan perawatan di rumah sakit yang tinggi sejalan dengan peningkatan angka kematian akibat bronkiektasis. \n\n \n\n Gejala bronkiektasis \n\n Gejala bronkiektasis yang utama adalah batuk berdahak yang tidak kunjung berhenti walaupun telah diobati dengan obat batuk. Dahak yang terdapat pada batuk penderita bronkiektasis dapat berwarna bening, kuning, kehijauan bahkan mengandung darah. \n\n Gejala lainnya dapat berupa : \n\n \n Sesak napas \n Napas berbunyi (mengi) \n Infeksi saluran napas berulang \n Penurunan berat badan \n \n\n \n\n \n\n Penyebab Bronkiektasis \n\n \n\n \n\n \n Infeksi primer \n Obstruksi bronkus \n Pajanan asap rokok \n Sindrom Young \n Diskinesia siliar primer \n Aspergilosis bronkopulmoner alergik \n Keadaan imunodefisiensi \n Defisiensi alfa 1-antitripsin \n Penyakit reumatik berupa rheumatoid arthritis dan sindrom Sjorgen. \n \n\n \n\n Penyebab bronkiektasis yang utama di Indonesia adalah infeksi tuberculosis dan asap rokok, karena kedua hal tersebut menyebabkan kerusakan struktur saluran napas. \n\n \n\n Perbedaan Bronkiektasis dengan Asma \n\n Walaupun memiliki gejala yang mirip seperti asma bahkan sering kali disebut asma oleh penderitanya, namun bronkiektasis berbeda dengan asma, yang paling utama adalah asma bersifat reversibel atau sesak pada asma dengan pemberian pelega saluran napas dapat kembali membaik sempurna sedangkan bronkiektasis semakin sering mengalami sesak akan semakin memperburuk kondisi dan kualitas hidup pasien. Pada asma juga tidak terdapat kelainan pada radiologis dan tidak disertai batuk darah, sedangkan pada bronkiektasis karena sering disebabkan oleh infeksi pernapasan yang berulang sehingga terdapat perubahan struktur saluran napas, pada bronkiektasis juga sering kali disertai dengan batuk darah. \n\n \n\n Bronkiektasis dapat diketahui dengan pemeriksaan foto thoraks dan fungsi paru yang biasa dikenal dengan spirometri. \n\n Bronkiektasis tidak dapat disembuhkan namun dapat terkontrol baik apabila penderita secara rutin memeriksakan diri ke dokter, terdapat beberapa langkah meringankan gejala bronkiektasis yaitu : \n\n \n Berhenti merokok \n Vaksin cacar, rubella dan batuk rejan \n Terapi oksigen untuk penderita dengan kekurangan oksigen berat \n Nutrisi dan psikologi \n Vaksin flu tahunan \n Vaksin pneumococcal \n Latihan fisik \n Menjaga cairan tubuh \n \n\n \n\n Bronkiektasis juga dapat menyebabkan komplikasi berupa gagal jantung kanan sehingga tidak dapat dianggap remeh. \n\n \n\n \n\n Waspadai bronkiektasis jika terjadi hal-hal di bawah ini : \n\n \n Sesak berat dan tidak berkurang dengan pemberian obat pelega biasa \n Bibir dan ujung-ujung jari membiru \n Batuk darah hebat \n Sesak disertai demam tinggi yang tidak kunjung reda \n \n\n \n \nSegera konsultasi ke dokter jika mengalami gejala bronkiektasis. Jika kamu atau anggota keluarga memiliki tanda dan gejala di atas, segeralah berbicara dengan dokter guna mendapatkan penanganan yang tepat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Bogor<\/a><\/li>
- 11 Mei 2021<\/li><\/ul><\/div>
Asma: Penyebab, Gejala, dan Pengobatan<\/a><\/h3>
Asma adalah salah satu jenis penyakit kronis pada saluran pernapasan yang ditandai dengan penyempitan dan peradangan pada saluran napas yang menimbulkan sesak atau sulit bernapas. Selain sesak napas, penderita penyakit asma juga mengalami gejala lain sepert batuk–batuk, nyeri dada, dan mengi (suara bernada tinggi yang terdengar saat sedang bernapas). \n\n \n\n \n\n Penyebab Penyakit Asma \n\n \n\n Asma dapat disebabkan oleh bulu binatang, asap rokok, udara dingin, debu, infeksi virus atau bahkan terkena paparan zat kimia. Namun, sampai saat ini penyebab penyakit asma belum dapat diketahui secara pasti. \n\n \n\n Meskipun begitu, ada beberapa penyebab yang dapat memicu kemunculan gejala penyakit ini, antara lain: \n\n \n Mengalami infeksi paru-para saat masih anak-anak \n Lahir dengan berat badan rendah atau lahir dengan prematur \n Efek samping obat seperti penghilang rasa sakit \n Cuaca dan udara yang lembab dan berjamur \n Asam lambung sedang naik \n \n\n \n\n \n\n Gejala Penyakit Asma \n\n \n\n Gejala Asma yang dirasakan oleh penderita bisa berbeda-beda. Namun beberapa tanda-tanda gejala yang umum antara lain: \n\n \n Susah tidur dikarenakan sesak napas, batuk-batuk dan mengi \n Mengalami sesak napas \n Terasa sakit atau nyeri pada dada \n Mengi saat bernapas \n \n\n \n\n Gejala penyakit asma yang dianggap parah apabila penderita merasakan: \n\n \n Asma sering kambuh \n Sesak napas yang cukup berat \n Harus sering memakai inhaler atau obat semprot asma \n \n\n \n\n \n\n Diagnosis Penyakit Asma \n\n \n\n Untuk mengetahui apakah seseorang menderita asma, maka diperlukan sejumlah tes. Namun sebelum tes dilakukan, dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan dimulai dari wawancara pasien dan menanyakan pertanyaan seputar gejala yang pasien rasakan, seperti kapan gejala itu muncul atau dirasakan. \n\n \n\n Jika seluruh pertanyaan yang dokter tanyakan pada pasien atau penderita mengarah pada penyakit asma, maka selanjutnya pasien bisa melakukan tes untuk memperkuat diagnosis, Seperti: \n\n - Spiromatri \n\n Penderita akan diminta untuk narik napas dalam-dalam dan menghembuskan secepat mungkin ke dalam alat spirometer. Tes ditujukan untuk mengukur kinerja paru-paru pada volume udara yang dapat dihembuskan oleh pasien dalam satu detik. \n\n \n\n - Tes Kadar Arus Ekspirasi Puncak \n\n Tes ini bertujuan untuk mengukur tingkat embusan udara. Pasien akan di minta mengembuskan napas secepat mungkin ke dalam alat Peak Flow Meter (PFM). Hasilnya akan memperlihatkan seberapa cepat pasien dapat menghembuskan udara dalam satu kali nafas. \n\n \n\n - Pemeriksaan Alergi \n\n Dokter akan melakukan tes alergi kepada pasien untuk mengetahui gejala asma yang terjadi karena alergi. \n\n \n\n Apabila dokter mencurigai sesak napas bukan sebagai gejala penyakit asma melainkan infeksi paru-paru, maka CT scan akan dilakukan. \n\n \n\n \n\n Pengobatan Asma \n\n \n\n Dalam pengobatan asma, ada dua hal yang perlu dilakukan, yakni meredakan dan mencegah gejala asma kambuh. Karena itu, penting untuk menjalanin pengobatan. \n\n \n\n Pengidap asma juga harus menghindari dari berbagai macam hal yang dapat menjadi pemicu asma kambuh. Dokter biasanya merekomendasikan inhaler sebagai pengobatan saat gejala asma kambuh muncul. Namun, penggunaan inhaler juga berpotensi menyebabkan efek samping bagi pengguna inhaler. \n\n \n\n Apabila terjadi serangan asma dengan gejala yang parah, meskipun sudah melakukan penangan dengan inhaler maupun obat dari dokter, maka perlu tindakan medis di rumah sakit, karena asma juga dapat membahayakan nyawa penderitanya. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Padang<\/a><\/li>
- 10 Mei 2021<\/li><\/ul><\/div>
Asma: Faktor Penyebab, Gejala, Pengobatan dan Pencegahan<\/a><\/h3>
Sahabat Hermina, apakah Anda sering merasa sesak napas? Apakah itu gejala asma? Bagaimana langkah-langkah pencegahan asma yang tepat? \n\n \n\n Mari kita ketahui lebih lanjut informasi seputar faktor, gejala, pengobatan hingga cara pencegahan asma. Asma adalah suatu kelainan berupa peradangan kronik saluran napas yang menyebabkan penyempitan saluran napas (hiperaktifitas bronkus) sehingga menyebabkan gejala episodik berulang berupa mengi, sesak napas, dada terasa berat, dan batuk terutama pada malam atau dini hari. \n\n \n\n Penyebab pasti dari penyakit asma belum diketahui. Para peneliti berpikir beberapa interaksi faktor genetik dan lingkungan bisa menyebabkan asma, paling sering terjadi pada awal kehidupan. Apa saja faktor penyebab tersebut? \n\n \n Kecenderungan untuk mengembangkan alergi, yang disebut atopi \n Orangtua yang memiliki asma \n Infeksi saluran pernapasan tertentu selama masa kanak-kanak \n Kontak dengan beberapa alergen udara atau paparan ke beberapa infeksi virus pada masa bayi atau pada anak-anak usia dini ketika sistem kekebalan tubuh berkembang \n \n\n \n\n Adapun gejala-gejala yang muncul pada penderita asma antara lain: batuk berdahak, sesak napas, napas berbunyi (mengi), ada riwayat alergi, ada riwayat asma dalam keluarga. Gejala-gejala tersebut juga mempunyai ciri khas karena adanya faktor pencetus, berulang atau hilang timbul, memburuk pada malam hari, dapat reda spontan dengan atau tanpa pengobatan. \n\n \n\n Faktor pencetus adalah faktor yang dapat memicu timbulnya asma. Tiap individu mempunyai faktor pencetus yang tidak selalu sama atau berbeda. Adapun faktor-faktor pencetus asma antara lain: \n\n \n Bulu binatang \n Asap rokok \n Asap rumah tangga \n Debu pada bantal dan kasur \n Bau-bauan yang menusuk \n Obat semprot pembunuh serangga \n Tepung sari dan bunga/tumbuhan \n Perubahan cuaca \n Kecapaian, kelelahan \n Psikologis/stres \n Sakit flu \n Makanan/minuman tertentu: ikan laut, udang, kedelai, telur, susu, minuman bersoda. \n Obat-obatan tertentu: aspirin, antibiotik, steroid \n \n\n \n\n \n\n Apa yang perlu Sahabat Hermina lakukan untuk mengobati penyakit asma? \n\n Dalam pengobatan asma ada dua hal yang perlu dilakukan, yakni meredakan gejala dan mencegah gejala kambuh. Oleh karena itu, penting untuk menjalani pengobatan ke dokter, sehingga dapat diberikan obat untuk mengatasi asma. \n\n \n\n Di samping melakukan pengobatan, pengidap asma juga harus menghindari hal-hal yang dapat menjadi pemicu asma kambuh. Biasanya, dokter akan merekomendasikan inhaler sabagai pengobatan saat gejala asma muncul. Namun, penggunaan inhaler juga berpotensi menyebabkan efek samping bagi pengguna. Efek samping inhaler yang ringan, yaitu: \n\n \n Pusing yang disertai sakit kepala. \n Mengalami insomnia atau susah tidur. \n Rasa nyeri pada otot. \n Hidung tersumbat hingga meler. \n Kering pada mulut dan tenggorokan. \n Batuk meski bukan karena sedang sakit. \n Sakit tenggorokan hingga suara serak. \n \n\n \n\n Ada pula efek samping berat yang mesti diwaspadai. Sebaiknya segera hubungi dokter jika mengalami efek samping sebagai berikut: \n\n \n Muncul rasa nyeri di dada, jantung berdenyut tidak beraturan. \n Tremor pada tangan. \n Muncul gejala kecemasan. \n Tekanan darah menjadi tinggi. \n Menurunnya kadar kalium dalam darah, yang apabila dibiarkan dapat menyebabkan rasa haus yang ekstrim, otot melemah dan lemas. \n Kesulitan bernapas. \n \n\n \n\n Efek samping dari inhaler dengan hormon steroid antara lain: \n\n \n Sakit mulut. \n Infeksi fungi pada mulut. \n Tulang melemah pada dewasa. \n Muncul glaukoma atau cairan di dalam mata, tekanan darah tinggi di mata bisa muncul dalam penggunaan jangka panjang. \n \n\n \n\n Apabila terjadi serangan asma dengan gejala yang semakin parah, meskipun sudah melakukan penanganan dengan inhaler maupun obat, maka perlu tindakan medis di rumah sakit. Pasalnya, asma juga dapat membahayakan nyawa penderita. \n\n \n\n \n\n Pencegahan Asma \n\n Sahabat Hermina, asma merupakan jenis penyakit yang dapat dikendalikan dengan mengatur pola hidup sehat. Selain itu, sebaiknya perhatikan beberapa hal berikut untuk memaksimalkan pencegahan asma: \n\n \n Mengenali dan menghindari pemicu asma. \n Mengikuti anjuran rencana penanganan asma dari dokter. \n Melakukan langkah pengobatan yang tepat dengan mengenali penyebab serangan asma. \n Menggunakan obat-obatan asma yang telah dianjurkan oleh dokter secara teratur. \n Memonitor kondisi saluran napas. \n \n\n \n\n Perlu diperhatikan, penggunaan inhaler dapat meningkatkan reaksi asma. Oleh karena itu, wajib untuk mendiskusikannya dengan dokter, supaya rencana penanganan asma disesuaikan dengan kebutuhan. Vaksinasi flu dan pneumonia pun sangat disarankan untuk dilakukan, supaya asma tidak memburuk. \n\n \n\n Jika ada keluhan tentang kesehatan Anda, segera periksa diri anda ke dokter. Jangan lupa cek kondisi kesehatan kita secara teratur untuk dapat membantu menemukan permasalahan dalam tubuh sebelum ada gejala terlihat. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/span>");
- 10 Mei 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 11 Mei 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 22 November 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 23 Juni 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 05 Oktober 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 27 Oktober 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 28 Oktober 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 15 Desember 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 23 Agustus 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 24 Maret 2024<\/li><\/ul><\/div>